Bab 18 : Hate to love

Gerald bangun dalam keadaan kepala yang terasa berat, matanya mengerjap-ngerjap demi menyesuaikan cahaya yang masuk.

Lalu ia memaksakan untuk bangun, namun merasa pusing yang luar biasa.

Gerald tak ingat ia bisa ada di kamar, sepertinya tadi malam dia minum terlalu banyak. Atau emang selalu seperti itu, Gerald adalah peminum berat.

"Apa yang kau lakukan?!" Gerald membentak, ketika melihat tubuh mungil yang membuka gorden.

"Merapikan kamarmu." Jawab Isvara dengan raut datar.

Gerald ingin protes namun ia urungkan karna melihat wajah cantik Isvara yang melirik ke arahnya.

Seketika ada debaran aneh yang muncul, ada apa ini? Kenapa dia merasa deg-degan?

Sementara Isvara kembali melanjutkan pekerjaannya. Biasanya Nela atau Dewi yang akan membersihkan kamar Gerald, namun mereka sedang pergi membeli barang pesanan nenek.

Jadi mau tak mau dialah yang harus menggantikan, karna mbok Minah dan Rita sedang ada pekerjaan masing-masing.

Gerald diam-diam memperhatikan gerak-gerik Isvara yang kini tengah membereskan pakaiannya yang berantakan.

Apa memang rasa yang timbul dan tak enak sejak kemarin adalah cemburu? Tidak, tidak. Samuel salah, dia tidak mungkin jatuh cinta dengan gadis seperti Isvara.

Levelnya terlalu tinggi untuk mencintai gadis itu. Namun, di satu sisi Gerald merasa senang bisa melihat Isvara pagi ini,ada apa dengannya?

Merasa semakin tak beres, Gerald berusaha untuk bangun dari kasur,meski kepalanya masih terasa berat namun ia merasa lebih baik dari sebelumnya.

Gerald hendak melepas kaos oblong yang melekat di badan kekarnya, namun gerakannya terhenti karna terkejut mendengar lengkingan jeritan seseorang.

"Aaaa ... Apa yang kau lakukan?" Isvara refleks menutup matanya.

"Aku mau mandi, apalagi?"

"T-tapi kenapa kamu malah membuka baju di sini?" Isvara masih menutup wajah dengan tangannya.

Gerald tertawa keras mendengar lelucon itu. "Namanya juga mau mandi ya harus buka baju, kau ini bodoh atau bagaimana?"

"Ya maksudku kau kan bisa membuka bajumu di kamar mandi."

Gerald menatap aneh, sejurus kemudian tercetus ide jahil dalam kepalanya.

Lalu Gerald dengan sengaja mendekatkan tubuhnya pada Isvara, semakin dekat, hingga membuat Isvara berjalan mundur.

"A-apa yang mau lakukan hah? Diam di situ!"

Semakin Isvara ketakutan semakin semangat Gerald untuk menjahilinya. Lalu pria itu membuka kaos oblong hingga membuat tubuh dengan otot-ototnya terpampang.

Isvara mengintip dari sela jemarinya, terkejut karna badan Gerald yang polos tanpa busana, wajahnya tiba-tiba memanas dengan debaran jantung yang semakin bertalu-talu.

"Gerald apa yang kau lakukan? Berhenti di situ!"

"Kenapa? kau malu?" Gerald semakin mendekatkan tubuhnya hingga kini jarak diantara mereka sudah tak ada lagi.

"B-berhenti di situ ku bilang!" Isvara mulai terpojok.

Gerald tertawa, lalu satu tarikan dia membuka tangan yang menutup wajah Isvara, gadis itu tentu saja terkejut, mau tak mau ia membuka mata dan menjerit kencang.

"Biasa aja kali, biasanya cewek kalau di beri asupan roti sobek bakal teriak kegirangan, tapi kenapa reaksi kau seperti melihat hantu?!"

"A-aku bukan cewek seperti itu,kau tahu?"

