#16

Grace merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pagi sebanyak-banyaknya, kemudian membuangnya dengan sekali hentakan.

“Hidup yang baru, suasana yang baru, tanpa ada yang mengganggu.”

Grace masuk kembali ke dalam rumahnya, kemudian mulai membersihkan ruangan demi ruangan. Setelah selesai, ia membuat teh hangat dan duduk di teras rumahnya sambil memandangi suasana sekitar.

Setelah selesai menghabiskan teh hangatnya, Grace mengambil cardigannya dan masuk ke dalam mobil. Ia akan pergi ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan, sekaligus mencari makan malam, karena ia hanya makan roti saja dari pagi sampai siang.

Tring ting ning ning …

Sebuah bel yang berada di pintu masuk berbunyi. Sebuah rumah kayu yang didominasi warna cokelat kayu terlihat begitu penuh dengan barang-barang kebutuhan.

“Selamat datang!” sambut seorang gadis yang Grace yakini masih berusia sekitar 20 tahun.

Grace tersenyum sambil mengambil keranjang belanja. Ia mulai berkeliling mencari apa yang ia butuhkan. Roti, mie instan, buah-buahan, dan beberapa kebutuhan lainnya.

Grace meletakkan keranjang tersebut di meja kasir, “Apa kamu tahu di mana aku bisa mendapatkan daging dan sayur-sayuran?”

“Ooo kamu bisa membelinya di tempat Nyonya Shelo, tapi ia hanya buka di pagi hari. Lokasinya persis di ujung jalan ini,” jawab gadis itu.

“Terima kasih banyak. Kalau aku boleh tahu, siapa namamu? Perkenalkan, namaku Grace. Aku adalah seorang dokter.”

“Benarkah? Apa kamu bisa menolong Daddyku?” tanya gadis itu tiba-tiba?”

Grace mengernyitkan dahinya seakan mencari tahu, “Apa yang terjadi dengan Daddymu?”

“Kemarin Dad terjatuh di perkebunan, tempatnya bekerja. Kakinya terluka dan ia tidak mau dibawa ke rumah sakit, karena kami yakin biayanya pasti sangat mahal.”

“Aku akan membantumu. Tapi aku harus kembali dulu ke rumah untuk mengambil perlengkapanku. Sampai jam berapa kamu bekerja di sini?” tanya Grace.

“Terima kasih, Kak. Aku sampai jam 8. Oya, namaku Nicole.”

“Senang berkenalan denganmu, Nicole. Aku akan kembali ke sini jam 8, tunggu aku ya,” kata Grace sambil tersenyum.

“Baik, Kak.”

**

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Gregory kembali ke apartemen miliknya. Ia membersihkan diri karena merasa tubuhnya sudah sangat lengket. Hari ini ia harus menghadapi tahanan yang tak lain adalah anak buah Vicente setelah sehari sebelumnya ia dan anggotanya ditipu mentah-mentah tentang rencana transaksi narkoba dalam jumlah besar.

Selesai mandi, Gregory mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Grace, tapi tidak tersambung. Ia kembali meletakkan ponselnya ke atas nakas kemudian membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

“Aku akan menemuimu besok dan menarik semua ucapanku. Aku pasti akan meluluhkanmu,” gumam Gregory.

Keesokan harinya, Gregory langsung menuju ke Camp Pelatihan Kepolisian. Anggota yang berjaga di depan pagar memberi hormat pada Gregory dan mempersilakannya masuk.

Gregory langsung menuju ke ruang praktek Grace setelah memarkirkan mobilnya. Ia membuka pintu dan melihat sosok seorang dokter pria di sana.

“Ah, apa ada yang terluka?”

“Siapa kamu? Di mana Dokter Grace?” tanya Gregory.

“Perkenalkan namaku Willy. Aku yang akan menggantikan Dokter Grace di sini. Dan aku tidak tahu di mana Dokter Grace.”

“Maksudmu?”

“Ia sudah tidak bekerja lagi di Rumah Sakit Horison. Setahuku ia resign untuk melanjutkan pendidikannya. Itu yang kudengar dari Dokter Steve.”

“Baiklah, terima kasih.”

Gregory memukul kemudi mobilnya, menumpahkan kekesalannya. Kini bukan saja ia kehilangan kesempatan untuk kembali mendekati Grace, wanita itu bahkan pergi meninggalkannya.

Ia mengemudikan mobilnya menuju ke Rumah Sakit Horison. Ia harus mencari tahu semuanya melalui Unclenya, Dokter Steve Horison.

