#13

Gregory yang datang ke Camp Pelatihan, langsung mendapat sorak-sorai para anggota tim. Mereka sangat kagum dengan keberanian Gregory saat menolong Danilo. Ia tersenyum, kemudian langsung menuju ke ruang praktek Dokter Grace.

Gregory mengetuk pintu namun tak ada jawaban. Ia pun langsung membukanya dan menolehkam kepalanya ke kiri dan ke kanan, memindai seluruh isi ruangan. Kosong!

“Anda mencari Dokter Grace, Capt?” tanya salah seorang anggota Camp.

“Hmm, di mana dia?”

“Ia pergi sejak pagi. Kalau tidak salah ke Rumah sakit Horison.”

“Baiklah, terima kasih,” Gregory pun langsung membawa mobilnya menuju ke Rumah Sakit Horison.

Gregory tak masuk ke dalam rumah sakit. Ia memarkirkan mobilnya persis di sebelah mobil milik Grace. Ia yakin Grace tak akan lama berada di dalam hingga ia menunggu sambil bersandar pada mobil.

**

“Anda tidak perlu mengantarkan saya kembali ke Camp. Saya bisa menyetir sendiri,” kata Grace.

“Aku tak akan membiarkanmu lelah dengan menyetir sejauh itu.”

“Tapi anda baru sembuh, Kapten. Sebaiknya anda memikirkan diri anda sendiri terlebih dahulu,” Grace melipat kedua tangannya di depan dada.

Gregory mendekat ke arah Grace, membuat Grace memundurkan tubuhnya, “Kamu juga seorang dokter, seharusnya memikirkan keselamatan dirimu. Jangan membuat dirimu dalam bahaya,” Gregory menarik seatbelt dan memasangkannya untuk Grace.

Setelah beberapa lama perjalanan, Gregory menghentikan mobil tersebut di sebuah cafe. Ia mengajak Grace untuk makan malam terlebih dahulu karena mereka belum mengisi perut mereka sesari tadi.

“Ayo kita makan dulu, perjalanan masih memakan waktu,” Grace mengangguk karena memang cacing-cacing di perutnya sudah mulai mempersiapkan demonstrasi jika tidak diberi asupan.

Mereka duduk bersama dan saling berhadapan di sebuah meja yang tak terlalu besar. Mereka memilih makanan mereka dan menunggunya.

“Kamu yakin itu dia?”

“Sangat yakin! Apa kamu tidak lihat kemiripan wajahnya dengan Nyonya Leony saat muda dulu?” Naldo menganggukkan kepalanya. Ia khusus datang ke Kota Meksiko karena informasi yang diberikan oleh anak buahnya tentang keberadaan Gracia Lawrence.

“Tapi lihatlah, ia bersama seorang anggota kepolisian. Bagaimana kita bisa mendekati dan membawanya menemui Sir Marco?”

“Kita akan mencari kesempatan itu. Tak mungkin polisi itu mengikutinya sepanjang hari,” kata Naldo sambil membuang asap rokok dari mulutnya ke udara.

“Bagaimana kalau kita masuk dan melihat mereka dari dekat,” ajak anak buah Naldo.

“Ayo,” dengan penampilan yang bisa dikatakan rapi, mereka memasuki cafe tersebut dan duduk persis di belakang tempat yang diduduki oleh Grace dan Gregory.

Keduanya tak curiga karena memang spot mereka sangat diminati karena dekat dengan jendela kaca besar yang bisa langsung melihat pemandangan di luar cafe.

“Mengapa kamu mengikutiku terus? Aku bukan anak kecil dan kamu punya pekerjaan,” kata Grace.

“Aku senang saat kamu menggunakan panggilan seperti itu. Jangan gunakan lagi panggilan Tuan, Kapten, ataupun anda. Kita seperti orang asing.”

“Tapi memang kita orang asing. Kita tidak sedekat itu.”

