#2

Hari demi hari dijalani Grace dengan biasa, namun tenang dan bahagia. Chris dan Maria memberinya identitas baru dengan nama Grace Alexander. Secara tidak langsung, ia sudah diangkat sebagai putri mereka secara hukum.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Grace melanjutkan pendidikannya dalam bidang kedokteran. Ia sangat berterima kasih pada Dokter Steve yang dulu menyelamatkannya dan memberikan perawatan yang luar biasa. Ia juga ingin membantu orang-orang dengan tenaga dan kemampuannya.

Setiap malam, Grace masih suka bermimpi tentang bagaimana kedua orang tuanya ditangkap bahkan dilukai. Sejak itu, ia tak pernah melihat kedua orang tua-nya lagi. Dalam pikiran Grace, mereka berdua pasti sudah meninggal meskipun ia tak pernah melihat jasad mereka. Namun, mereka akan tetap hidup di dalam hati Grace.

Bagi Grace, kekuasaan dan harta bukanlah segalanya. Ketika kedua orang tua-nya menyembunyikannya, mereka pasti menginginkan Grace hidup. Oleh karena itu, Grace akan menghargai kehidupannya lebih dari apapun.

Ia bisa saja kembali ke negaranya dan mengambil kembali apa yang seharusnya adalah miliknya. Namun, ia tak lagi menginginkannya.

Di usia 22 tahun, ia berhasil lulus kuliah. Ia menjalani kerja praktek di rumah sakit, juga sempat ditempatkan di daerah pinggir kota untuk melayani di sana.

Kini, usianya sudah 26 tahun. Ia bekerja di salah satu rumah sakit swasta, tempat di mana pertama kali ia dirawat. Ia menjadi salah satu dokter umum di sana. Ia sering ditempatkan di bagian UGD, karena cara kerjanya yang terbilang sangat cepat. Dokter Steve kini telah menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut. Ia sangat senang menerima kehadiran Grace dan tentu saja sangat bangga.

**

Sejak menjadi dokter umum di Rumah Sakit Horison, Grace meminta izin kepada Chris dan Maria untuk sepenuhnya keluar dari kediaman Alexander. Sebenarnya ia sudah mulai melakukannya sejak 4 tahun lalu saat ia lulus, tapi kadang ia masih pulang karena tak ingin kedua orang tua angkatnya merasa khawatir.

Gaji pertama yang ia dapatkan, ia langsung berikan kepada Chris dan Maria. Ia juga mengatakan akan membayar semua biaya yang telah Chris dan Maria keluarkan untuknya. Bukan karena ia merasa sudah hebat dan mampu menghasilkan uang sendiri, tapi karena ia sangat berterima kasih.

Uang mungkin tak akan pernah bisa menggantikan semua yang telah diberikan oleh Chris dan Maria, terutama perhatian dan kasih sayang mereka. Namun setidaknya itu menjadi penyemangat untuk Grace dalam bekerja.

“Apa kamu tidak bisa menggantikanku?” tanya Grace.

“Sorry Grace, aku sudah berjanji akan menemani kedua orang tuaku berlibur,” tolak Hanna. Ia tak ingin bertukar jam kerja dengan Grace, apalagi malam hari di mana ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya.

“That’s okay, no problem,” sepertinya kali ini Grace harus melewatkan acara pernikahan saudara angkatnya, meskipun ia sangat ingin hadir di sana dan ikut merasakan kebahagiaan mereka.

Pagi hari, tepat di hari pernikahan Theo dan Freya, Grace harus datang cepat ke rumah sakit karena terjadi kecelakaan besar yang melibatkan beberapa kendaraan.

Dengan nafas yang terengah-engah karena berlari, Grace langsung menuju ke ruangannya dan mengambil jas putihnya. Semalam ia pulang telat karena ada jadwal operasi dan hari ini ia dipanggil untuk masuk pagi dan membantu.

Setelah menghabiskan minumnya, Grace keluar dari ruangan dengan stetoskop yang ia masukkan ke dalam sakunya. Ia berjalan dengan cepat menuju ke bagian UGD. Di sana ia melihat para pasien sudah ramai dan penuh.

