#18

1 hari, 2 hari, 3 hari, 1 minggu, tak ada satu orang pun yang datang ke tempat praktek Grace. Ia senang sekaligus sedih. Senang karena itu berarti jumlah orang sakit ataupun terluka biaa dikatakan tidak ada, tapi sedih karena ia tak mendapatkan pemasukan.

Grace menerapkan pembayaran jasa seikhlasnya. Mereka hanya dibebankan biaya obat. Namun jika mereka tidak mampu membayar keduanya, Grace pun tak akan memaksa mereka untuk membayar. Ia tahu resiko tinggal di pedesaan. Semua tak akan semudah jika tinggal di kota, dengan fasilitas yang lebih mumpuni.

Dengan menggunakan T-Shirt dan celana jeans, juga sebuah topi, Grace keluar dari rumahnya. Ia berencana untuk berkenalan dengan warga di Desa S itu, dan mengunjungi mereka satu persatu. Meskipun jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain bisa dikatakan terbilang jauh, Grace akan menganggap itu sebagai olahraga.

Dari kejauhan, Tuan Sadar yang sedang membagi-bagikan uang, melihat kehadiran Grace. Ia langsung menyimpan uangnya di dalam saku, kemudian dengan percaya diri ia mendekati Grace. Warga yang tadi sedang mendapatkan jatah uang pun berjalan di belakangnya, mengikuti seperti anak bebek mengikuti induknya.

“Nona cantik!” sapa Tuan Sadar sambil memainkan tongkat dan juga kumisnya yang melengkung. Untung saja ia tidak menggunakan pakaian hitam putih dengan sebuah topi, kalau tidak Grace akan mengira yang menyapanya adalah artis Charlie Chaplin.

“Selamat pagi, Tuan …”

“Sadar Sertif. Aku adalah pemilik hampir seluruh tanah di desa ini. Anda adalah …,” Sadar memainkan kembali kumisnya sambil berpikir.

“Perkenalkan, nama saya Grace. Saya seorang dokter yang tinggal di rumah berwarna hijau muda, tak jauh dari minimarket.”

“Ahhh rumah itu. Rumah itu adalah milikku juga. Tapi memang sudah lama aku tidak mengurusnya dan kupercayakan pada seorang agen properti di kota,” kata Tuan Sadar.

“Aku mengundangmu untuk makan malam di rumahku, sekaligus sebagai sambutan untuk kedatanganmu di Desa S ini. Kalian semua! Datanglah besok malam ke rumahku, aku akan mengadakan pesta besar. Kita bisa makan, menari, menyanyi, dan menari dan menyanyi, dan menari lagi dan menyanyi lagi,” katanya dengan senang, senyum mengembang di wajahnya.

“Terima kasih atas sambutannya. Tapi apakah itu tidak terlalu berlebihan?” tanya Grace.

“Tentu saja tidak. Di sana kamu akan mengenal semua penduduk Desa S ini dengan lebih mudah karena mereka semua akan datang. Tak akan ada yang menolak undangan dari seorang Sadar Sertif,” katanya sambil tertawa.

“Baiklah, terima kasih. Saya pastikan saya akan datang ke sana. Terima kasih Tuan Sadar dan semuanya,” Grace sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat. Lalu ia pergi dari sana untuk menuju ke tempat lain.

**

Seorang pria dengan wajah tampan dan tubuh yang gagah, meski sudah berada di usia paruh baya, berdiri di depan sebuah jendela besar yang langsung terhubung ke balkon. Ia memandang ke arah perkebunan anggur yang sangat luas, sejauh mata memandang.

Marco Lawrence, ingat dengan sangat jelas bagaimana dia membuat semua itu menjadi miliknya.

Flashback on

Sore itu, ia mengajak kakaknya, Martin Lawrence untuk sekedar minum kopi di balkon itu dan menikmati pemandangan kebun anggur.

Kedua orang tua mereka telah meninggal dan mewariskan kebun anggur itu untuk mereka. Namun, karena kebiasaan Marco yaitu suka berjudi dan main perempuan, membuatnya terlilit hutang dan pada akhirnya menjual semua kebun anggur miliknya. Dan yang membelinya adalah kakaknya sendiri karena tak ingin perkebunan tersebut jatuh ke tangan orang lain.

Uang hasil penjualan kebun bagiannya pada akhirnya habis juga. Setelahnya, muncullah pikiran-pikiran jahat yang mengatakan bahwa ia harus memiliki kembali kebun anggur bagiannya.

“Kamu sudah menjualnya padaku, Marco!”

“Izinkan aku memilikinya lagi, Kak. Aku berjanji akan mengurus kebun anggur dengan benar kali ini.”

“Begini saja, kamu bekerja untukku. Kamu akan mendapatkan gaji dariku. Perlahan kamu beli kembali kebun anggur itu dariku, sedikit demi sedikit.”

