Mereka bertiga berjalan menuju ke kantin. Setibanya di sana mereka mencari tempat duduk setelah memesan beberapa menu makanan untuk mereka.
Dion duduk disebelah Vivian. Vika duduk di depan Dion. Beberapa saat kemudian menu makanan yang mereka pesan tiba dan mereka mulai menyantapnya.
“Sayang... selamat kau naik jabatan. Aku senang sekali...” ucap Dion sambil menggeser duduknya lebih mendekat pada Vivian.
“Ular berbisa kau merayu ku mau apa... ?” batin Vivian menatap Dion.
“Sebagai acara perayaan kau naik jabatan, kurasa tak masalah jika kau mentraktir kami makanan kecil ini...” ucap Dion dengan tersenyum lebar dan berkata dalam hati jika uangnya sudah menipis dan dia harus menghemat uangnya sampai akhir bulan.
Vika menatap Dion kemudian ikut menyambung perkataannya.
“Ya Vivian... kau harus mentraktir kami sekarang, kita hanya bertiga.” ucap gadis itu sambil tersenyum kecil dan memegang tangan Vivian.
“Dua ular berbisa ini sama saja... mereka kompak bekerja sama. Aku tak sabar ingin segera memberi pelajaran pada kalian.” batin Vivian yang merasa sangat muak pada mereka berdua walaupun tersenyum di depannya.
“Ya... ya... tentu saja aku akan mentraktir kalian hari ini. Jika Kalian mau nambah silakan pesan saja.” balas Vivian mengambil makanan ada di depannya dan menyantapnya dengan tenang.
Sementara itu Dion memanggil pramusaji yang lewat di sampingnya untuk memesan makanan tambahan.
“Tolong aku tambah menu ini...” ucap Dion pada pramusaji menyerahkan daftar pesanan menu. Lelaki itu kemudian menatap Vika dan bertanya padanya.
“Say...maksud ku Vika... kau mau nambah apa ?” tanyanya pada Vika sambil menyodorkan daftar menu padanya.
Vika membaca daftar menu yang di terimanya kemudian menyerahkan mana pesanannya pada pramusaji.
"ckk... Ck... Ckk... dasar duo serigala... lihat saja aku akan mengungkap hubungan kalian nanti.” batin Vivian yang semakin muak melihat tingkah mereka berdua.
Selesai makan mereka bertiga keluar dari kantin dan masuk ke ruangan kerja masing-masing. Sebelum berpisah, Vika mengirimkan pesan sinyal pada Dion.
Dion yang menangkap kode dari Vika keluar lagi dari ruangan dan menuju ke balik tangga yang ada di dekat toilet.
Meskipun diam dan pura-pura tak melihat, Noah memperhatikan gerak-gerik dan lagi itu sedari tadi.
“Sharp eye aku butuh bantuan mu.” ucap Noah memanggil elang itu sambil menatap ke sekeliling ruangan yang masih sepi dan hanya ada dirinya di sana.
Elang itu muncul dan terbang mengelilinginya.
“Ada apa Noah ?” tanya elang itu kemudian turun ke meja kerja Noah.
“Apa kau bisa membantuku melihat apa yang dilakukan Dion dan Vika sekarang ?” tanyanya tanpa basa-basi.
“cling....” Elang itu menunjukkan semua item yang bisa di gunakan pada Noah dan mencari item yang sesuai.
“Ini dia alat yang cocok untuk mu, mata Cyclops. Sebuah alat yang mirip dengan CCTV dan bisa memantau apa saja dari mana saja. Harganya 100 poin. Dan secara otomatis akan dipotong setelah kau mendapatkan poin nanti.” ucap elang itu menjelaskan panjang lebar padanya.
“Ya baiklah keluarkan alat itu berapapun harganya.”
Sharp Eye langsung mengeluarkan mata Cyclops dan membuka tayangan yang bisa di lihat oleh Noah secara langsung.
Tampak Dion dan Vika berada di bawah tangga. Mereka berdua terlibat suatu obrolan.
“Dion... kau ini bagaimana bisa sampai kalah dengan Vivian... ? Harusnya kau yang mendapat jabatan baru itu bukan dia.” ucap Vika dengan nada sedikit tinggi.
“Sayang kau tidak tahu riilnya kan... Vivian mendapat jabatan itu karena dia menggoda manajer Aksa bukan dengan otaknya.” jawab Dion membantah ucapan Vika.
“Dasar... kau memang bodoh tapi tak mau mengakui jika kau bodoh !” umpat Vivian yang kesal saat menyaksikan tayangan itu.
“Masih banyak kesempatan terbuka lebar di depan sayang... aku pasti bisa naik jabatan nanti... kau tunggu saja.” jawab Dion asal agar gadis itu tak mengomel panjang lebar padanya.
