Aksa menggenggam anting yang dia temukan dan membawanya ke tempat Vivian yang masih mencari keberadaan antingnya yang hilang.
“Vivian... apakah ini anting mu?” tanya nya sambil menunjukkan sebuah anting berbentuk buah cherry pada gadis itu.
“Ya benar manajer Aksa Bagaimana kau bisa menemukannya... aku tidak menukarnya meskipun mencarinya di tempat kau menemukannya.” balas Vivian saat menghampiri lelaki itu dan melihat anting yang ada di tangan lelaki itu.
“Terima kasih manajer Aksa...” tambah Vivian lagi lalu mengambil anting dari tangan manajernya. Namun lelaki itu tak mengizinkan gadis itu mengambilnya.
“Tunggu...biar aku saja yang memasangkan nya untuk mu.” jawab Aksa sambil menutup tangannya agar Vivian tak bisa mengambilnya.
Lelaki itu lebih mendekat pada Vivian lalu menyibakkan rambut gadis itu ke belakang telinga. Dia bentuk telinga Vivian dengan lembut dan memasangkan antingnya.
“deg... deg... deg...”
Vivian asli mendengar debaran jantungnya yang menderu seperti genderang saat manajer Aksa memasangkan antingnya. Noah segera mengambil alih tubuh Vivian kembali karena dia tak suka dekat dengan lelaki.
“Manajer Aksa... kau tak perlu melakukan hal itu padaku.” ucap Noah dan seketika mundur sambil melihat raut muka manajernya yang sedikit memerah.
Vivian segera berjalan meninggalkan manajer Aksa yang masih berdiri diam terpaku di tempatnya dan masuk kembali ke ruangannya.
“buk...” Noah membanting tubuhnya ke kursi saat melirik ke arah Dion dan mendapati lelaki itu tersenyum sendiri menatap ponsel.
“Sial.... ! Aku gagal mengungkap hubungan mereka. Lain kali pasti aku akan berhasil. Tunggu saja...” batinnya sambil mengepalkan tangan erat kemudian menatap kembali layar laptopnya daripada terus emosi menatap lelaki brengsek itu.
“Klik... klik... klik...” gadis itu menggerakkan jemarinya yang lantai menyapu keyboard dan mulai mengerjakan tugas barunya sebagai ketua proyek Four Seasons.
Vivian dengan bantuan Noah mengerjakan bagian tugas yang dirasanya sulit dan dia bisa menyelesaikannya dengan sempurna.
“Sebaiknya aku menyiapkan rencana kerja untuk besok sekarang ini dan yang lainnya.” gumam Noah membuat rancangan kerja dan target apa saja yang harus di capainya dalam hati satu bulan ke depan.
Sore hari berlalu. semua staf perusahaan itu keluar dari rumahnya masing-masing. Vivian yang mengetahui Dion tak langsung pulang bersamanya nya berjalan ke jalan raya untuk mencari taksi.
“Taksi... !” panggilnya saat melihat sebuah taksi biru yang lewat di depannya. Namun taksi yang dipanggilnya tidak berhenti karena membawa banyak penumpang.
Dia pun menunggu taksi selanjutnya yang lewat.
“Taksi... !” teriak Vivian sambil mengangkat tangannya ke atas Untuk menghentikan sebuah taksi yang lewat di depannya.
“Ckiit...” Suara taksi berhenti dan gadis itu berjalan menghampiri taksi tadi.
“Maaf nona...taksinya penuh.” ucap supir taksi tadi lalu kembali melajukan taksinya ke jalanan.
Vivian jalan mundur dengan rasa kesal dan terpaksa dia harus menunggu taksi lainnya. Beberapa taksi lewat lagi namun semuanya penuh di jam pulang kantor ini.
“Yang benar saja apa aku harus pulang dengan jalan kaki... ? Sharp Eye keluarlah !” umpat Noah memanggil sang elang untuk meminta bantuannya.
“Ting...” Elang itu muncul dan terbang di sekitarnya.
“Ada apa kau memanggil ku kali ini... ?” tanya elang itu yang masih terbang mengitari dirinya kemudian hinggap di bahunya.