“Dokter Grace, sebelah sini,” seorang perawat memanggil Grace meminta bantuannya. Grace pun mendekat dan mulai kerjanya.

Dengan cepat ia bergerak dari satu pasien ke pasien lainnya. Saat ia duduk, seorang perawat datang dan memberikan sebotol air mineral untuknya.

“Terima kasih,” kata Grace diiringi sebuah senyuman.

Suasana UGD sudah terlihat kondusif karena tak ada lagi teriakan dan pasien yang berdatangan secara bersamaan. Seorang polisi menghampirinya, “Permisi, Selamat siang. Apa saya bisa meminta sedikit keterangan dari anda?”

Grace mendongakkan kepalanya dan melihatnya. Ia menganggukkan kepalanya, kemudian mengajak polisi tersebut ke ruangannya.

“Silakan duduk, Tuan.”

“Terima kasih,” polisi tersebut mengeluarkan sebuah foto dan memperlihatkannya kepada Grace.

“Apa anda melihat orang ini di antara para pasien yang anda tangani di bagian UGD tadi?” Grace mengambil foto itu kemudian memperhatikannya.

“Maaf sebelumnya. Saya tidak fokus memperhatikan wajah pasien. Fokus saya hanya bagaimana menangani luka mereka dengan cepat. Mungkin anda bisa menghubungi perawat yang ada di bagian UGD,” jawab Grace. Grace benar-benar merasa lelah karena ia merasa tidak cukup istirahat semalam.

“Baiklah kalau begitu. Ini kartu namaku. Anda bisa menghubungi saya jika anda mengingat sesuatu,” polisi tersebut berdiri dan berjalan keluar.

“Terima kasih atas pengertian anda, Tuan Gregory,” kata Grace sebelum Gregory sepenuhnya keluar dari ruangan. Setelahnya, ia langsung mengunci pintu dan merebahkan diri di atas sofa. Ia perlu beristirahat, mengisi tenaganya karena nanti malam ia mendapat tugas jaga.

**

Malam hari, Grace mengikuti acara resepsi pernikahan Theo dan Freya melalui sambungan online. Ia juga secara khusus meminta maaf kepada kedua orang tua angkatnya karena tak bisa menghadiri acara penting tersebut. Untungnya, Chris dan Maria sangat pengertian, hingga Grace menjadi lebih tenang.

Namun, sambungan video call tersebut terputus ketika sebuah letusan senjata terdengar. Detak jantung Grace tiba-tiba menjadi cepat. Peluh mengalir di keningnya, tubuhnya bergetar karena ia kembali teringat pada masa di mana ia terpisah dengan keluarganya.

Tak lama, sebuah panggilan terlihat di ponselnya, tertera nama Uncle Chris di sana.

“Grace, siapkan tempat untuk Theo. Ia terkena tusukan pisau dan membutuhkan penanganan segera,” Grace langsung menyiapkan sebuah ruang ICU dan menunggu kedatangan Theo.

Sesampainya di rumah sakit, Theo langsung masuk ke ruang ICU. Keluarga Alexander dan juga keluarga istrinya menunggu di luar dengan cemas dan gelisah.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dari ruang ICU. Ia segera menghampiri keluarga pasien dan mulai menjelaskan keadaan Theo.

“Uncle Chris, Aunty Maria, keadaan Theo sudah tidak apa-apa. Kami sudah menjahit lukanya. Untung saja tak ada organ vital yang terkena. Kami akan segera memindahkannya ke ruang perawatan,” jelas Dokter Grace.

“Terima kasih, Grace,” ucap Chris dan Maria bersamaan. Grace pun berlalu dari sana untuk kembali ke bagian administrasi untuk menyiapkan ruang perawatan untuk Theo.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ai ai ai hilal jodoh mu terlihat grace

2023-06-01

1

Renireni Reni

Renireni Reni

kok manggilnya tetep aunty sm uncle?

2023-04-15

0

Vita Liana

Vita Liana

bagus ,,

2023-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!