Keesokan paginya Vivian bangun dengan muka masih bermasker tebal. Dia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
“tap...tap...tap...” terdengar suara langkah kaki masuk ke rumah.
“buk....” suara seseorang membanting tubuhnya ke kursi dengan keras.
“Ahh... sungguh melelahkan begadang sampai pagi...” desah Dion sambil menyandarkan kepalanya yang terasa berat ke kursi.
“Aku ngantuk sekali... mungkin tak masalah jika aku tidur satu-dua jam saja.”gumam lelaki itu tak bisa menahan lagi matanya yang terasa berat dan memejamkan matanya sejenak.
Vivian keluar dari kamar mandi dan melewati ruang tengah. Dia pun berhenti saat melihat Dion yang tertidur pulas di sebuah sofa.
“ck... ck... ck...kau pasti kelelahan setelah begadang semalaman.” ucap gadis itu sambil tersenyum kecil.
Dia pun lebih mendekat mendekat dan menyentuh tubuh Dion.
“Dion... bangun... Dion... bangun... !” ucap gadis itu sambil mengguncang-guncang tubuh Dion dengan keras namun lelaki itu sama sekali tak bergeming dan tak bergerak dari tempat nya.
Vivian menekuk tubuhnya dan mendekat ke arah telinga.
“Dion sayang... bangun...” ucapnya di telinga kanan Dion degan suara keras. Dion pun ketika bangun dan tersentak kaget.
“Vivian... ?!” ucap Dion saat membuka matanya dan melihat gadis itu berdiri di depannya.
“Kau habis dari mana jam segini baru pulang ? Kau selingkuh ya... jangan coba-coba bermain dengan wanita lain ya... ?!” ucap Vivian berpura-pura marah pada lelaki itu sambil berkacak pinggang.
“Sayang dengar dulu penjelasan ku...kau salah paham. Semalam aku lembar dan mengerjakan semua pekerjaanku dan baru selesai tadi pagi. Sekarang aku masih mengantuk.” jawab Dion menjelaskan kesalahpahaman dengan lemas.
“Kenapa kau sampai lembur semalaman penuh ??” tanya Vivian kemudian duduk di kursi.
“Yah... intinya semua data pekerjaanku hilang dan aku harus mengerjakannya ulang. Aku mau tidur sebentar. Tolong nyalakan alarm untuk ku satu jam lagi.” balas Dion lalu merebahkan dirinya lagi di sofa dan memejamkan matanya yang masih terasa berat.
“ck... ck... ck...” Vivian berdiri lalu meninggalkan Dion sendiri dan masuk ke kamar mengambil jam weker lalu menyetelnya dan menaruhnya di atas meja tepat di samping telinga Dion.
Vivian berjalan kembali masuk ke kamar dan berganti baju untuk bersiap berangkat kerja. Dia keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan untuk sarapan pagi.
“Noah kau tidak memberi pelajaran pada Dion hari ini...” ucap Sharp Eye yang terbang di sekitarnya.
“Kurasa hari ini aku sedang tidak mood untuk berbuat jahil.” balasnya dengan santai sambil menikmati sarapan pagi yang terasa sangat lezat sekali hari itu.
Selesai makan Vivian mengambil tas kerjanya kemudian berjalan menuju ke luar. Di ruang tengah dia berhenti sebentar dan melihat Dion yang masih tertidur pulas.
Gadis itu hanya melempar senyum kecil kemudian berlalu begitu saja. Dia berjalan menuju ke jalan raya menunggu taksi yang lewat.
“Taksi.... !!!” teriak Vivian saat melihat sebuah taksi berpenumpang lewat di depannya.
Taksi itu berhenti dan membukakan pintunya untuk Vivian.
“Jalan pak...” ucap Vivian setelah masuk dan duduk di dalam. Dia juga memberitahukan tujuannya pada pengemudi taksi.
Tak beberapa lama kemudian dia tiba di kantornya. Dia turun dari taksi dan berjalan seorang diri menuju ke tempat kerja.
“Menurut ku aku sudah berangkat siang namun sampai sini masih kepagian...” batinnya saat melihat ke sekitar dan hanya beberapa staf yang datang yang bisa dihitung dengan jari.
Vivian masuk ke tempat kerjanya dan masih sepi sekali. Semua tempat duduk di sana masih kosong dan tak ada suara seseorang pun yang bicara.
“Bosan... apa yang harus kau kerjakan jika begini...?” gumamnya sambil duduk di kursinya sambil menaruh tasnya ke meja.
Vivian mencari kesibukan dengan bermain game petualangan action untuk membunuh rasa bosannya.
Di ruang lain manajer Aksa yang sudah datang mendengar suara berisik dari luar ruangan. Lelaki itu sedang menyantap sarapan paginya.
“Seperti suara seseorang main game... siapa yang seperti ini main game di kantor ?” batinnya penasaran karena masih mendengar suara berisik.
Manajer Aksa berdiri dan keluar dari ruangannya untuk memeriksanya di luar.
“Vivian... ? Apa yang sedang kau lakukan pagi-pagi begini di kantor ?” ucap lelaki itu begitu tiba di ruangan lain dan menemukan suara itu berasal dari tempat Vivian.
Vivian segera mematikan game yang dimainkannya dan membuka file pekerjaannya.
“Oh manajer Aksa... aku berangkat kepagian.” jawabnya sambil tersenyum kecil menatap atasannya itu.
Manajer Aksa beralih ke samping Vivian untuk melihat monitornya dan ternyata tak ada game seperti yang dia perkirakan. Dia pun lalu kembali ke ruangannya dan melanjutkan sarapan paginya.
Tiga puluh menit kemudian para staf mulai berdatangan dan ruangan tampak ramai. Semua staf sudah duduk pada tempatnya masing-masing kecuali Dion.
“tap... tap... tap...” Lima menit kemudian terdengar suara berlari di ujung pintu dan semua staf menoleh keluar.
“Huft... untung lah aku belum terlambat...” gumam Dion berlari masuk ke ruangan lalu duduk di kursi nya dan tak mempedulikan tatapan dari staf lainnya yang memperhatikannya.
Dua jam kemudian tim audit datang ke kantor. Tiga orang tim audit masuk ruangan dan mulai melakukan audit pada semua staf yang ada di sana.
Satu tim audit memeriksa pekerjaan para staf di sana. Dua orang lainnya bekerja duduk di kursi lain dan memantau dari jauh.
“Permisi... boleh pinjam laptopnya sebentar ?” tanya seorang tim audit pada Dion.
Dion mengangguk dan membiarkan tim audit menggunakan laptopnya. Dion duduk menunggu dengan cemas karena tim audit itu sudah berada satu jam di depan laptopnya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
tukang cilok
Baguslah tim auditor datang semoga saja dia menemukan Anda yang tak beres di sana dan tentunya menemukan Dion
2022-06-12
0
kera tampan
Semoga tik auditor bisa bekerja dg baik
2022-06-05
0
Author yang kece dong
Kak aku mampir ya
2022-05-22
2