Beberapa hari berlalu setelah kejadian itu. Hari ini di kantor Vivian tampak sibuk. Dia mengadakan meeting singkat bersama timnya di ruangan meeting untuk membahas masalah four seasons.
“Ayo kita berangkat ke ruang meeting sekarang. kita akan mengadakan meeting singkat selama dua jam saja.” ucap Vivian berdiri dan mengajak para timnya untuk segera meninggalkan ruang kerjanya sejenak.
“Ya baik Vivian...” jawab anggota tim Vivian serempak.
Vivian dan timnya berjalan bersama menuju ke ruang meeting yang ada di belakang ruang kerjanya.
Saat sebagian staf yang ada di ruangan keluar, Dion melihat kemeja Vivian yang kosong.
“Gadis bodoh itu... mau meeting apa sebenarnya... paling-paling nanti dia juga tetap gagal menjalankan tugasnya.” batin Dion sambil tersenyum meremehkan Vivian.
Dion menatap monitor nya dan mengerjakan tugasnya dengan santai meskipun masih banyak tugasnya yang akan kena deadline akhir minggu ini.
Di ruang meeting
Vivian dan anggota timnya duduk melingkar di kursi. Gadis itu berdiri sambil membawa setumpuk berkas dokumen lalu mengedarkannya satu persatu pada anggota tim yang ikut meeting bersamanya.
“duk...” Vivian kembali duduk lalu mengambil satu berkas yang ada di mejanya dan mulai membukanya.
“Silahkan di buka berkas yang sudah kalian terima dan dibaca sampai selesai.” ucap gadis itu pada para anggota tim yang ada di sana.
Para anggota tim mulai membuka berkas kemudian membaca dan mempelajarinya hingga selesai.
Lima belas menit kemudian tampak para anggota meeting sudah selesai membaca berkas yang diberikan oleh Vivian.
“Jadi itu adalah poin-poin dari rencana kerja kita pada Four Seasons untuk menaikkan harga sahamnya.” ucap Vivian memberikan penjelasan.
“Ada yang di tanyakan ?” tanya Vivian kembali.
Beberapa anggota tim tampak bertanya pada Vivian apa yang harus mereka lakukan selanjutnya dan mereka mendiskusikan langkah apa yang harus mereka ambil setelah ini.
Di lain tempat tampak Dion yang duduk dengan santai di ruangannya disaat staf lainnya terlihat sibuk. Dia menoleh ke samping dan menatap para rekannya yang serius bekerja.
“Hmm... mereka serius bekerja bahkan sering lembur. Tapi apa yang mereka dapat ? mereka Tetaplah menjadi staf biasa dan rendahan. Aku tak ingin seperti mereka.” batinnya lalu kembali menatap monitor di depannya.
Dion melihat jadwal kegiatan perusahaan selama satu minggu ke depan dan tampak merenung setelah membacanya.
“Benar juga... dua hari lagi akan ada beberapa perusahaan namun yang ke sini untuk bekerja sama. sepertinya aku punya sebuah ide yang bisa membuat mendapatkan tambahan uang ekstra...” batin Dion lagi sambil tertawa lebar kemudian menutup jadwal yang telah di bacanya.
Dion membuka folder lain untuk melihat beberapa data perusahaan.
“klik...” lelaki itu meng-copy beberapa data penting perusahaan dan menyimpan data penting itu ke foldernya.
“Hmm... aku tak sabar menunggu dua hari ke depan...” batinnya segera menutup folder nya dan tersenyum menyeringai.
Dua jam kemudian Vivian mengakhiri sesi meeting mereka kali ini.
“Meeting kali ini sudah selesai. kita akan melanjutkannya beberapa hari lagi.” ucap gadis itu menutup meeting mereka kali ini.
Vivian berdiri lalu para staf lain ikut berdiri dan mengikutinya keluar dari ruangan meeting. Mereka kembali ke ruang kerja mereka.
“tap... tap... tap...” terdengar suara langkah kaki para staf masuk ke ruangan dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Untuk berapa saat suasana di ruangan itu terlihat ramai.
"Vivian... meeting apa kau barusan... bukannya kau hanya bergosip saja dengan mereka... ?” batin Dion melihat para staf yang barusan ikut meeting bersama Vivian terlihat bergosip di ruangan.
“Tap... tap...” kembali terdengar suara langkah kaki masuk menuju ke ruangan mereka. Dan semua tapi ada di sana seketika berdiri, kecuali Dion saat melihat pimpinan mereka datang.
“Selamat pagi manager Aksa...” para tapi ada di sana sambil memberi hormat.
“Ya... pagi semuanya...” balas lelaki itu menatap satu persatu staf yang ada di sana. Tatapannya berhenti saat melihat Dion yang duduk.
“Dion ada apa dengan mu... ?” tanya manajer Aksa berjalan menghampiri Dion.
“Kaki ku keseleo manajer Aksa... sepertinya salah pijat.” balas Dion sambil melirik Vivian. Namun Vivian sama sekali tak mempedulikan lirikan Dion.
Manajer Aksa kembali berjalan ke tengah dan menyampaikan maksud kedatangannya ke ruangan itu.
“Semua staf yang ada di sini tolong diperhatikan baik-baik. hari ini akan ada tim audit yang akan melakukan audit pada semua pekerjaan kalian. Tolong persiapkan semua pekerjaan kalian dengan baik.” ucap manajer Aksa memberi penjelasan pada bawahannya.
“Baik manajer Aksa...” jawab para stop yang ada di sana bersamaan.
Manajer Aksa segera pergi dari ruangan itu. Namun dia tidak masuk ke ruangannya melainkan keluar kantor untuk menjemput para tim auditor yang akan segera tiba.
Setelah kepergian manajer Aksa nampak semua stoknya ada di sana terlihat panik dan sekarang tampak sibuk di meja kerjanya masing-masing. Mereka mengecek kembali semua daftar pekerjaan mereka yang sudah selesai maupun yang belum dan melakukan pembenahan di beberapa bagian.
Dion tampak pucat menatap monitor nya. Dia pun sama sekali tak berkata apapun dan mulai mengerjakan semua pekerjaan yang belum selesai dan juga mengurusi beberapa data penting perusahaan yang dia copy barusan.
Sedangkan Vivian terlihat santai di saat yang lainnya kelihatan sibuk sendiri. Gadis itu memainkan sebuah game action karena sudah tak ada yang dia kerjakan.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
yummy
Oke good
2022-06-05
0
jaya selalu
semogaz dion kena audit
2022-06-04
0
phoenix
Qm suka game apa vivian
2022-05-22
0