#19

Alat Musik saling bersahutan, semua orang menari dan terlihat senyuman merekah di wajah mereka. Malam ini adalah malam penuh warna yang dibuat oleh Tuan Sadar untuk menyambut kedatangan Grace di desa mereka. Tuan Sadar memang merupakan orang yang sangat royal mengingat ia adalah pemilik dari hampir seluruh tanah di Desa S.

Tuan Sadar menepuk kedua tangannya beberapa kali, membuat musik dan orang-orang yang menari seketika berhenti. Ia telah naik ke atas panggung kecil di mana para pemain musik dan seorang penyanyi berada.

“Selamat malam, Desa S!” Kata Tuan Sadar.

Tepuk tangan riuh memenuhi kediaman Tuan Sadar Sertif. Rumah miliknya memiliki tanah yang sangat luas, hingga ia bisa membangun taman yang biasa digunakan para warga Desa S untuk berkumpul dan mengadakan pesta.

“Malam ini, aku ingin memperkenalkan warga baru kita. Silakan ke depan, Dokter Grace,” dengan sedikit menundukkan kepala beberapa kali saat melihat tatapan orang-orang, Grace berjalan ke arah panggung.

“Kalian harus mengenalnya. Perhatikan wajahnya baik-baik. Ia adalah seorang dokter, bukankah desa kita tak memilikinya? Kita harus pergi ke kota jika ingin berobat. Jadi, kita harus menyambutnya dengan baik. Cepat beri tepuk tangan yang paling meriah untuk Dokter Grace,” Suara tepuk tangan dan teriakan memenuhi taman besar di kediaman Tuan Sadar.

“Terima kasih atas sambutan yang diberikan kepada saya. Sungguh, saya sangat tersanjung mendapatkannya. Saya berterima kasih terutama untuk Tuan Sadar yang telah mengadakan acara ini untuk saya. Saya tinggal di rumah hijau. Jika teman-teman membutuhkan saya, bisa langsung datang ataupun menghubungi saya, maka saya akan datang menemui kalian,” kata Grace dengan jelas.

“Lihatlah, dad-ku sudah sembuh karena bantuan dari Doker Grace,” teriak Nicole sambil memamerkan keadaan Daddynya yang sudah sembuh dari luka jatuhnya.

Seluruh warga menyambut baik kedatangan Grace, kecuali Tuan Salah. Ia tak suka kakaknya menghambur-hamburkan uang untuk orang lain, selain untuk dirinya. Ia bahkan sangat kesal jika kakaknya pergi dan membagi-bagikan uang pada warga.

Acara malam itu berlangsung dengan baik hingga acara selesai. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan beristirahat, begitu juga dengan Grace. Banyak warga yang mengajaknya berbincang dan berkenalan secara pribadi. Ia merasa warga Desa S sangatlah ramah.

**

“Bagaimana transaksi kita dengan Tuan Vicente?”

“Semua akan terlaksana minggu depan, Sir. Tuan Vicente meminta waktu karena ia harus beberapa kali memindahkannya karena pemeriksaan jauh lebih ketat dari biasanya,” kata Naldo.

“Baiklah. Jangan sampai diundur lagi. Aku tak mau semua pelanggan kita kecewa. Jika sampai Vicente memundurkan jadwalnya lagi, putuskan saja hubungan dengannya dan kita cari pasokan lain. Mengerti?!”

“Baik, Tuan.”

Marco kini memasok narkoba di negaranya. Tentu saja tanpa sepengetahuan pemerintah karena tidak diperbolehkan. Narkoba yang akan masuk berjumlah sangat besar dan bernilai trilyunan dollar.

Ia tak ingin hanya menggantungkan hidupnya dari perkebunan anggur yang sebenarnya bukan bidangnya. Ia tak suka bekerja, ia lebih suka menghabiskan uang. Jika memang harus bekerja, maka ia mau pekerjaan yang mudah, namun dengan hasil yang luar biasa.

“Lalu, bagaimana dengan wanita itu? Apa kamu sudah menangkapnya?” tanya Marco.

“Maaf, Sir. Awalnya kami sudah menemukannya, hanya saja ia berada di Camp Pelatihan Kepolisian. Hal itu membuat kami sangat berhati-hati. Namun, kabar terakhir yang kami dapatkan bahwa ia sudah pergi dari sana dan sampai saat ini kami belum mengetahui di mana keberadaannya,” jawab Naldo.