“Apa kau punya alat yang bisa membuatku jalan cepat tanpa merasa lelah, atau kau punya pintu kemana saja ? Dari tadi aku mendapati taksi yang penuh.” ucap Noah yang semakin jengkel saat kembali melihat taksi yang lewat dan masih penuh oleh penumpang.
Elang putih itu ketika terbang dan menghilang entah kemana dan beberapa saat kemudian dia muncul lagi di depan Noah.
“Baiklah... aku sudah membantu mencarikan tumpangan. Tunggu saja sebentar di sini.” jawab elang itu kemudian langsung menghilang.
Di tempat parkir perusahaan.
Manajer Aksa segera naik ke mobilnya dan keluar dari area tempat kerja dan menuju ke jalan pulang. Entah kenapa dia merasa tiba-tiba dia menggerakkan tangannya mengemudikan mobilnya melewati rute yang tak biasa dilewatinya.
Di depan kantor dari kejauhan dia melihat sosok gadis yang berdiri sambil terus melihat ke arah jalanan.
“Bukannya itu Vivian... kenapa dia di sana ?” batinnya yang hafal pada postur tubuh Vivian meski dari kejauhan. Dia pun mengemudikan mobilnya menuju ke tempat sosok yang dilihatnya tadi untuk memastikannya.
“klik....” Manajer Aksa membuka kaca mobilnya setelah tiba di depan sosok gadis tadi.
“Vivian... ?” panggil lelaki itu saat melihat sosok gadis yang ternyata memang benar Vivian.
Gadis itu menoleh padanya setelah mendengar panggilannya.
“Manajer Aksa... jangan bilang yang di maksud tumpangan oleh elang tadi adalah ini...” batinnya sambil menelan ludah.
“klak...” Manajer Aksa membuka pintu mobilnya.
“Vivian apa kau menunggu taksi ?” tanya lelaki itu dan gadis itu mengangguk.
“Ayo masuklah... aku akan mengantar mu.” ucap lelaki itu menawarkan tumpangan padanya.
“Tapi... Manajer Aksa... kurasa kau tak perlu mengantar ku. Karena kita tidak searah.” tolak Vivian dengan tegas.
Tiba-tiba Sharp Eye kembali muncul di depan gadis itu dan terbang mengitari nya.
“Kau masuk saja... karena sampai nanti taksi yang lewat akan penuh. Mungkin kau akan sampai ke rumah di malam hari kalau masih menunggunya.” ucap elang itu.
“Ayo tunggu apa lagi... ayo masuk.” ucap manajer Aksa lagi dan akhirnya Vivian mau tak mau masuk dan duduk disebelah lelaki itu.
“Broom...” Manajer Aksa segera melajukan mobilnya menuju ke rumah Vivian berada.
“Kemana Dion... kenapa dia tidak pulang bersama lelaki itu ?” batinnya sambil memandangi Vivian dari samping.
Sementara itu di lain tempat.
Dion pulang terakhir karena sengaja menunggu suasana di kantor sepi agar dia bisa pulang bersama Vika.
“tap... tap... tap...” Suara langkah kaki yang keluar dari ruangannya menuju ke tempat parkir dan menghampiri mobil Dion.
Dion segera membukakan pintu setelah Vika sampai di depan mobilnya.
“Sayang cepatlah masuk... aku sudah lama menunggumu.” ucap Dion dan gadis itu segera duduk disebelah Dion.
“Broom....” mobil meluncur di jalanan menuju ke rumah Vika.
Tanpa rasa bersalah dan tak mempedulikan perasaan Vivian, Dion berhenti di depan rumah Vika. Mereka berdua bergandengan tangan masuk ke rumah dengan mesra.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Alya Yuni
Katanya ada bntuan tpi syngnya bntuan trllu bodoh mlah biarkn si Dion brulah
2022-10-26
0
yummy
Up lagi
2022-06-05
0
cupcake manis
Penasaran ada hubungan apa manajer Aksa dan Vivian sebelumnya
2022-05-22
1