Noah terus berjalan memasuki kantornya meskipun dia melihat banyak staf di sana yang memperhatikan dirinya.
Di tengah jalan dia bertemu dengan Vika yang bengong saat melihatnya dari kejauhan. Vika berjalan cepat dan menghampiri Vivian untuk memastikan bahwa dia tak salah lihat.
“Vivian... apa ini benar kau...?”tanya Vika yang membuat gadis itu berhenti.
“Ya ini aku Vivian... ada apa ?” tanya gadis itu pada teman dekatnya.
“Oh... aku tak menyangka hanya dengan sedikit sentuhan kau benar-benar berubah jadi cantik seperti ini...” ucapnya tersenyum lebar dan manis di depannya walaupun dari hati dia sama sekali tidak senang dengan perubahan positif Vivian.
“Dasar siluman rubah... kau kira aku tak tahu pikiran mu ? Kau cemburu dan merasa tersaingi oleh diriku... lihat saja aku akan sedikit bermain dengan mu sebagai pemanasan...” batin Noah sambil senyum lebar dan percaya diri didepan gadis itu.
“Terima kasih... karena hal ini semalam Dion membangunkan ku sampai tiga kali dan kau tahu pinggang ku sakit sekarang...” bisik Noah lirih di telinga Vika yang membuat gadis itu terbakar emosinya, namun bisa di tahannya di depan Vivian.
“Dasar Dion mister celup...dia bilang tidak bernafsu pada Vivian nyatanya semalam dia bermain tiga ronde. Awas kau nanti Dion... !” batin Vika geram dan kesal pada Dion yang telah membohongi dirinya.
Noah melihat gadis itu terbakar cemburu setelah mendengar cerita singkatnya.
“Mudah sekali membuat mu terpancing emosi... hahaha...” batin Noah tersenyum bahagia dalam hati bisa membuat gadis itu terbakar cemburu pada cerita bohongnya.
“Vika... sebaiknya kita segera masuk ke ruang kerja kita.” ucapnya karena ingin berlama-lama bicara dengan gadis itu yang membuatnya muak.
Vivian dan Vika berjalan dan masuk ke ruang kerja masing-masing.
Noah duduk di kursi kerjanya dan melihat ke sekitar dan menatap tempat duduk Dion yang berseberangan dengan tempat duduknya berada saat ini.
"Si brengsek itu belum datang rupanya... dia pasti bangun kesiangan setelah mabuk berat semalam...” batinnya kembali tersenyum tipis dan mengalihkan pandangan pada yang lainnya.
Rekan kerja Vivian yang lain berdiri dan menghampiri gadis itu untuk bercakap-cakap karena belum masuk jam kerja.
“Kau seperti bermetamorfosis saja Vivian....” ucap seorang gadis memuji penampilan Vivian yang sekarang.
“Harusnya sejak dari dulu kau berpenampilan seperti ini... dan aku yakin kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih tepat lagi untuk mu...” ujar seorang wanita lain yang ikut berdiri di dekat meja kerjanya.
“tap... tap... tap...” bunyi suara langkah kaki seseorang yang masuk ke ruangan itu dan berhenti di depan meja kerja Vivian.
“Kenapa para wanita ini berkumpul di mejanya Vivian... ada apa dengannya ?” batin Dion ikut berhenti karena penasaran dan menghampiri meja Vivian.
Melihat Dion datang, para wanita yang ada di sana pun segera kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Dion menatap gadis yang ada di depannya tanpa berkedip. Dia masih tak mengira jika kekasihnya merubah penampilannya sedemikian rupa dan tak kalah cantik dengan Vika.
“Vivian... sejak kapan kau berpenampilan seperti itu...” ucapnya yang masih terpukau dengan kecantikan gadis itu yang selama ini tersembunyi sambil memegang tangannya.
Noah menampik tangan Dion karena merasa risih di pegang oleh seorang lelaki dan hanya tersenyum saja pada lelaki itu bahkan berpose menggoda di depan Dion.
“Sayang... kenapa kau berangkat sendiri dan meninggalkanku pagi ini... ?” tanya Dion pelan dan lebih merapat.
“Ada apa dia tiba-tiba bersikap manis begini padaku... padahal biasanya tak peduli pada ku... lelaki memang gampang tergoda dengan sedikit polesan saja membuat mereka tergelincir....naif sekali kau Dion...” batin Noah yang tersenyum puas dalam hati karena berhasil membuat lelaki itu berpaling dari Vika dan mulai perhatian pada dirinya.
“Kenapa aku harus menunggumu kalau akan terlambat seperti ini...” jawabnya singkat dengan cuek dan mengalihkan pandangannya menatap tumpukan dokumen di mejanya.
