"Apa-apaan ini!"
Isvara tersentak beberapa saat, di rematnya kain lap di tangan. Ingin rasanya dia memaki pria di depannya ini.
"Itu sudah pas kan? Apalagi?"
"Rasanya sangat asin, kau mau meracuniku apa gimana?" Suara Gerald menggelengar Membuat para pelayan pun hanya diam.
Jam 3 pagi, bayangkan seorang Gerald angkasa wirasena Membuat keributan hanya karna semangkuk soto Lamongan.
Pria itu mengobrak-abrik seisi pantry dan menyuruh Isvara Membuatnya dalam waktu 40 menit.
Tentu Isvara di buat kelimpungan, para pelayan pun bangun, namun Gerald melarang para pelayan itu membantunya hanya diijinkan menonton saja.
Walaupun Isvara bisa memasak, tapi soto Lamongan? Isvara baru kali ini, ia pun sampai rela Mencari tutorialnya di YouTube untuk tuan muda itu.
"Cepat bikin lagi!"
"Tapi ini sayang, Gerald.lihat, aku bahkan Membuatnya sepanci besar."
Isvara bahkan masih sangat mengantuk hanya untuk sekedar memasak lagi.
"Aku tidak peduli, cepat buat lagi dalam waktu 10 menit!"
"Apa kau sudah gila? Bagaimana bisa makanan itu di bikin dalam waktu 10 menit?"
"Aku tidak peduli, cepat buat atau ku bunuh kau!"
Semua tercengang dengan ancaman Gerald yang seperti tidak main-main. Gerald memang memiliki trempramen yang buruk tapi mereka baru kali ini melihat Gerald sebenci itu dengan orang.
Sementara Isvara sama sekali tak gentar.
"Oh aku mengerti sekarang, kau melakukan ini hanya untuk mempermainkan ku saja bukan?"
Semua pelayan refleks menoleh melihat keberanian Isvara, termasuk Nela yang selalu menyelepehkan gadis itu.
Gerald menatap sinis,lalu tertawa.
"Kau sudah mengerti rupanya, aku hanya memperkenankanmu pada penderitan yang akan terus kau alami selama di sini."
"Kau pikir aku akan takut? Tidak sama sekali,tuan muda." Isvara berkata dengan nada tajam dan yakin.
Gerald menarik lengan Isvara hingga lebih dekat dengannya. "Kegigihan mu memang perlu di apresiasi, tapi itu tidak akan lama, karna selama 6 bulan ini akan ku buat hidupmu seperti di neraka."
"Waah makin seru nih," bisik Nela pada Dewi, yang langsung di hadiahi geplakan oleh Dewi. semua pelayan hanya bisa menonton tanpa mau memisahkan mereka.
"Lucu sekali, siapa hidupnya seperti di neraka di sini, Aku atau kau? yang bahkan tidak mampu menikahi wanita yang kau inginkan," ucap Isvara, menantang.
"Isvara!" Gerald melayangkan tatapan membunuh padanya.
Byur! Kuah soto yang sudah dingin itu Isvara layangkan pada Gerald hingga setengah tubuh pria itu basah.
Semua orang terkesiap, melongo dengan tindakan berani Isvara.
"Ini hanya secuil hal yang pernah kau lakukan padaku, mulai sekarang akan ku balas setiap hinaanmu itu!"
Tak ada reaksi, Dada mereka sama-sama bergemuruh menahan amarah.Lalu, Gerald menarik pergelangan tangan Isvara dengan kasar, menyeret gadis itu mengikuti langkahnya.
Para pelayan hanya diam saat melihat Gerald menarik paksa Isvara entah kemana.
Sementara Dewi menatap Nela yang juga tercengang.
"Kayanya kamu harus minta maaf deh sama nona muda."
***
"Gerald lepaskan,kamu mau bawa aku kemana?"
Isvara terus berusaha melepaskan cengkraman Gerald. Semua orang rumah pasti sedang tidur, jadi tidak ada yang mendengar rintihannya.
Gerald membelokkan langkahnya menuju kamar mandi.
Seketika ketakutan Isvara memuncak, apa yang akan di lakukan pria ini padanya?
Gerald menarik paksa Isvara hingga tubuhnya masuk ke dalam kamar mandi, setelah itu Gerald mengunci pintunya. tatapan pria itu masih sama, seakan-akan ingin menerkam Isvara hidup-hidup.
"Kau bilang akan membalas semua hinaan yang kuberikan kan?"
Langkah Isvara terpaksa mundur ketika pria itu semakin mendekatinya.
"Oke,lihat ini."
Byurr! bertepatan dengan ucapan Gerald, shower menyala, seketika membasahi tubuh mereka berdua.
Isvara terkesiap, matanya terpejam seiring dengan rambut panjangnya yang kini mulai di aliri air. sementara tatapan Gerald tak pernah berpaling darinya.
Noda kuning soto di kemeja putih Gerald perlahan luruh, cukup lama mereka di bawah guyuran air, tatapan mereka kini terkunci satu sama lain.
