#4

“Saya tidak mau tahu, kalian harus bertanggung jawab!” teriak wanita itu dengan ketus. Suaminya datang ke rumah sakit dan mengeluhkan sakit di perutnya. Setelah menebus obat dan pulang, suaminya merasakan keluhan di kepalanya, juga nyeri di bagian dadanya. Oleh karena itu, ia kembali ke rumah sakit dan meminta pertanggungjawaban.

“Maaf Nyonya, bisa ikut saya sebentar,” ujar seorang pria dengan menggunakan jas putih, yang berarti ia adalah seorang dokter.

Dengan berat wanita itu mengikuti pria itu, kemudian ia dipersilakan masuk ke dalam sebuah ruangan yang tak lain adalah ruangan direktur rumah sakit.

“Selamat sore, Nyonya,” sapa Dokter Steve. Ia meminta Dokter Willy untuk tetap berjaga di sana dan tidak kemana pun.

“Sore!” Balasnya ketus karena rasa kesal di dalam hatinya.

“Perkenalkan, nama saya Steve. Saya adalah direktur rumah sakit ini. Bolehkah saya meminta anda untuk kembali menceritakan kejadiannya?” Wanita itu pun mengangguk. Ia menceritakan semuanya, bahkan semakin berapi-api. Ia meminta pertanggungjawaban atas semua yang telah diperbuat oleh Dokter yang bertugas itu.

“Kami akan memeriksa kembali kondisi suami anda dan mencocokkannya dengan diagnosa sebelumnya. Untuk itu kami akan membawa suami anda untuk melakukan serangkaian tes.”

“T-tapi.”

“Tenang saja, semua biaya akan kami gratiskan. Anda tidak perlu membayar apapun,” wanita itu bernafas dengan lega karena hal yang ia takutkan tidak terjadi.

“Wil, di mana Dokter Grace?” tanya Steve setelah mempersilakan wanita itu keluar.

“Hari ini jadwal off-nya. Ia baru akan kembali masuk besok pagi,” jawab Dokter Willy.

“Segera siapkan rapat, aku akan menjelaskan semuanya pada dewan,” Dokter Steve harus menjelaskan permasalahannya karena berita ini telah masuk ke jejaring media sosial dan membuat citra rumah sakit menjadi buruk.

Di dalam rapat para dewan, Dokter Steve menjelaskan semua kejadian secara spesifik. Dilihat dari diagnosa dan obat yang diberikan oleh Dokter Grace, tidak ada yang salah, karena memang salah satu penyakit yang diderita oleh pasien adalah maag.

Namun, obat yang diberikan ternyata menyerang ke ulu hati pasien hingga menyebabkan nyeri di dada dan juga sakit di kepala pasien. Sebenarnya itu bukanlah kesalahan Dokter Grace sepenuhnya karena pasien hanya mengatakan sakit di perutnya.

Anggota dewan tetap berkeras agar Dokter Steve mengeluarkan Dokter Grace demi nama baik rumah sakit. Sementara Dokter Steve merasa sayang jika harus kehilangan seorang dokter yang luar biasa seperti Dokter Grace.

“Aku akan memikirkannya,” kata Dokter Steve meninggalkan ruangan rapat. Ia tak ingin salah mengambil langkah karena baik rumah sakit maupun Dokter Grace adalah hal yang penting. Ia telah menganggap Grace sebagai putrinya sendiri.

Dokter Steve duduk sendiri di dalam ruangannya. Ia menopang kepala dengan sebelah tangannya sambil berpikir. Matanya kemudian menangkap sebuah surat yang ia terima beberapa hari lalu.

Ia menghela nafasnya pelan, sepertinya ia harus mengirim Grace ke sana, meskipun hatinya berat. Lingkungan kepolisian adalah lingkungan yang berat. Awalnya ia ingin mengirimkan Dokter Willy ke sana, tapi sepertinya ia harus mengubah keputusannya.

**

Grace mengemasi sebagian pakaiannya. Ia akan pergi ke camp pelatihan kepolisian yang terletak di pinggir kota. Meskipun ia tidak tahu persis apa kesalahannya, tapi ia tak ingin membantah perintah Dokter Steve yang adalah idola dan panutannya.

“Grace, untuk batas waktu yang belum ditentukan, kamu harus pergi ke camp pelatihan kepolisian. Kamu akan bertugas di sana!”