“Kak!! Apa kamu memintaku bekerja seperti para buruh? Aku ini anak dari Matias Lawrence, pemilik perkebunan anggur paling besar di Norwegia. Apa kata orang-orang nanti jika melihatku bekerja.”

“Kamu harus bertanggung jawab terlebih dahulu dengan hal-hal kecil. Setelah kamu bisa, maka akan ada tanggung jawab besar yang akan dilimpahkan padamu,” ujar Martin.

Pranggg!!!

“Marco!!”

“Aku tidak akan melakukannya. Lihat saja nanti, aku pasti akan mengambil semua. Semua akan kembali menjadi milikku, hanya milikku!”

Saat itu Marco langsung memanggil Naldo, salah satu anak buah kepercayaannya. Ia menyusun siasat untuk mengambil semua milik kakaknya. Ia akan melakukan apa saja agar bisa kembali memiliki banyak uang dan kekuasaan yang tak ada bandingannya.

Keesokan harinya, Marco memerintahkan Naldo untuk mulai melakukan rencana mereka. Ia membuat Martin tertidur dengan menggunakan obat. Saat sadar, Martin sudah berada di dalam ruangan bawah tanah. Ia dipaksa untuk menandatangani surat pengalihan hak atas kebun anggur. Namun, Martin terus menolak.

Leony yang saat itu sedang bersama dengan Gracia, putrinya dengan Martin, ditarik paksa dan dijadikan sebagai sandera. Martin yang tidak tega melihat istri tercintanya tersiksa dengan senjata tajam di lehernya pun ingin tanda tangan, namun Leony selalu menggelengkan kepalanya.

Sampai pada akhirnya dengan kasar Marco menyuruh anak buahnya memperkosa Leony di depan mata Martin. Hal itu bukan membuat Martin melemah dan menandatangani, tapi malah menjadi marah dan semakin geram. Ia langsung bangkit dan menghajar Marco. Namun dengan cepat para anak buah Marco membalas semuanya hingga Martin terkapar lemah.

Sebuah bunyi tembakan pada akhirnya menghentikan semuanya. Marco memerintahkan anak buahnya untuk membuang kakak dan iparnya itu. Ia yakin mereka akan mati dengan perlahan dan tersiksa. Dari dalam kamar tidurnya, Gracia yang mendengar suara tembakan pun langsung mendekat ke arah jendela dan melihat para pria berbaju hitam membawa kedua orang tuanya dalam keadaan mengenaskan.

“Bersembunyilah,” itulah yang dikatakan oleh Mom Leony sebelum pergi meninggalkan kamarnya. Mom Leony seperti merasakan sesuatu yang janggal saat akan meninggalkan putrinya.

Tubuh Gracia bergetar. Ia yang ingin kabur dari rumah itu pun gagal karena tiba-tiba saja ada pria berpakaian hitam yang masuk ke dalam kamar tidurnya, dengan menggunakan kunci cadangan.

“Lepaskan akuuu!!!” Gracia terus berteriak dan memberontak. Hatinya sudah begitu pedih dan perih melihat keadaan kedua orang tuanya.

Plakkk!!

Sebuah tamparan mendarat dengan sempurna di pipinya, “Paman?”

“Aku tidak peduli denganmu. Apa kamu tahu, aku akan membuatmu bernasib sama seperti kedua orang tuamu jika kamu tidak menurutiku.”

Marco berencana akan mengurung keponakannya itu hingga usia 18 tahun, saat di mana ia akan menerima warisan dari kedua orang tuanya. Saat ini ia masih dibawah umur dan akan dibantu oleh Pamannya dalam mengurus milik keluarganya.

Marco sudah mengetahui isi surat warisan milik kakaknya karena ia telah mendengar saat kakaknya meminta seorang pengacara ke mansion miliknya.

Namun, kenyataan tak sesuai harapan. Gracia melarikan diri. Para anak buah Marco terus mengejarnya, bahkan Martin memerintahkan untuk membunuhnya jika ia tak bisa diajak kerja sama untuk pulang dengan baik-baik.

Flashback off

“Semua adalah milikku. Sampai kapanpun, perkebunan ini akan menjadi milikku. Jika kamu memang masih hidup, aku pasti akan membunuhmu, Gracia Lawrence!” Marco mengepalkan tangannya, hingga buku-buku tangannya memutih.

Ia tak ingin apa yang sudah menjadi miliknya diambil oleh putri dari kakaknya, yang sebenarnya lebih berhak. Namun, ia tak ingin menjadi orang miskin dan dianggap remeh.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Naura Kamila

Naura Kamila

ini ni org serakah.... naudzubillah

2023-11-21

1

Renireni Reni

Renireni Reni

gk di novel gk di tv gk dunia nyata... semua sama...harta warisan pasti jdi rebutan

2023-04-15

0

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

Lnjtkn,Adeq cyg 👍🌹❤️🤗😘 ... Pas plng mngjr,cek hp,ada Up Adeq yg bikin happy 🥳🎉💃

2022-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!