“Uncle!” Steve yang sedang duduk di balik mejanya menatap kedatangan Gregory. Ia bisa melihat bahwa keponakannya itu berlari karena nafasnya yang masih memburu.

“Ada apa?” tanya Steve dengan tenang.

“Apa Dokter Grace benar-benar sudah resign dari Rumah Sakit ini?”

“Ya.”

“Kenapa Uncle mengijinkannya?” tanya Gregory.

“Lalu apa hak-ku menahannya? Aku sudah mengikuti permintaanmu untuk mengganti Dokter di Camp Pelatihan dengan Dokter pria. Aku mengurus Dokter Willy ke sana. Kalau tentang resign-nya Grace, Uncle tidak ikut campur.”

“Apa Uncle tahu ia pergi ke mana?”

“Tidak. Ia hanya mengatakan akan melanjutkan pendidikannya. Uncle akan menerima dia kembali di aini jika ia sudah menyelesaikan pendidikannya. Ada apa sebenarnya denganmu?”

Gregory membuang nafasnya kasar, “Ada yang harus kukatakan padanya.”

“Apa begitu penting?”

“Ya, sangat penting.”

“Kalau begitu, temuilah kedua orang tuanya. Mungkin saja mereka tahu ke mana Grace melanjutkan pendidikannya,” kata Dokter Steve.

Tanpa banyak bicara, Gregory langsung keluar dari ruangan Dokter Steve. Ia menghubungi Danilo untuk mengirimkan lewat pesan, alamat orang tua dari Grace. Ia pernah membacanya di informasi yang diberikan oleh Danilo, hanya saja ia tidak ingat.

Tak sampai 1 menit, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel milik Gregory. Ia tersenyum dan langsung melajukan mobilnya ke alamat yang diberikan oleh Danilo.

Gregory menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar dengan pagar yang cukup tinggi. Ia turun dan mendekati seorang keamanan yang berjaga.

“Apa saya bisa bertemu dengan Tuan Chris Alexander?”

“Dengan siapa, Tuan?”

“Gregory. Gregory Green,” jawabnya.

“Sebentar saya tanyakan dulu, karena tadi tuan sedang ada tamu,” Gregory menganggukkan kepalanya. Ia harus bersabar, siapa tahu ia bisa langsung mengetahui di mana Grace saat ini.

“Silakan masuk, Tuan,” pria paruh baya itu mempersilakan Gregory untuk masuk.

“Terima kasih.”

Di ruang tamu, Chris Alexander yang baru saja selesai berbicara dengan asistennya, mempersilakan Gregory untuk duduk.

“Selamat siang, Tuan. Perkenalkan nama saya Gregory.”

Chris menautkan kedua alisnya. Ia merasa tidak asing dengan wajah Gregory, “Ahhh, kamu Kapten Polisi Gregory Green. Polisi yang menemui saya di Rumah Sakit.”

“Benar, Tuan.”

“Ada apa? Apa Crystal melarikan diri dari penjara?” tanya Chris sedikit kuatir.

“Tidak, bukan itu. Kedatangan saya ke sini ingin menanyakan tentang putri anda, Dokter Grace.”

“Grace? Ada apa dengan Grace?”

“Saya ingin meminta alamat keberadaan Dokter Grace saat ini. Dokter Steve mengatakan kalau ia mengajukan resign dan melanjutkan pendidikannya. Saya ingin berbicara sebentar dengannya,” kata Gregory.

“Kami tidak tahu keberadaannya. Ia juga mengatakan akan melanjutkan pendidikannya, tapi kamu tidak tahu di mana. Terakhir kali ia menghubungi kami, sekitar 3 atau 4 hari yang lalu.”

“Apa saya boleh meminta nomor ponselnya?”

Chris mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkannya pada Gregory. Tak ada rasa curiga dari Chris untuk Gregory karena ia tahu Gregory adalah seorang polisi. Mungkin saja ada kasus yang berhubungan dengan Grace.

Sama!

“Baiklah, terima kasih Tuan atas waktunya. Saya akan menghubungi Dokter Grace untuk berbicara dengannya.”

“Terima kasih juga, Tuan Gregory. Untuk semua bantuan yang anda berikan untuk putra saya,” Gregory pun keluar dari kediaman Alexander.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

untung ada alasannya

2023-04-15

0

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅸🅻🅷🅰🅼👻ᴸᴷ🔱

Lnjtkn,Adeq 👍🌹❤️🤗😘

2022-05-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!