Telepon di meja Vivian terus berdering nyaring. Semua staf yang ada di sana menatap ke arah telepon itu karena merasa berisik dengan suara telepon yang tak kunjung diangkat.
Sementara itu di lain tempat tampak Vivian sedang berada di sebelah toilet. Dia membetulkan kancing bajunya yang lepas.
“Sharp Eye... keluar kau... !” ucapnya saat di toilet dan melepaskan tangannya yang sedari tadi memegangi kerah bajunya.
“Ting... !” elang itu muncul seketika setelah mendengar panggilan dari Noah.
“Ada apa lagi... kenapa kau memanggil ku ditempat seperti ini ?” tanya nya saat melihat dirinya berada di sebuah toilet.
"Kau lihat ini... kancing baju ku lepas dua. Bagaimana aku bisa bekerja jika terbuka begini...” ucapnya sambil menunjuk kancing yang lepas dan bagian tubuhnya yang terbuka.
Sharp Eye terbang di sekitar Noah dan hinggap di bahunya.
“Ah... itu hanya masalah kecil saja...”
“Ting... ! Coba lihat sekarang !” Elang itu penampakan sayapnya dan seketika kancing di kemeja Vivian terpasang kembali.
“Yah... lebih bagus jika seperti ini...” balas Noah memakai kembali blazer yang dilepasnya lalu mengeluarkan sebuah cermin kecil.
“Sepertinya riasan ku juga perlu di poles lagi...” ucapnya lagi sambil menatap elang yang terbang di atasnya.
Sharp Eye tahu apa yang di maksud oleh Noah dan dia kembali membantunya.
“Ya baiklah... ting... !” Sharp Eye membuat riasan Vivian yang sedikit berantakan menjadi baik, bahkan lebih baik dari yang sebelumnya.
Noah tersenyum sendiri yang menatap cermin yang dipegangnya. Dia pun lalu keluar dari toilet dan berjalan melenggak-lenggok, yang membuat perhatian para lelaki terpancing untuk menatapnya lalu masuk ke ruang kerjanya kembali.
“tap... tap... tap...” suara langkah kaki Noah memasuki ruangan yang berjalan dengan santai.
“Vivian... kau kemana saja ? telepon mu berdering dari tadi...” ucap seorang wanita saat melihatnya sudah berada di depan pintu masuk ke ruangan.
“Oh... terima kasih Cinthya... aku akan segera mengangkatnya.” jawab Vivian lalu melangkah dengan santai menuju ke tempat duduknya meskipun dia sendiri sudah mendengar suara dering di mejanya yang melengking.
“klak...” gadis itu mengangkat telepon sambil duduk di kursinya.
“Halo... Vivian... kenapa lama sekali mengangkat teleponnya ?” ucap seseorang dengan nada kesal.
“Oh... Manajer Aksa... maaf. barusan kembali dari toilet dan langsung mengangkat telepon.” jawabnya dengan santai dan raut muka yang tenang.
“Hmm... kau bisa ke ruangan ku sekarang ? Ada yang Ingin ku bicarakan denganmu.” ucap lelaki itu singkat.
“Baik manajer Aksa...” jawabnya singkat.
“klak...” Noah menutup telepon dan meletakkan kembali gagang telepon ke tempatnya. Dia pun segera masuk ke ruangan manajer accounting.
“tok... tok.... tok...” Noah mengetuk pintu saat tiba di depan ruang manager accounting.
Aksa sedang duduk menatap layar monitor di mejanya. Dia menoleh ke kanan dan melihat Vivian berdiri di depan pintunya.
“Masuklah Vivian...” ucapnya kemudian berdiri dan berpindah ke tempat duduk lain.
Vivian masuk dan duduk di depan Aksa setelah lelaki itu mempersilahkannya duduk.
Aksa mengambil berkas Laporan memiliki peran yang ia letakkan di paling atas dan menaruhnya di depan Vivian.
“Vivian.... aku sudah memberikan penilaian pada laporan kerja kalian semua barusan. Dan aku sudah menemukan satu yang menurutku ku benar dan kerjanya bagus.” ucapnya sambil menyodorkan berkas yang ia taruh di meja.
Vivian yang tak tahu apa maksud atasannya itu menerima begitu saja berkas yang disodorkan padanya.
“Ini kan punya ku...” jawabnya setelah membaca berkas itu lalu menaruhnya ke meja kembali sambil menatap lelaki ada di depannya dengan bingung.
“Vivian... karena pekerjaanmu bagus maka aku akan menunjuk mu sebagai ketua proyek Four Seasons.” ucap lelaki itu sambil menyunggingkan senyum di sudut bibirnya.
