Dion ikut bergabung dan duduk di sebelah Vivian. Dia menatap lelaki yang duduk di samping Vika lalu melirik ke arah Vika.
“Di belakangku kau bermain dengan lelaki lain rupanya...” batin Dion merasa kesal Vivian duduk dengan lelaki lain.
Sementara itu Vivian tersenyum dalam hati menatap Dion yang sedikit terbakar api cemburu.
“Bagaimana... apa kau bisa menutupi selamanya hubungan kalian dari ku ?” batin gadis itu tersenyum muak melihat Dion yang masih bisa bersandiwara di depannya.
“Dion... kelihatannya kau peduli pada Vika...” ucap Vivian tiba-tiba sambil menyeruput minumannya.
Dion yang saat itu masih menatap Vika sekarang memalingkan pandangannya dari gadis itu dan beralih menatap Vivian.
“Tidak sayang... tentu saja aku perhatian sebagai temannya. Kau tahu dia tak boleh salah memilih lelaki.” balas Dion mencoba mengelak dari tuduhan yang dilemparkan padanya.
“Terus saja kau mengelak... cepat atau lambat semua perbuatan mu di belakangku akan terungkap Setelah semua bukti terkumpul.” batin Vivian tersenyum menyeringai.
Sementara Vika beberapa kali melempar pandangan pada Dion. Dia melihat lelaki itu marah padanya.
“Dion pasti marah padaku nanti dan salah paham....” batinnya menatap lelaki itu yang sekarang tengah ngobrol dengan Vivian.
“Vika... jadi bagaimana apa kau bersedia ?” tanya Daniel pada Vika yang dari tadi tidak merespon pertanyaannya dan tampak memikirkan sesuatu.
“Apa... ah iya Daniel...” jawabnya setelah tersadar dari lamunannya.
“Oh... syukurlah kau mau keluar denganku. Berarti aku akan menghubungimu nanti kapan sebaiknya kita ke bioskop.” balas Daniel tersenyum lebar sambil mengunyah makanan.
“Apa... ?!. Ah tidak kurasa...” jawab Vika yang baru tersadar jika lelaki itu sebenarnya mengajaknya berkencan.
“kring... kring... kring...” suara ponsel Daniel yang berdering.
“Maaf... tunggu sebentar...” ucap Daniel pada Vika sambil mengeluarkan ponselnya dan mengangkatnya.
“Ya... halo... ya... jadi begitu. Baik aku akan ke sana sekarang.” ucap Daniel saat menerima telepon.
Daniel mematikan ponselnya setelah selesai berbicara dan menatap Vika.
“Maaf Vika... sepertinya aku tidak bisa menemanimu lebih lama lagi. Karena Barusan aku mendapatkan tugas mendadak.” ucap Daniel lalu beranjak dari duduknya.
“Oh...baiklah Daniel.. sampai ketemu lagi.” jawab Vika tersenyum manis pada lelaki itu.
Dion hanya melirik saja Vika kemudian meneruskan makannya tanpa bicara sepatah kata pun.
Selesai makan mereka bertiga berjalan bersama menuju ke kasir dan Vivian akan membayarnya.
“Ahh... dompet ku tidak ada... ! sepertinya ketinggalan di meja, padahal seingat ku tadi aku sudah memasukkannya.” ucap Vivian saat mengeluarkan dompet akan membayar ke kasir.
“Lalu bagaimana....” balas Dion menatap Vivian dan Vika.
“Baiklah kalau begitu biar aku saja.” ucap Vika maju dan mengeluarkan dompetnya dengan terpaksa dia yang membayarnya.
“Rasakan... biar kau tahu rasa dan merasakan bagaimana rasanya dihinggapi oleh parasit...” batin Vivian tersenyum dalam hati penuh kemenangan dan puas mengerjai mereka berdua.
Tak berapa lama kemudian mereka tiba di ruangan masing-masing. Vika dan Dion masuk ke ruangan mereka sementara Vika tidak masuk ke ruangannya namun menuju ke suatu tempat yang sepi.
Lima menit setelah Dion duduk, dia menerima pesan. Dan lelaki itu tampak sibuk membalas pesan yang masuk. Beberapa menit kemudian Dion keluar dari ruangan.
“Aku yakin... Dion pasti bertemu dengan Vika di suatu tempat.”batin Vivian saat melihat dia berjalan keluar dari ruangan menuju ke suatu tempat.
Sharp Eye yang ada di dekat gadis itu mendekat.
“Noah... apa kau mau melihat pertunjukan lagi...?” tanya Elang itu padanya.
“Boleh juga... meskipun sebenarnya aku sudah bisa mendapatkan menebaknya. Tapi tak apa aku ingin lihat...” balasnya sambil mengeluarkan cemilan keripik kentang dari lacinya.
“Oke kalau begitu...”
“Ding... !” Sharp Eye mengeluarkan tayangan di depan Noah dan menontonnya bersama.
Di sebuah gudang kosong di luarnya ada Vivian dan Dion yang tampak sedang berdebat.
“Vika... kau bermain dengan lelaki lain di belakangku ! Apakah tindakanmu itu pantas kau lakukan ?” ucap Dion dengan nada tinggi.
“Dion... dengarkan aku dulu. Aku tidak mengajak lelaki itu makan bersama. Dia sendiri yang datang ke meja kami lalu berkenalan denganku.” ucap Vika menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka.
“Kau masih bisa mengelak nya. sudah jelas Tadi kau bermesraan dengan lelaki itu dan janjian segala dengannya akan ke bioskop...” balas Dion semakin marah dan tak mau mendengar penjelasan apapun dari Vika.
“Sayang... jangan marah seperti itu. Aku hanya bersikap sewajarnya saja di depan lelaki tadi dan sama sekali tak ada rasa padanya.” jelas Vika lagi sambil memegang erat tangan Dion.
Dion yang masih marah menghempaskan tangan Vika. Namun gadis itu menariknya lagi dan menggenggamnya dengan erat.
“kriuk... kriuk...” suara Vivian yang mengunyah keripik kentang dan menyaksikan tayangan tadi sambil tersenyum lebar.
“Menurut mu apa yang akan terjadi setelah ini ?” tanya sang elang pada Noah.
“Yah... mungkin kemarahan itu akan berlangsung sampai beberapa hari atau paling buruk mereka putus.” jawabnya santai.
“Kalau begitu kita saksikan tayangannya sampai akhir.” balas Sharp Eye.
Di dalam tayangan tampak Dion sangat marah sekali pada sikap murahan Vika.
“Dion... ku mohon jangan seperti itu. Aku mohon padamu agar memaafkan ku.” ucap gadis itu memohon.
“Baiklah jika kau sampai bersikap murahan lagi dengan lelaki lain jangan harap aku akan terus bersama denganmu !” balas Dion dengan nada tinggi lalu pergi begitu saja meninggalkan Vika.
Dion sama sekali tak menoleh saat Vika terus memanggilnya. Dia terus berjalan meskipun kita mengikutinya.
Vika berbalik setelah melihat Dion masuk ke ruangan dan kembali ke ruangannya dengan rasa bersalah.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Alya Yuni
Smpai kpn trbongkar
ak tak sabar menunggu hancurnya si Cyril
2022-10-26
0
rabbit invasion
Baguslah ayo bertengkar Terus yang hebat sampai putus
2022-06-12
0
baby ying
Sip deh cara Mu berhasil
2022-06-05
0