Isvara menolehkan pandangan ketika melihat badan kekar Gerald yang tercetak jelas di balik kemeja putihnya.
Deg,Deg! suara degup jantung mereka bahkan bisa terdengar.
"Lihatlah tubuh sintal mu yang menggoda ini." Dengan tangannya Gerald menyusuri setiap inci tubuh Isvara, seakan sedang merendahkannya.
"B-brengs*k." Isvara berucap dengan bibir yang bergetar, wajahnya pucat namun ia tidak bisa beranjak dari sini.
Gerald menyeringai, di tatapnya lebih dalam manik hitam milik Isvara, di bawah guyuran air shower yang menyala, Gerald semakin menghimpit tubuh yang lebih mungil darinya itu.
Setelah berhasil menghimpit tubuh Isvara hingga membentur tembok, Gerald mengukung gadis itu lebih dekat, satu tangannya terjulur menggapai tembok sedang satu tangannya lagi mencengkeram leher Isvara.
Isvara tersentak. Nafasnya seperti di tarik begitu saja.
"Akan ku pastikan kau membayar semua kata-kata sombong mu itu." Jempolnya mengusap bibir mungil Isvara yang membiru.
"Hidupmu, air matamu, hanya milikku seorang, hanya aku yang boleh menyakitimu."
"Lebih baik kau bunuh saja aku," ucap Isvara memegang tangan Gerald yang mencengkram kuat lehernya.
Gerald sedikit terkejut, namun seperkian detik seringai devilnya kembali muncul.
"Bahkan kematian pun terlalu baik untukmu."
Gerald melepaskan cengkeramannya, lalu memajukan wajahnya lebih dekat, hidung mereka sudah bersentuhan. Mereka sama-sama menahan nafas saat terasa bibir mereka semakin dekat.
Namun belum sempat Gerald melancarkan aksinya, Isvara malah menggigit pundak pria Itu.
"Arghhh!" teriak Gerald kesakitan saat gigi-gigi Isvara menancap di pundaknya.
"Jangan kau berpikir aku tidak bisa membalas penghinaan mu ini!"
Isvara lalu meninggalkan area kamar mandi, berjalan menjauh dan membuka pintu yang sempat di kunci.
"Kap*rat!" Gerald meninju dinding dengan tangannya.
****
Isvara berlari menuju kamarnya dengan keadaan basah kuyup.
Dengan kedua tangannya ia berusaha menutup dadanya yang tercetak di balik baju basahnya.
Isvara berhenti,dia bertemu dengan para pelayan yang menunggunya.
"Nona muda, kenapa tubuh anda basah semua?" tanya Mbok Minah.
Isvara hanya melirik Mbok Minah tanpa mau menjawab, lalu ia berjalan lagi menuju kamar.
Sejurus kemudian para pelayan melihat Gerald yang sama basahnya berjalan ke arah yang berbeda.
"Wah, pasti mereka abis ngapa-ngapain nih," celetuk Nela.
"Hussst, jaga omonganmu," peringat mbok Minah.
"Mereka padahal cocok ya,kenapa sih gak jadi suami-istri beneran aja?" kata Dewi.
"Sudah-sudah jangan bergosip, kita kembali," interupsi mbok Minah kepada keduanya.
Isvara menutup pintu kamarnya rapat-rapat, seperkian detik kemudian ia menangis, tubuhnya luruh dengan berguncang hebat.
Dia memukul-mukul dadanya sesak, tak bisa di pungkiri Isvara sangat ketakutan tadi.
"Ayah, Vara rindu ... " Lirihnya dengan terisak.
Sementara di kamarnya, Gerald kini sedang di kuasai amarah besar. amarahnya pada perkataan Isvara yang ternyata benar.
*Lucu sekali, siapa hidupnya seperti di neraka di sini, Aku atau kau? yang bahkan tidak mampu menikahi wanita yang kau inginkan*
Ucapan Isvara itu seakan terngiang-ngiang di otaknya dan membuatnya kesal.
"Arghhh,bangsat, bangsat!" Gerald meninju dengan brutal samsak yang menggantung di kamarnya.
"Berani-beraninya kau Isvara!"
Setelah cukup puas melampiaskan amarahnya, Gerald segera menuju walk in closed dan mengganti pakaiannya yang basah.
Di depan cermin, ia menatap tubuh kekarnya yang polos, Gerald meneliti pundaknya yang memerah dan mencetak sebuah gigitan, ulah gadis itu.
Seketika amarahnya kembali memuncak, Namun masih bisa ia tahan.
Setelah berganti pakaian, Gerald menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Samuel, temani gue ke club." ucapnya pada sahabatnya di seberang telepon.
Tanpa mau mendengar jawaban Samuel, Gerald mematikan sambungan lalu mengambil kunci mobil dan bergegas ke luar.
Ia butuh hiburan, manisnya alkohol telah menantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Hayati Railin
belum tahu aja si Gerald kalau si Samuel ada main sama laura
2023-01-06
2
Rice Btamban
lanjut Thor
2022-05-22
0
Ela Permatasari
benci, benar benar cinta
hati hati Gerald,,,,,
2022-05-10
3