“Vivian kau kenapa jadi...” ucap Dion yang terpotong dan tidak melanjutkan karena ada seseorang yang masuk ke ruangannya.
“tap... tap... tap...” seorang lelaki berpostur tinggi berkulit putih dan mengenakan kacamata masuk ke ruangan dan berjalan menuju ke tengah ruangan.
Dion menoleh ke kanan dan melihat Aksa, seorang manajer yang merupakan pimpinan mereka berjalan menuju ke tengah para staf. Dia pun segera berjalan cepat dan duduk di kursinya.
Aksa berhenti di depan Vivian yang memang tempat duduknya ada di bagian tengah. Lelaki itu sekilas menatap gadis itu selama beberapa detik.
“Bukannya tempat duduk ini adalah tempat duduk nya Vivian... tapi siapa yang duduk di sana... aku seperti baru melihatnya hari ini...” batinnya yang terpukau pada kecantikan gadis yang di lihatnya sambil membetulkan posisi kacamatanya.
Dia segera memalingkan pandangannya dari Vivian dan menatap ke sekeliling, menatap satu persatu stafnya.
“Untuk semua staf yang ada di sini... aku beri waktu kalian semua lima belas menit untuk menyelesaikan tugas yang ku berikan pada kalian semua. Serahkan semua laporan itu padaku dalam waktu lima belas menit dari sekarang.” ucap lelaki itu memberi perintah pada semua stafnya. Setelah tak ada lagi yang di bicarakan dia pun berjalan santai dari ruangan itu dan masuk ke ruangannya.
Semua staf yang ada di sana yang tadinya duduk santai kini tampak sangat sibuk dan serius menatap layar laptopnya masing-masing.
“Sialan... kenapa manajer Aksa mendadak meminta mengirimkan hasil kerja semua staf yang ada di sini secara tiba-tiba ? Menyebalkan sekali... untung saja kemarin aku sudah menyelesaikannya separuh.” umpat Dion yang merasa kesal dan tampak kerepotan mengerjakan laporannya.
Beberapa karyawan lainnya juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Dion, karena mereka sebelumnya tidak segera menyelesaikan tugas yang diberikan pada mereka.
Di saat yang lain sibuk sekali, Vivian malah terlihat santai setelah mencetak berkas laporannya dan main game sudoku di ponselnya sambil menunggu waktu berakhir.
Lima belas menit kemudian para staf yang ada di ruangan itu berdiri dari tempat duduknya masing-masing. Mereka berjalan satu persatu masuk ke ruangan Manager Aksa untuk menyerahkan laporan tugas mereka.
“tok... tok... tok...” salah satu staf yang berada di depan pintu ruangan manajer mengetuk pintu yang sudah terbuka.
“Kalian masuk saja dan taruh berkasnya di sini. Aku akan segera memeriksanya.” ucap Manajer Aksa memberikan instruksi pada bawahannya.
Para staf itu masuk dan mengumpulkan dan menyerahkan laporan mereka secara bergantian. Vivian berjalan santai dan masuk belakangan keruang manajer meskipun dia sudah selesai duluan.
“Manajer Aksa... ini laporan ku...” ucapnya saat masuk di ruangan dan menyerahkan berkasnya langsung pada Manager Aksa.
Lelaki itu menerima berkas yang diberikan oleh Vivian padanya dan membaca nama yang tertulis di sana.
“Jadi... dia memang Vivian... dia benar-benar berubah sekarang.” batinnya kemudian menaruh berkas itu ke meja dan menatap punggung Vivian dari belakang keluar dari ruangannya.
Manajer Aksa mulai baca dan memeriksa satu persatu hasil pekerjaan staff nya.
“Yang ini kurang tepat... ini juga...” gumamnya sambil menyesuaikan beberapa laporan yang di nilainya salah.
Lelaki itu terus membaca semua berkas sampai tak tersisa dan barulah dia menemukan satu berkas laporan yang menurutnya tepat.
“Punya siapa ini... ku rasa yang ini sangat tepat.” ucapnya saat membaca sebuah berkas laporan kemudian menutupnya dan membaca nama yang tertera di sana.
“Vivian... jadi ini hasil kerja gadis itu ?” gumamnya yang terkejut sambil tersenyum kecil.
Tak berapa lama kemudian lelaki itu mengangkat gagang telepon yang ada di mejanya dan menghubungi nomor extension Vivian.
“kring.... kring...” telepon di meja Vivian terus berdering namun gadis itu tak ada di tempat duduknya.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
musafir cinta
Cakep
2022-06-12
0
leon
Bisa-bisanya Dion kalah ama vivian
2022-05-19
0
jasmine
Kira² ada apa setelahnya
2022-05-11
2