"Oh benarkah?" Gerald tersenyum miring.

Lalu tanpa aba-aba lagi Gerald menarik paksa pinggang Isvara dan membawa tubuh mungil itu ke pundaknya.

Isvara sontak menjerit, Gerald menggendongnya persis seperti karung beras.

"Gerald apa yang kau lakukan, lepaskan, lepaskan!" Isvara terus meronta, memukul-mukul punggung Gerald dengan tangannya, namun Gerald tetap bergeming seakan pukulannya itu tak berpengaruh untuk pria itu.

***

Gerald membawa Isvara dalam pundaknya hingga ke luar kamar dan menuruni lift yang ada di istana ini,saat keluar lift ada sang nenek di sana.

"Astaga Gerald,apa kamu lakukan pada Isvara?"

"Nek,tolong aku," Isvara memasang wajah memelas.

"Gerald!" nenek memasang tatapan tajam namun tak ayal ia ingin tertawa.

"Aku hanya ingin membantunya nek,kaki dia terkilir," elak Gerald.

"Tidak nek, dia bohong!" Isvara masih berusaha untuk melepaskan diri.

Nenek geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka ini.

"Tapi bukan begitu cara gendongannya, Isvara bukan karung beras,kau ini!" nenek memukul lengan Gerald.

Gerald melanjutkan langkahnya melewati semua orang yang sedang terduduk santai di ruang tamu, Isvara masih meminta seseorang untuk melepaskannya.

"Mbok Minah,tolong aku!" pada mbok Minah yang mereka lewati.

Lalu ke luar halaman melewati garasi.

"Pak Hasan, tolong aku!" pada pak Hasan, sopir rumah ini. pada Raka yang tengah duduk dengan ayahnya, namun mereka hanya melongo.

Lalu kepada tukang bakso yang lewat, pada jangkrik di pepohonan,pada tupai yang melompat, semua Isvara teriaki.

Hingga akhirnya Gerald berdiri tepat di tepian kolam renang besar di halaman rumah ini, ia menurunkan Isvara dari gendongan.

"Kenapa kau berisik sekali? gendang telinga ku hampir pecah mendengar teriakanmu itu!"

"Kau yang memulai lebih dulu, mengapa membawaku sampai ke sini!"

Pandangan mereka beradu lalu terkunci rapat, Gerald dan Isvara sama-sama memandang tajam satu sama lain.

"Karna aku akan hanya ingin menunjukkan suatu hal padamu."

Lalu mata Gerald menelisik ke sekeliling arah, kemudian terpaku pada pria yang tengah memperhatikan mereka, dia adalah Mahesa yang menatap tak biasa ke arah sini.

Gerald tersenyum devil, inilah yang dia inginkan.

Gerald lalu merengkuh Isvara dalam dekapannya, Isvara tentu terkejut apalagi badan Gerald yang polos lalu menyentuh kulit lengannya.

Deg!deg! jantung mereka memompa cepat.

"Gerald,lepaskan!"

Karna Isvara yang terus memberontak, tubuh mereka berdua tak seimbang hingga jatuh ke dalam kolam.

Byurr!

Mereka terjatuh bersama, wajah Isvara menyembul keluar dari air, nafasnya terengah-engah dengan kedua tangan yang menyangga pada pundak Gerald.

Gerald tersenyum semirik, tetes-tetes air jatuh dari kulit mereka yang basah. Tatapan mereka beradu, Gerald memeluk pinggangnya di bawah air.

"Brengsek kau!" Isvara memaki merasakan dingin yang menusuk kulit. Sementara Gerald hanya tersenyum miring menatapnya.

Mahesa ada di sana melihat semuanya, ia meremat buku gambar di tangan, terlalu sakit untuk melihat adegan Isvara dan Gerald yang terjatuh di kolam renang berdua. lalu dia pergi dengan tatapan sendu.