Marco tak marah atapun kesal, malah bibirnya membentuk senyuman, “Biarkan saja dia dulu. Aku yakin ia tak akan keluar untuk menampakkan diri. Ia pasti trauma dan tak ingin bertemu denganku. Ia tahu pasti apa yang akan ia alami jika bertemu denganku. Ia takut dan aku sangat suka akan hal itu.”

“Baiklah, sekarang kamu boleh pergi. Pastikan transaksi itu berjalan dengan lancar dan ingat … jangan sampai diketahui oleh pihak kepolisian. Aku tidak sabar untuk merasakan wangi uang yang memenuhi rumah ini,” lanjut Marco.

“Baik, Sir,” Naldo pun segera meninggalkan ruangan di mana Marco berada. Ia langsung mempersiapkan tempat di mana mereka akan menyimpan barang tersebut dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

Marco sudah beberapa tahun ini bekerja sama dengan Vicente untuk memasok narkoba ke negaranya. Uang hasil penjualan yng ia dapat dengan menjadi bndar bisa dikatakan sangat besar, bahkan lebih besar daripada hasil perkebunan. Oleh karena itu ia tak akan melepaskan pekerjaan yang satu ini. Baginya, perkebunan hanya menjadi tameng untuk menutupi pekerjaan yang sesungguhnya.

**

Beberapa hari telah terlewati, namun tempat praktek Grace masih saja sepi. Ia memang tak bisa mengharap banyak. Kini ia mulai berpikir untuk bekerja sampingan, sambil tetap membuka praktek.

Ia duduk sendiri di teras rumahnya yang ia alih fungsikan menjadi tempat tunggu. Tak berapa lama, Nyonya Sophie mendatangi tempatnya dengan wajah yang terlihat lemah.

“Nyonya, apa yang terjadi?” Grace langsung memapah Nyonya Sophie yang benar-benar pucat.

“Perutku terasa sakit sekali. Sudah beberapa hari ini aku selalu diare. Bahkan aku tak bisa memasukkan apapun ke dalam mulutku karena semua terasa sangat pahit. Aku lapar, tapi aku tak ingin makan.”

“Berbaringlah di sini, Nyonya,” Grace membantu Nyonya Sophie untuk merebahkan tubuhnya di atas sebuah tempat tidur kecil yang dikeluarkan oleh Grace dari sebuah kamar di rumah itu. Ia hanya menggunakan satu kamar, jadi ia rasa tak mengapa jika tempat tidur di kamar yang lain ia gunakan untuk hal yang berguna.

Dengan menggunakan stetoskop, Grace mulai memeriksa Nyonya Sophie, “Apa ada sesuatu yang anda makan yang tidak seperti biasanya?”

“Aku rasa tidak,” jawab Nyonya Sophie.

Grace tahu dari cerita Nicole bahwa Nyonya Sophie Super adalah wanita yang sangat menggilai kebersihan, terutama apa yang ia makan.

“Kapan anda mulai merasakan sakit perut ini?”

“Setelah pulang dari acara pesta penyambutanmu di rumah Tuan Sadar. Aku ingat aku hanya makan sedikit saja.”

“Aku akan memberikanmu obat diare dan juga mual. Makanlah keduanya untuk 3 hari ini. Jika tak ada perubahan, aku akan menemani anda pergi ke rumah sakit. Kita akan melakukan rontgen untuk hasil yang lebih akurat.”

“Baiklah, terima kasih.”

Grace kembali membantu memapah Nyonya Sophie. Namun kali ini ia memapahnya ke dekat mobilnya, “masuklah, Nyonya. Aku akan mengantar anda. Dalam keadaan seperti ini, tidak baik jika anda pulang dengan berjalan kaki.”

Nyonya Sophie tersenyum. Ia tadi bertemu dengan Tuan Salah di tengah perjalanan. Pria itu bukannya membantu, malah menyalahkannya karena suka makan banyak dan mengatakan dirinya gemuk layaknya guci.

Hampir saja Nyonya Sophie ingin memukul, namun sakit perut selama beberapa hari membuatnya sangat lemah.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

namane lucu" pengumpamaan yg aneh...tp aku syuka syuka sangat

2023-06-05

1

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

Lnjtkn,Adeq cyg 👍🌹❤️🤗😘

2022-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!