Dion sambil menunggu tim audit meng-audit pekerjaannya selesai menoleh ke sekitar dan mendapati ada tim audit lainnya datang ke ruangan itu dan sedang memeriksa pekerjaan staf lainnya.
“Para auditor itu hanya sebentar saja memeriksa pekerjaan staf lainnya, tapi kenapa auditor ini tak pergi juga dari tempat kerjaku...?” batinnya yang lelah menunggu dan mulai timbul rasa cemas.
Tak Berapa lama kemudian tim auditor itu menghentikan pekerjaan nya dan menoleh pada Dion.
“Maaf... dari beberapa data pekerjaan ada yang tidak sesuai.” ucap auditor itu membuat Dion berkeringat dingin dan takut jika dia tertangkap basah.
“Oh... permisi... maksud anda data yang mana ?” tanya balik Dion untuk menutupi keresahannya.
Tim auditor mengecek kembali hasil pekerjaannya dan menunjukkan beberapa laporan pekerjaan milik Dion yang tidak sinkron dengan data lain.
“Ini...” ucap auditor itu menunjukkan pada Dion.
Dion melihat hasil kerjanya yang di tunjukkan oleh tim auditor dan tampak lega setelah melihatnya.
“Huft... aku selamat... ku kira aku ketahuan mengambil data rahasia perusahaan...” batin Dion yang mencoba untuk tetap tenang.
“Oh... baik terima kasih aku akan segera memperbaikinya.” jawab Dion.
Auditor itu kemudian pergi dari tempat Dion dan memeriksa pekerjaan staf lainnya ada di sana.
Dion menatap ke sekitar saat tim auditor tadi pergi dan kemudian kembali menatap monitornya. Dia pun segera mengoreksi pekerjaannya sebelum kena audit lagi.
“Tik... tik... tik...” Dion menyapukan jarinya dengan cepat mengerjakan ulang pekerjaannya sambil terus menguap karena dia merasakan masih ngantuk berat.
Vivian juga sedang ditemani oleh tim audit. Auditor yang memeriksa pekerjaannya segera pergi tak beberapa lama kemudian karena tak ada kesalahan ataupun kejanggalan pada hasil pekerjaannya.
“Terima kasih...” ucap Vivian saat auditor itu pergi dari tempatnya dan beralih ke stop lainnya yang ada di sebelah Vivian.
Vivian menoleh ke arah Dion yang tampak tenang dan baik-baik saja.
“Kenapa Dion tetap di tempatnya... padahal tadi tim auditor lama sekali mengecek pekerjaannya. Hmm... dia selamat rupanya.” batin nya kemudian menoleh ke arah lain dan mendapati beberapa staf lainnya ada yang kena audit juga.
“Mungkin sebentar lagi akan terbongkar juga. Hanya tinggal menunggu waktu saja...” gumamnya sambil tersenyum kecil.
Audit di perusahaan itu berlangsung sampai seharian penuh. Dan 30 % staf terkena audit dan teruskan memperbaiki kembali pekerjaan mereka dalam waktu 1 x 24 jam.
Siang harinya Vivian keluar dari ruangan untuk beristirahat. Seperti biasa di tengah jangan dia bertemu dengan Vika.
“Hai Vivian... kau mau ke mana...” panggil Vika menghampiri Vivian dan menarik tangannya.
“Si jamur pengganggu ini lagi... sampai kapan dia mau menempel pada ku...” batin Noah merasa jengah dengan tingkah palsu Vika yang memuakkan sekali.
“Aku mau ke kantin... kau mau ikut ?” tanya Vivian dengan wajah datar.
“Ya... tentu saja... aku mau ikut dengan mu aku juga lapar.” balas Vika sambil tersenyum lebar dan berharap bisa makan gratis.
“Akan ku kerjai kau kali ini...” batin Noah tersenyum dalam hati.
Vivian dan Vika duduk bersama di kursi tengah menunggu menu pesanan mereka datang.
“Vivian ke mana Dion... tumben aku tidak melihatnya. Biasanya dia bersamamu kemanapun kau pergi.” ucap Vika melihat kursi kosong di sebelah Vivian dan menatap ke sekitar.
“Dion... tadi dia terlihat sibuk di depan monitornya. Mungkin kah dia kena audit...” ucapnya memancing.
“Apa... Dion kena audit ? Lalu bagaimana dia sekarang... ?” tanya Vika terkejut dan perhatian.
“Ehm... biarkan saja dia menyelesaikan pekerjaannya. Ehm...kau tempat peduli padanya.” balas Vivian.
Vika tampak pucat dan mencoba bersikap sewajarnya.
“Tidak... bukan begitu maksudku. Dion juga sahabatku sama sepertimu. Jadi jangan salah paham...” jelas Vika dan Vivian pun menganggap meskipun sebenarnya dia muak melihatnya.
Beberapa saat kemudian pesanan mereka tiba dan mereka berdua segera menyantap nya. Di tengah makan, tiba-tiba ada seorang lelaki yang sedari tadi memperhatikan Vika dari kejauhan.
Lelaki itu tiba-tiba duduk di samping Vika.
“Permisi... boleh aku duduk di sini ?” tanya lelaki itu.
“Boleh silahkan saja.” jawab Vivian.
“Aku sudah lama memperhatikan mu Vivian. Aku Daniel dari departemen pemasaran.” ucap lelaki itu memperkenalkan dirinya.
“Ya salam kenal Daniel...” balas Vika datar.
Mereka berdua mengobrol sementara Vivian hanya diam dan menghabiskan makanannya. Dia tak sabar menunggu pertunjukan nya.
“Vika... kapan kau ada waktu aku ingin mengajakmu makan malam agar kita lebih dekat.”ucap Daniel sambil tersenyum.
“Ya... akhir-akhir ini aku sedikit sibuk. Jadi aku tak bisa memastikan kapan waktu senggang ku.” balasnya menolak secara halus.
“Vika... kenapa kau tak mencoba saja. Menurutku sudah waktunya kau mengakhiri status jomblo mu dan mencoba membuka hati untuk lelaki yang mau masuk ke hati mu.” ucap Vivian menyela pembicaraan mereka.
Vika tak bisa mengelak lagi pada ucapan Vivian barusan.
“Ah... tepat sekali kau jomblo, status kita sama kalau begitu.” ucap Daniel senyum lebar mengetahui hal itu.
“Ya...” balas Vika tak bisa mengelak lagi dan hanya bisa menatap pilihan dengan menahan rasa kesal.
“Oh ya bolehkah aku minta nomor ponselmu ?” tanya Daniel lagi.
“Itu...” jawab Vika ragu mau memberikan nomornya atau tidak.
“Nomornya Vika adalah 08XXX....” ucap Vivian memberikan nomor telepon temannya pada Daniel dan lagi itu segera menyimpan nomor yang disebutkan oleh Vivian.
Tak Berapa lama kemudian Dion masuk ke kantin dan mencari keberadaan mereka. Dia menemukan Vivian dan Vika ada di bagian tengah dan menyusulnya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Tanduk emas
senang sekali melihat Vika dikerjain Dasar cewek Jalang rasain kau
2022-06-12
0
baby ying
Rasain
2022-06-05
0
🌻⃟H!dUpb€RsaMa🌞⃠
Hwaiting Kk
3 Cogan dan Ry mampir
2022-06-01
0