Sementara Gerald tersenyum miring melihat Mahesa yang berbalik dengan wajah yang kaku. inilah yang ia rasakan saat lelaki itu mencoba mendekati Isvara.

Ada Dewi dan Nela yang berdiri memperhatikan mereka.

"Eh itu bukannya tuan Gerald, sama Isvara? mereka ngapain di kolam renang?" Nela berbisik.

"Wah jangan-jangan mereka udah akur nih,aku sebagai Mak comblang mereka merasa bangga," Dewi tersenyum dengan bulu hidung kempas-kempis.

"Gak mungkin lah Wi, gak ada sejarahnya dua orang yang saling membenci bisa jatuh cinta."

"Gak ada yang tahu Nel, kita lihat aja nanti."

Gerald masih setia menatap Isvara yang mengambil nafas dalam, lalu gadis itu hendak beranjak namun lengannya kembali di tarik Gerald.

"Lepaskan!" kali ini ia memandang tajam pada Gerald.

"Kau buru-buru sekali,ayo kita berenang bersama barang sebentar saja," Gerald seakan meledeknya.

"Kau lihat di sana?" Gerald menunjuk dengan arah matanya, Isvara mengikuti.

"Ada teman-temanmu yang memperhatikan kita." ucap Gerald melihat ke arah Dewi dan Nela. Lalu ada Raka dan tukang kebun yang menatap ke arah mereka juga.

"Apa kau tidak merasa malu?" Gerald menatap baju Isvara yang putih dan tembus pandang.

Isvara menyadari tatapan Gerald, langsung saja memeluk tubuhnya yang transparan dengan menyilangkan tangan.

"Brengsek, kau sengaja melakukan ini?"

"Tentu saja, inilah caraku untuk mempermalukanmu, aku akan terus menganggumu hingga tak ada cara lagi untukmu melawan!"

"Bajing*n kau pikir aku akan menyerah padamu setelah ini? tidak akan!"

"Kau terus saja berbicara congkak." Gerald menarik kasar tangan Isvara hingga wajah mereka mendekat.

"Dengarkan aku baik-baik, Aku Gerald angkasa wirasena,akan terus mempermalukanmu, aku akan terus menghinamu di setiap kesempatan, hingga tak ada celah untukmu kabur dan kau akan tunduk padaku!" Gerald menekankan setiap kata-katanya.

"Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi, selama aku masih bisa bernafas,aku akan menghadapi setiap siksaan yang kau berikan, kita lihat saja, siapa yang akan tunduk dengan siapa!"

Gerald semakin panas mendengarnya,dia merasa kalah telak, gadis itu pintar sekali membalas ucapannya.

Mereka saling menatap nyalang berkilat tajam.

Gerald bergetar dengan emosi yang meninggi, kuku-kukunya menancap tajam menyakiti pergelangan tangan Isvara.

Isvara meringis, lalu dalam satu hentakan dia menghempaskan tangan Gerald hingga menimbulkan suara cipratan air, Isvara lalu berjalan meninggalkan area kolam.

Nela dan Dewi masih memperhatikan. Nela geleng-geleng kepala.

"Aku kurang yakin dengan omonganmu Wi, lihat, tatapan mereka aja udah kaya mau bunuh-bunuhan," ucapnya menatap Gerald dan Isvara dari kejauhan.

Dewi memandang gamang. "Kamu gak ngerti aja Nel, itu namanya hate to love, kita gak tahu sampai kapan takdir mempermainkan mereka."

Nela tertawa. "Kata-katamu Wi, puitis bener."

Terpopuler

Comments

Tatik Ajach

Tatik Ajach

bru d bab ini udah bisa d tebak paling jatuh cinta dn gk jadi cerai..

2022-12-06

0

Olga Margaretha Tuwaidan

Olga Margaretha Tuwaidan

👍👍👏👏

2022-06-07

0

Olga Margaretha Tuwaidan

Olga Margaretha Tuwaidan

👍👍👍

2022-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!