#12

Gregory langsung mendapatkan penanganan di rumah sakit terdekat di propinsi Chihuahua. semalaman berada di rumah sakit membuatnya tak betah, apalagi pikirannya selalu tertuju pada Grace. Ia ingin menghubungi wanita itu, tapi ponselnya saja tidak bersamanya.

“Ber, bisakah kamu tanyakan pada dokter kapan aku boleh pulang?” tanya Gregory pada Berto, salah satu anak buahnya yang menemaninya.

“Tadi pagi dokter mengatakan Kapten baru bisa pulang sekitar 2 hari lagi,” kata Berto.

“What?? 2 hari lagi? Cepat katakan padanya aku ingin kembali hari ini.”

“Tidak bisa, Capt. Hari ini masih ada 1 test yang perlu dilakukan untuk memastikan kondisi terakhir tubuh anda.”

“Ahh menyebalkan sekali!” ungkapnya kesal sambil memukul tempat tidurnya,” Gregory kembali merebahkan tubuhnya.

Sementara itu di lokasi, semua anggota kepolisian telah siap untuk kembali ke Kota Meksiko. Mereka merapikan semua tenda dan memasukkannya ke dalam truk.

Danilo yang berada di sana, membantu Grace membereskan semua peralatan medis. Ia melipat brankar dan memasukkan beberapa peralatan Grace ke dalam koper.

“Sudah, biar aku saja yang merapikannya,” kata Grace.

“Jangaann!! Nanti Kapten bisa membunuhku,” Danilo mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya, membuat Grace tersenyum.

“Kamu tidak perlu mengantarku. Aku akan pulang bersama yang lain. Bawalah mobil Kapten Gregory ke rumah sakit, jadi kamu bisa mengantarnya pulang ketika ia pulih nanti. Kalau kamu mengantarku, nanti harus bolak-balik, itu akan sangat melelahkan,” kata Grace.

Ahhh Dokter Grace, kamu pengertian sekali. Berbeda sekali dengan Kapten yang sudah bersamaku selama beberapa tahun ini. Kapten bisanya hanya menyiksaku. - batin Danilo.

“T-tapi nanti …”

“Aku yang akan mengatakan padanya bahwa itu adalah keinginanku. Ia tidak bisa memaksaku.”

2 hari terakhir ini, hubungan Grace dengan Danilo lebih dekat karena Danilo banyak membantu Grace, terutama di pelatihan akhir karena banyak yang datang ke tenda Grace. Setelah kepergian Gregory tentunya 😁

Dengan dibantu oleh para anggota, Grace duduk di kursi depan, bersebelahan dengan supir dan salah satu anggota tim. Mereka tak mengijinkan Grace untuk duduk di belakang karena tempatnya penuh.

Malam hari, Danilo pergi ke rumah sakit di Chihuahua dengan mengendarai mobil milik Gregory. Ia sampai di rumah sakit sekitar pukul 11 malam dan memilih duduk di luar ruangan karena tubuhnya benar-benar sangat lelah. Ia pun tertidur sampai pagi.

**

“Apa?” membayangkan Grace pulang berdua dengan Danilo sudah membuat Gregory menegang, apalagi mendengar Grace pulang bersama anggota tim yang lain. Terbayang di benaknya bagaimana Grace duduk berhimpitan di antara para anggota tim dan tubuh mereka begitu dekat.

“Kenapa kamu membiarkan dia pulang bersama mereka?” tanya Gregory.

“Dokter Grace yang menginginkannya. Ia memintaku untuk menemanimu di sini dan mengantarmu pulang jika anda sudah pulih, Capt!”

“Atasanmu dia atau aku?!” ungkap Gregory dengan kesal. Ia mengacak-acak rambutnya membayangkan yang tidak-tidak.

“Anda, Capt.”

“Berarti seharusnya kamu mengikuti perintahku. Sekarang cepat minta pada Dokter untuk segera memulangkanku. Aku tidak peduli bagaimanapun caranya,” kata Gregory.

“T-tapi Capt, anda belum sembuh.”

“Justru kalau aku lebih lama di sini, maka sakitku akan bertambah. Sakit hati, sakit kepala, bahkan aku bisa gila terlau lama di sini.”

“Baiklah, aku temui dokter dulu.”

Berto yang melihat Danilo kena marah hanya bisa memandanginya saja, sambil di dalam hati mengurut dadanya sendiri karena bukan dirinya yang harus mendapatkan omelan itu.

Akhirnya, Gregory diperbolehkan pulang, tapi setelah menjalani serangkaian test yang menghabiskan waktu. Ia meminta pulang pagi hari, tapi izin baru keluar di malam hari. Meskipun kesal, akhirnya ia lega juga karena bisa pulang lebih cepat 1 hari dari jadwal sebelumnya.

