Dion dan Vika masuk ke rumah sambil bergandengan tangan dengan mesra.
Sementara itu Vivian yang masih dalam perjalanan menuju ke rumah, duduk diam di samping manajer Aksa. Pikirannya terpaku pada Dion dan ingin tahu apa yang dilakukannya saat ini.
“Sharp Eye.... keluarlah!” perintahnya berucap dalam hati.
Elang itu keluar dan terbang di sekitarnya.
“Ada apa Noah kamu memanggil ku... ?” tanyanya setelah muncul.
“Aku ingin tahu apa dilakukan Dion sekarang... apa kau bisa menunjukkannya padaku ?” tanyanya pada elang itu.
“Ting... !” muncul sebuah tayangan yang di keluarkan oleh Sharp Eye di depan Noah.
Dari tayangan itu terlihat Dion dan Vika sedang berada di ruang tamu dan selesai makan mereka berdua masuk ke kamar tidur.
Dion duduk di samping Vika sambil memeluknya dari samping dan menyandarkan tubuh Vika ke bahunya dan bermesraan dengan gadis itu.
Tak beberapa lama kemudian Dion mencium bibir Vika dengan penuh nafsu sambil menggerakkan tangannya melepas baju mereka satu persatu yang kini menjadi alas mereka.
“Sayang...” bisik Vika mesra di telinga Dion sambil menarik tubuhnya berbaring di tempat tidur.
Vika memeluk erat pinggang Dion yang kini berada di atas tubuhnya dan mencium bibirnya dengan hangat.
“Stop... hentikan itu... ! Aku tak mau melihat adegan menjijikkan mereka berdua ! Matikan tayangan itu sekarang juga !” ucap Noah yang merasa muak melihat adegan murahan itu.
Sharp Eye segera mematikan tayangan tadi dan tersenyum lebar melihat Noah yang terlihat geram.
“Awas saja kau Dion kalau pulang nanti. Aku akan memberikan hadiah kecil untukmu...” batin Noah sambil tersenyum menyeringai.
Di dalam mobil terasa sunyi karena manajer Aksa dan Vivian diam dan larut dalam pikiran mereka masing-masing.
“Vivian... bagaimana pekerjaan mu apa kau mengalami kesulitan ?” tanya manajer Aksa membuka pembicaraan.
“Sampai saat ini ku rasa belum ada kesulitan yang berarti manajer Aksa.” balasnya sambil tersenyum kecil menatap lelaki yang duduk di sampingnya.
“Jika ada kesulitan kau bisa bertanya padaku...” balasnya menatap Vivian dengan tatapan lembut dan hatinya sedikit berdasir saat melihat gadis itu tersenyum kecil padanya.
Sepuluh menit kemudian mereka tiba di depan rumah Vivian. Manajer Aksa turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Vivian.
“Terima kasih manajer Aksa...” kata gadis itu setelah turun dari mobil lalu jalan menuju ke rumah.
“Manajer... ayo masuk dulu. Aku kan buatkan minuman untukmu.” tawarnya sembari membuka pintu rumah agar lelaki itu segera masuk.
Manajer Aksa menatap ke dalam dan melirik jam tangannya kemudian tersenyum pada Vivian.
“Maaf aku tak bisa mampir kali ini, mungkin lain kali saat aku kesini lagi. Ada sesuatu yang mendesak yang harus segera ku tangani di rumah.” balas lelaki itu kemudian berbalik dan segera masuk ke mobil.
“Terima kasih manajer Aksa sudah mengantarku pulang...” kata Vivian dengan senyum manisnya.
Lelaki itu hanya mengangguk dan menutup kembali pintu mobil kemudian segera melaju di jalanan menuju ke rumahnya.
Vivian masuk ke rumah dan berganti baju dengan pakaian biasa. Dia pun masuk ke dapur dan mengambil sebuah cangkir lalu menyeduh kopi panas.
“Ini kopi spesial buat Dion... dia pasti akan menyukainya nanti...” gumamnya sambil tersenyum lebar mengaduk secangkir kopi panas.
“Noah... apa yang kau campurkan di kopi itu ?” tanya Sharp Eye yang terbang mengikuti gadis itu berjalan menuju ke ruang tengah sambil membawa kopi yang telah dibuatnya tadi.
“Sudah kau diam saja... kau akan melihat pertunjukan bagus nanti.” balasnya. Lalu mereka berdua duduk di ruang tamu untuk menunggu Dion pulang.
“Noah... kenapa Dion belum pulang juga... aku tak sabar ingin segera melihat pertunjukan yang kau bilang.” ucap elang itu kemudian terbang di sekitar rumah.
Sharp Eye yang terbang keluar rumah dengan menembus dinding tiba-tiba kembali masuk ke rumah dan menghampiri Noah.
“Dion datang...” ucapnya memberitahu Noah.
Gadis itu seketika berdiri dan berjalan menuju ke pintu untuk menyambut kedatangan Dion.
“kriek...” Vivian segera membukakan pintu saat Dion berada di depan pintu.
“Sayang... ternyata kau sudah menunggu ku.” ucap Dion sambil tersenyum lebar setelah masuk.
Vivian menarik lengan Dion dan mengajaknya untuk duduk di ruang tengah.
“Sayang... aku sudah membuatkan ini untuk mu, minum lah. Kau pasti kedinginan setelah dari luar.” ujarnya sambil mengambil kopi dari meja dan menyerahkan pada Dion.
“Enak sekali mendapatkan servis dari dua gadis sekaligus secara bergantian.” batin Dion tersenyum lebar sambil menerima kopi dari Vivian dan meminumnya sampai habis.
“Kau dari mana saja... aku sudah menunggumu dari tadi...” tanya Vivian saat duduk di samping Dion.
Lelaki itu tampak perlengkapan mendengar pertanyaan dari Vivian.
“Aku lembur sayang... di kantor banyak yang harus ku kerjakan.” balasnya beralasan agar gadis itu tak curiga padanya.
“kruk... kruk... kruk...” Tiba-tiba Dion merasakan perutnya terasa mulas seperti diaduk-aduk. Lelaki itu pun berdiri dan berlari menuju ke toilet.
“Vivian aku tidak tahan lagi... perut ku mulas.” ucapnya sambil Memegang perutnya dan menoleh ke belakang menatap Vivian.
Dion masuk ke toilet dan berada di sana selama dua jam. Sedangkan Vivian tersenyum lebar saat berjalan melewati toilet dan melihat lelaki itu masih di dalam.
“Cuih... baunya busuk sekali... apa saja yang di makan bajingan itu hingga baunya membuatku ingin muntah.” gumam Vivian sambil menutup hidungnya saat mencium aroma yang keluar dari toilet.
Dia pun segera berlari menuju ke wastafel karena perutnya terasa mual dan muntah setelah tak bisa menahan nya lagi.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
hanzel
Mampus tu dion
2022-05-22
0
Amber Kiss❤️
Beri pelajaran sampai kapok
2022-05-20
0
jaya selalu
sukurin
2022-05-19
0