“Jika Dion naik jabatan... aku bisa menggantungkan hidupku padanya. Dan hari-hari ku akan menyenangkan pastinya...” batin Vika tersenyum membayangkan Dion mendapatkan posisi tinggi di tempat kerjaan.
Gadis itu lalu berbisik di telinga Dion.
“Sayang... nanti sepulang kerja kau pulanglah ke rumahku. Sudah lama kita tidak tidur bersama...” ucapnya lirih sambil menyentuh dada Dion.
“Baiklah... kau sudah selesai menstruasi ya...” balas Dion memeluk Vika dan mencium bibirnya.
“Ck ck ck... dasar murahan... menjijikkan sekali ! Najis sekali melihatnya !” ucap Vivian yang gemas dan geram melihat tingkah murahan mereka berdua yang berani bermesraan di area kerja.
“Aku harus ke sana sekarang dan membongkar nya sebelum mereka berdua pergi.” gumam Noah sambil mengepalkan tangan.
Noah pun berdiri dari tempat duduknya lalu keluar dari ruangan dan menuju ke tempat Noah dan Vika berada.
Sharp Eye matikan tayangannya kemudian terbang mengikuti Noah keluar ruangan.
“tap... tap... tap...” Noah berjalan cepat menuju ke tangga yang letaknya sedikit tersembunyi karena tertutup oleh sebuah gudang kecil di sampingnya.
Dari kejauhan Aksa ya sedang keluar dari ruangan melihat Vivian berjalan seorang diri.
“Bukankah itu Vivan... mau apa dia jalan menuju ke gudang kosong ?” gumam Aksa penasaran dan dia mengikuti gadis itu dengan berjalan cepat.
“Vivian...!!” panggil Aksa yang sudah ada persis di belakangnya.
Gadis itu menoleh dan berhenti setelah mendengar namanya di panggil.
“Kau mau ke mana... bukankah itu gudang kosong ?” tanyanya pada Vivian.
“Ahh... aku... kehilangan satu anting ku setelah keluar dari Departemen pemasaran. Mungkin saja itu terjatuh di sana.” balas Vivian mencoba beralasan.
“Kalau begitu biar ku bantu kau mencari anting mu.” balas manajer Aksa menawarkan bantuan.
“Lelaki ini mengganggu saja. Aku harus cepat sebelum mereka berdua pergi dari sana.” batin Noah sambil terus melihat ke arah gudang kosong tadi.
Sementara itu Dion dan Vika mendengar dengan jelas jika Vivian dan manajer Aksa berada di tempat mereka berada sekarang dan mau menuju ke sana.
“Vika... kau bisa lihat sendiri kan Vivian menggoda manajer Aksa ?” ucap Dion lirih masih memeluk Vika.
“Ya... aku bisa lihat. Yang terpenting sekarang adalah kita harus segera pergi dari sini tanpa diketahui oleh mereka.”bisik Vika lirih di telinga Dion.
Dion dan Vika menyelinap keluar dari sana tanpa di ketahui oleh Vivian dan Manajer Aksa dengan berjalan pelan kembali ke ruangan masing-masing.
“Tak perlu manajer Aksa, aku bisa mencarinya sendiri.” balas Vivian lalu segera pergi meninggalkan lelaki itu dan menuju ke arah gudang kosong. Namun lelaki itu tetap berjalan pelan mengikutinya.
Sesampainya di sana dia langsung menuju ke bawah tangga yang ada di samping gudang gosong dan mendapati tak ada siapapun di sana.
“Sial... mereka sudah pergi !” umpat Noah yang merasa kesal lalu pergi dari sana. Saat berbalik dia bertemu dengan manajer Aksa yang berada di dekat gudang dan menghampirinya.
“Vivian... bagaimana apa kau sudah menemukan anting mu yang jatuh ?” tanya lelaki itu.
“Belum Manager Aksa...” jawabnya sambil berpura-pura berjongkok mencari antingnya di sekitar gudang.
Manajer Aksa ikut mencari anting Vivian yang jatuh.
“Sharp Eye bagaimana ini... aku hanya bohong tadi... apa yang harus kulakukan sekarang ?” ucapnya dalam hati sambil menatap elang itu yang masih terbang mengelilingi nya dan hanya dia yang bisa melihatnya.
“Tenang saja... serahkan sisanya padaku.”
“Ting... !” Sharp Eye terbang ke telinga Vivian dan mengambil anting itu kemudian terbang menjauh darinya dan menjatuhkannya di sekitar tempat mereka mencari.
Aksa melihat sesuatu yang berkilau di balik pasir dan dia mengambilnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
penggila bola
Kapan nih cetak gol
2022-06-05
0
yummy
Up
2022-06-05
0
phoenix
Sayang sekali gagal
2022-05-22
0