Gregory menggeser kursinya mendekati Grace, “aku akan selalu berada di sisimu, jika kamu menginginkannya. Tapi jika kamu merasa tak nyaman, aku akan berusaha menjaga jarak denganmu.”

Mendengar perkataan Gregory, ntah mengapa hati Grace seakan tak rela. Ia menyukai perhatian Gregory, tapi ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati dan pikirannya saat ini.

Grace melihat ke arah Gregory yang berada persis di sebelahnya. Tatapan manik mata Grace seakan menyihir Gregory hingga ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Grace. Kedua manik mata mereka seakan mengunci hingga mereka tak sadar jika seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka.

“Sepertinya mereka berdua adalah sepasang kekasih.”

“Kamu harus mencari informasinya. Kita harus lebih berhati-hati lagi jika memang ia memiliki kekasih seorang polisi,” ujar Naldo.

“Baiklah. Aku akan memastikan semuanya sebelum kita melakukan semuanya.”

**

Grace memegang bibirnya saat ia sudah berada di kamar tidurnya, di Camp Pelatihan. Setelah kejadian itu, keduanya diam dan tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.

Ia juga memegang dadanya dan terasa detak jantungnya yang bergerak cepat saat ia memikirkan momen itu.

“Apa kamu sudah gila, Grace. Ia adalah seorang Kapten polisi. Jangan bawa dia masuk ke dalam kehidupanmu yang penuh dengan masalah yang belum selesai,” gumam Grace.

Sejak kepulangannya dari Camp di Chihuahua, Grace merasa ada sedikit keanehan. Ia merasa dirinya diikuti dan diawasi oleh mata yang tak terlihat.

Saat pergi ke rumah sakit tadi, ia merasa ada yang mengawasinya di tempat parkir, bahkan di dalam rumah sakit, begitu juga saat di dalam cafe. Ia sangat bersyukur Gregory menemaninya tadi, membuatnya sedikit merasa tenang.

Ia kembali mengeluarkan liontin yang berada di lehernya. Ia membuka dan melihat foto kedua orang tuanya, “Apa paman sudah menemukanku, Dad, Mom? Apa yang harus kulakukan sekarang?”

Grace menutup matanya, berusaha untuk tidur. Namun matanya kembali membuka ketika ia mendapatkan sebuah ide. Ia harus memiliki sebuah senjata untuk melindungi dirinya. Jika ia memilikinya, maka ia tak akan merepotkan orang lain untuk melindunginya.

**

“Bagaimana? Informasi apa lagi yang sudah kamu dapatkan?” tanya Naldo.

“Ia terus berada di Camp Pelatihan Kepolisian. Sepertinya akan sulit bagi kita untuk membawanya jika ia terus berada di tempat itu.”

Naldo menopang dagunya seakan berpikir. Ia harus membawa Gracia Lawrence ke hadapan tuannya, agar ia semakin dipercaya dan juga mendapatkan pundi-pundi yang semakin banyak.

“Apa kamu mempunya nomor ponselnya?” tanya Naldo.

“Hmm, lengkap. Aku memiliki semua informasi tentang wanita itu. Tak sulit mencarinya karena ia bukan anak dari seorang yang terlalu berpengaruh, ia hanya seorang yatim piatu yang diangkat anak oleh sebuah keluarga pengusaha.”

“Seharusnya ia tak menerima semua itu agar ia menderita dan membuat Tuan Marco tak kesusahan seperti ini.”

“Berikan padaku nomor ponselnya. Aku akan mulai merancang rencananya, kamu terus awasi dan ikuti dia. Jangan pernah lepaskan pengawasanmu darinya,” lanjut Naldo.

“Baiklah, aku mengerti!”

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

seneng jk ada cewek yg mandiri dsn bisa menjaga dirinya

2023-04-15

0

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

Tmbh pnasaran 🤤🤭😜 ... Lnjtkn,Adeq cyg 👍🌹❤️🤗😘

2022-05-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!