“Ah... terima kasih manajer Aksa...” jawabnya sambil tersenyum setelah sebelumnya sempat terkejut pada posisi baru yang diberikan padanya.
Gadis itu keluar dari ruangan Manager accounting setelah tak ada lagi yang mereka bahas dan kembali ke tempat duduknya.
Sementara itu Aksa tampak menatap gadis itu dari belakang dan melepas kacamatanya.
“Vivian... ternyata kau sama sekali tak ingat pada ku...” gumamnya sambil tersenyum kecut lalu memakai kacamata yang sudah dia bersihkan dan berdiri.
Setelah gadis itu Kembali ke tempat duduknya beberapa menit kemudian Aksa keluar dari ruangannya. Dia jalan menuju ke para staf yang ada di sana dan berdiri di depan tempat Vivian duduk.
Semua staf yang ada di sana tampak menghentikan aktivitas mereka sejenak saat melihat manager accounting datang kembali ke ruangan mereka.
“Untuk semuanya saja... aku sudah memberikan penilaian pada hasil kerja kalian barusan. Dan aku menunjuk salah satu dari kalian yang mendapatkan score tinggi dalam tugas tadi sebagai ketua proyek Four Seasons.” ucapnya sambil menatap satu persatu staffing ada disana kemudian beralih menatap Vivian.
“Inilah ketua kalian... Vivian...”
Vivian segera berdiri dan menjadi pusat perhatian dari para staf yang lain.
“Mulai sekarang Vivian akan membantuku mengurusi pekerjaan kalian.” ucap manajer Aksa menjelaskan pada mereka semua.
“Vivian aku menyerahkan semua tanggung jawab ini padamu. Ku harap kau tidak mengecewakan aku.” tambah lelaki itu menatap kembali Vivian.
“Aku akan berusaha sebaik mungkin manager Aksa.”jawabnya singkat.
Setelah mengumumkan ketua baru proyek Four Seasons, manajer Aksa kembali ke ruangannya.
Vivian kembali duduk sedangkan staff lain beberapa terlihat terkejut pada prestasi gadis itu, beberapa terlihat tidak senang.
Dion menatap Vivian dari kejauhan dan tersenyum kecut.
“Dasar...lelaki macam apa kau manajer Aksa ? Betapa mudahnya kau terpesona hanya karena penampilan baru Vivian yang murahan itu dan mengangkatnya menjadi ketua... ?? Omong kosong apa ini... !” umpat Dion dalam hati yang merasa tak terima bukan dirinya yang ditunjuk sebagai ketua, melainkan Vivian.
Siang hari saat saat jam istirahat. Semua keluar dari ruangan kerja. kabar tentang kenaikan jabatan Vivian tersebar dengan cepat di kantor itu. Dan kabar itu sampai ke telinga Vika.
Vivian berjalan pelan menuju ke kantin dan berpapasan dengan Vika.
“Hai Vika...kau mau ke mana ?” tanya Vika yang sudah menunggu sedari tadi gadis itu keluar.
Noah berhenti dan tersenyum datar pada gadis itu.
“Dasar siluman ular... mau apa lagi dia... ?” batinnya waspada saat Gadis itu mendekatinya.
“Aku mau ke kantin... kau mau ikut dengan ku ?” tawar nya pada Vika.
Vika pun mengangguk dan mereka berdua berjalan bersama menuju ke kantin.
“Vivian... ku dengar kau mendapatkan promosi jabatan baru... selamat ya...” ucapnya memberi selamat pada Vivian sambil mengumpat dalam hati kenapa bukan Dion terus sayangnya yang mendapatkan posisi itu.
“Dari dulu kau memang teman ku yang terbaik...” ucap Vika menambahkan dengan tersenyum lebar sambil menyembunyikan kekesalannya.
“Ah ya... terima kasih...” jawabnya singkat dan terus berjalan menuju ke kantin.
Dari kejauhan Dion berlari dan menyusul mereka berdua.
“Hey kalian tunggu aku... !” teriak Dion.
Lelaki itu kemudian menyusul dan berada di tengah di antara Vivian dan Vika. Tangan kiri Dion menggamit lengan Vivian dan tangan kanannya memegang pinggang Vika.
Noah melirik apa yang di lakukan lelaki itu sambil mengumpat dalam hati dan pura-pura tidak melihat apa yang dilakukan lelaki itu.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Alghifarrie
Vika nanya vika?
2022-10-16
0
petani surga
Vivian mendapatkan posisi baru bukan karena penampilan barunya kan Tapi karena kemampuannya kan
2022-06-12
0
penggila bola
Ssmangat
2022-06-05
0