Masih belum puas Vivian memberi pelajaran pada Dion, gadis itu berniat memberikan pelajaran lagi pada pria brengsek itu.
Vivian duduk di ruang tengah menunggu Dion keluar dari toilet. tiga puluh menit kemudian lelaki itu keluar dari toilet dengan lemas dan masuk ke kamarnya.
“Aduh... kaki ku sampai lemas rasanya berada di toilet lebih dari satu jam.” gumam Dion sambil menyandarkan tubuhnya yang masih terasa lemas ke dinding.
“Apa aku salah makan... sampai aku seperti ini...” gumamnya sambil mengingat-ingat lagi apa yang sudah dimakannya sebelumnya.
Melihat Dion sudah masuk ke kamar, Vivian pun berdiri dari tempat duduknya.
“tap... tap... tap...” Vivian perjalanan menuju ke kamar Dion.
“Dion sayang... kenapa kau tampak lemas begitu... ?” ucap Vivian saat sudah masuk di kamarnya dan duduk di samping Dion.
“Ah... sepertinya aku salah makan hingga murus...” balasnya yang membuat Vivian tersenyum dalam hati.
Vivian mencoba menggoda Dion. Dia menggeser duduknya lebih mendekat dan mendekatkan wajahnya pada Dion.
“Vivian... aku masih lemas... aku tidak bisa...” ucap Dion menggeser duduknya menjauh dan menolak ajakan Vivian.
“Kau pasti sudah tak bertenaga sekarang... makanya seperti itu... aku akan membantumu kali ini.” batinnya sambil tersenyum menyeringai.
“Berbaringlah... aku akan membuat mu senang.” ucap nya menarik Dion dan merebahkan tubuh Dion ke tempat tidur.
“Vivian apa yang mau kau lakukan pada ku ?” tanyanya saat gadis itu saat dia membalik tubuhnya dan membuatnya tengkurap.
“Sudah kau diam dan nikmati saja.” balas Vivian singkat. Gadis itu kemudian duduk di tepi tempat tidur. Dia membuka dua tangannya dan melakukan stretching.
Sementara itu Dion yang tidak tahu apa yang sebenarnya mau dilakukan Vivian padanya hanya diam saja dan menunggu aksi gadis itu.
Vivian menyentuh kaki Dion dan mulai memijatnya dengan lembut.
“Bagaimana apa ini enak...” tanya nya pada Dion yang masih memijat lelaki itu dengan lembut.
“Hmm... lebih enak lagi kalau lebih keras sayang...” sahut Dion yang mulai merasa nyaman mendapatkan pijatan dari Vivian.
“Oke sayang...” balas Vivian sambil tersenyum menyeringai.
“Sudah lama rasanya aku tak pernah melatih otot ku. Sepertinya ini bisa untuk pemanasan.” ucapnya dalam hati lalu mulai memijat Dion lagi dengan tekanan yang lebih sakit daripada sebelumnya.
“Enak sekali...di saat aku sedang lelah dia tahu itu...” batin Dion sambil tersenyum kecil. Namun semakin lama dia merasakan Vivian memijatnya lebih keras.
“krak...”
“Aauw.... !!” teriak Dion yang merasa kesakitan saat tubuhnya bergemeretuk.
Sementara Vivian hanya tersenyum kecil dan terus melanjutkan memijat dengan keras.
“krak... !” Vivian beralih memijat kaki sebelahnya dengan keras.
“Aauw... Vivian hentikan itu... sebelum semua tulang ku patah !” teriak Dion kembali yang merasa kesakitan karena dia merasa tulangnya seakan mau patah.
“Kau yakin menyuruhku berhenti... ? Kau butuh pijatan setelah beraktivitas berat untuk mengembalikan stamina mu...” balas gadis itu menghentikan pemijatan.
Dion membalik tubuhnya kemudian duduk dan memeriksa kakinya yang masih terasa sakit setelah dipijat oleh Vivian.
“Untung saja kakiku tidak patah. Bagaimana bisa Vivian mempunyai tenaga sebesar itu ? tenaganya seperti tenaga seorang lelaki saja.” gumamnya sambil menatap Vivian kemudian menyadarkan tubuhnya ke dinding.
Vivian berdiri dan mengeluarkan koyok yang dia bawa dan hendak menempelkannya tubuh Dion.
“Aduh... koyok apa yang dia pegang itu... jangan-jangan itu bukan sekedar koyok biasa dan akan membuatku merasakan kesakitan lagi.” batin lelaki itu yang tampak ketakutan saat Vivian membuka kemasan koyok tadi.
“Sayang... sayang... cukup. aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang dan tak memerlukan koyok itu.” ucap Dion menolaknya dengan tegas dan mulai berkeringat dingin.
“Yah... baiklah kalau begitu. Aku pergi dulu. Selamat tidur...” balas Vivian lalu keluar dari kamar Dion dan menutup pintunya.
Setelah Vivian keluar Dion merebahkan tubuhnya ke tempat tidur sambil menghela nafas panjang dan mengelus dadanya sambil meracau tidak jelas.
Vivian kembali ke kamar bersama dengan Sharp Eye yang terbang mengikutinya kemanapun dia pergi.
“bruk...” Noah membanting tubuhnya dan duduk di tempat tidurnya Sambil tertawa lepas setelah sedari tadi menahan tertawa.
“Kau sudah puas tertawa... ?” tanya elang itu pada Noah yang masih tertawa sambil memegang perutnya.
“Aku benar-benar puas memberinya pelajaran kali ini. Kira-kira kenapa ya Dion sekarang di kamarnya...” ucapnya penasaran bertanya pada Sharp Eye.
“Kau mau tahu... baiklah lihat ini !”
Elang itu kembali menunjukkan tayangan pada Noah. Terlihat pada tayangan itu Dion duduk sambil memegang kedua kakinya.
“Kenapa masih sakit ya rasanya...” keluh Dion saat menyentuh kedua kakinya.
“Kaki ku tidak benar-benar patah kan... ?!”
Dion mencoba turun dari tempat tidur dan menapakkan kakinya ke lantai lalu mencoba untuk berjalan.
“Aauw.... sakit sekali... sepertinya kakiku jadi terkilir...” teriaknya kemudian melangkahkan kakinya kembali dan duduk di tempat tidur. Dia tak berani bergerak karena takut jika keseleo nya lebih parah lagi. Dan dia hanya merupakan dirinya di tempat tidur.
“Hahaha...” Noah tertawa lepas melihat tayangan itu.
“Sudah hentikan Sharp Eye...”
Elang itu pun segera menghentikan tayangannya.
Keesokan paginya Vivian bagun pagi-pagi sekali. Dia melewati kamar Dion dan mengintip nya ternyata lelaki itu masih tidur.
“Ck... ck... ck... bagus sekali !” ucapnya lirih dan segera bergegas ke kamar mandi.
Beberapa saat kemudian Vivian selesai bersiap. Meskipun masih pagi sekali dia memutuskan untuk berangkat kerja dan meninggalkan Dion sendirian.
Satu jam kemudian Dion bangun. Dia mencoba untuk berjalan namun kakinya masih terasa sakit. Dia bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya sementara itu waktu terus berjalan dan dia bisa terlambat jika tidak segera berangkat.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Alya Yuni
It krng lbih baik patahkn kakinya
2022-10-26
0
Amber Kiss❤️
Hihi hi hi... Lucu
2022-05-20
0
jaya selalu
wkkkk..ngakak.com
2022-05-19
0