Dengan mengendarai mobilnya, Grace pergi menemui Keluarga Alexander. Ia akan pamit pada mereka dan ia tak ingin mereka mengkhawatirkannya.

“Grace, kamu di sini sayang,” sapa Mom Maria.

“Aunty,” Grace selalu memanggil Chris dan Maria dengan sebutan Uncle dan Aunty karena ia tak bisa memanggil mereka dengan Dad dan Mom. Baginya, Dad dan Mom-nya hanya 1 yakni orang tua kandungnya. Untungnya keluarga Alexander tak mempermasalahkan itu.

“Apa kamu tidak apa-apa, Grace?” tanya Mom Maria. Maria sudah mengetahui kasus Grace karena diberitahu oleh Steve. Meskipun berat, Chris dan Maria menyetujui keputusan Steve.

“Aku tidak apa-apa, Aunty. Aku ke sini ingin pamit karena aku harus pergi agak jauh. Apakah Uncle ada di rumah?”

“Uncle ada di belakang, ayo masuk,” ajak Mom Maria.

Di halaman belakang, Chris sedang menikmati teh hangat bersama dengan cemilannya.

“Honey, ada Grace di sini.”

Chris langsung menoleh dan menampakkan senyumnya, “Halo sayang,” peluk Dad Chris.

“Halo, Uncle.”

“Apa kamu akan menginap di sini?” tanya Dad Chris.

“Tidak, Uncle. Aku di sini untuk berpamitan. Aku harus pergi agak jauh karena aku diberi tugas dari rumah sakit,” Grace tak ingin menceritakan masalah yang tengah ia hadapi. Bahkan teman-teman dokternya pun menjauhinya karena tak ingin mendapatkan hukuman seperti dirinya. Bagi mereka, camp kepolisian adalah penderitaan.

“Kamu akan pergi ke mana?” tanya Mom Maria pura-pura tidak tahu.

“Aku ditugaskan di camp pelatihan kepolisian, di pinggir kota.”

“Ahhh kenapa tidak menugasi seorang dokter pria? Sepertinya aku harus menghubungi Steve,” ujar Dad Chris.

“Jangan, Uncle. Aku tidak apa-apa. Lagipula bagiku ini adalah pengalaman yang berharga. Tak semua dokter bisa pergi ke sana,” kata Grace sambil tersenyum, meskipun ia tidak tahu apa yang ada di sana.

“Tapi, sayang …”

“Aku tidak apa-apa, Aunty. Tenang saja. Aku akan memberi kabar pada Uncle dan Aunty,” Grace berusaha menenangkan keduanya.

“Sering-seringlah mengabari kami, sayang. Kami tahu tempat itu tidak cocok untuk seorang wanita sepertimu,” Grace hanya tersenyum menanggapi perkataan Maria.

Mereka makan malam bersama sebelum Grace melanjutkan perjalanannya ke pinggir kota, tempat di mana camp pelatihan kepolisian berada.

**

Grace sampai di camp pelatihan kepolisian saat hari sudah sangat gelap. Ia sengaja melakukan itu agar kedatangannya tidak menimbulkan kasak kusuk. Ia lebih suka keadaan yang tenang, membuatnya lebih nyaman.

Ia memarkirkan mobilnya, kemudian menemui security yang berjaga di bagian pintu masuk, “Selamat malam. Perkenalkan nama saya Grace. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit Horison sebagai dokter sementara di sini.”

Ia dipersilakan masuk setelah melewati alat pemindai dan juga pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh barang bawaannya.

“Anda baru bisa menemui kepala Camp besok pagi. Sekarang anda bisa beristirahat di ruangan anda,” ia ditemani oleh seorang perugas menuju sebuah ruangan yang berada di belakang camp. Ruangan itu sangat sederhana, dengan sebuah tempat tidur, lemari, dan sebuah meja. Sementara kamar mandi terletak di luar.

“Terima kasih,” kata Grace, kemudian menutup pintunya. Ia menatap sekeliling dan cukup lega karena suasana kamar terlihat bersih sehingga ia tak perlu melakukan acara bersih-bersih malam itu. Ia segera mengeluarkan sprei miliknya dan memasangnya, kemudian ia segera tidur karena besok pagi ia harus menemui kepala camp.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

grace jemput jodohmu

2023-06-01

1

Renireni Reni

Renireni Reni

grace bkn gadis biasa

2023-04-15

0

Vita Liana

Vita Liana

hmmm ,, cerita di mulai

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!