Di perjalanan, Gregory selalu meminta Danilo ataupun Berto untuk mengendarai dengan cepat. Mereka mengelus dada melihat sikap Kapten mereka yang seperti itu hanya karena khawatir dengan Dokter di Camp Pelatihan.

Dasar bucin tingkat dewa! - umpat Danilo dan Berto dalam hati mereka.

**

“Grace?” Hanna tidak menyangka akan bertemu dengan Grace secepat ini, di Rumah Sakit Horison.

“Iya aku. Apa kamu merindukanku?” tanya Grace.

“Apa kamu sudah kembali praktek di sini?” Grace menggelengkan kepalanya membuat Hanna bernafas lega.

“Aku hanya akan menyerahkan laporan saja kepada Dokter Steve. Apa Dokter Steve ada di ruangannya?”

“Ntahlah. Coba kamu tanyakan pada bagian administrasi. Ayo kutemani,” Hanna meraih lengan Grace dan berjalan bersama wanita itu.

Setelah mereka mengetahui bahwa Dokter Steve sedang keluar, Hanna membawa Grace ke ruangannya. Rencananya Grace akan menunggu di sana sampai Dokter Steve kembali.

“Sekarang, ceritakan padaku bagaimana keadaan di sana,” Hanna ingin tahu bagaimana keadaan Grace di dalam Camp Pelatihan Kepolisian.

“Tidak ada yang istimewa, namun yang pasti di sana isinya pria semua,” kata Grace jujur.

“Benarkah?” Mata Hanna mulai berbinar-binar.

“Tentu saja benar. Apa kamu mau menggantikanku di sana? Setiap hari kamu akan melihat mereka, bagaimana aktivitas mereka sehari-hari,” Hanna membayangkan anggota tim kepolisian dengan tubuh yang tinggi dan bentukan otot yang bagaikan baso tusuk, rasanya amat menggoda.

“Menggantikanmu? Bagaimana ya? Apa yang kamu ceritakan sedikit menggoda imanku. Tapi, aku tidak yakin tempat itu semenyenangkan itu. Kalau memang enak, pasti tak akan menjadi hukumanmu,” jelas Hanna.

Mendengar Hanna mengucapkan kata hukuman, membuat Grace teringat kembali akan sebabnya ia berada di sana. Namun, ia tak ingin mengulik persoalan itu lagi karena pasti akan membuat ia bertanya-tanya akan maksud Dokter Steve memberinya hukuman itu.

Grace tersenyum, “tenang saja, tidak usah dipikirkan. Aku hanya bercanda saja. Baiklah, aku akan ke ruang Dokter Steve dulu. Aku akan menunggu di depannya saja, agar aku bisa segera memberi laporan ini.”

Grace berdiri dan pamit pada Hanna. Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit, mengingat kembali saat-saat ia di sana. Ia belum terlalu lama meninggalkan, tapi rasanya begitu merindukannya.

“Dokter,” panggil Grace saat melihat Dokter Steve akan memasuki ruangannya.

“Grace, kamu di sini?”

“Saya ingin menyerahkan laporan ini,” Grace menyerahkan sebuah map kepada Dokter Steve.

“Baiklah, masuklah dulu,” Grace pun mengikuti keinginan Dokter Steve dan masuk ke dalam ruangannya.

“Bagaimana keadaanmu di sana?”

“Baik. Saya baik, Dok.”

“Apa ada yang mengganggumu?” tanya Dokter Steve sedikit khawatir.

“Tidak ada, mereka sangat baik dan menerima saya di sana,” Grace tak mungkin mengatakan bahwa ada Kapten Gregory yang sering berada di sana dan menyaring anggota tim-nya sendiri yang akan masuk ke dalam ruang pengobatan.

“Baguslah, saya lega mendengarnya.”

“Baiklah kalau begitu saya pamit, Dok. Supaya tidaj kemalaman.”

“Okay, hati-hati di jalan,” Grace sedikit menundukkan kepalanya dan keluar dari ruangan Dokter Steve. Ia berjalan di koridor rumah sakit dan menuju tempat parkir.

Di tempat parkir, ia melihat sosok pria sedang bersandar pada mobil miliknya.

Kapten Gregory?

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Naura Kamila

Naura Kamila

jatuh cinta sang kapten gak main", , 😅

2023-11-21

2

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ahhh kok aku kepikiran gregory berubah jadi souderman...

2023-06-03

1

Renireni Reni

Renireni Reni

cepet bner sembuhnya capt....

2023-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!