Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan

"Raka, tunggu!"

Pria yang di panggil itu menoleh.

"Ada apa?"

Isvara menelisik wajah Raka, tampan dengan tatapan tajam bak elang, Isvara yakin jika pria ini tidak terlalu cuek dia akan menjadi primadona di mana pun tempatnya berada.

"Kamu ngasih Kayra surat?"

Raka mengangguk. Pria jangkung itu mensejajarkan dirinya dengan Isvara.

"Apa motifnya?"

Dahi Raka mengkerut. "Maksudnya?"

"Kamu sudah tahu kan Kayra suka kamu, tapi saat Kayra nyatain perasaannya malah kamu tolak. Terus sekarang kamu malah ngasih dia surat, maksud kamu itu apa? Mainin perasaan adikku?"

Raka terkekeh. "Mikirmu kejauhan."

"Lalu?"

"Belum tentu kan yang ku kasih itu surat cinta?"

"Hmmm, bener juga." Kini malah Isvara yang kelihatan bodoh.

Satu bulan Tinggal di kediaman wirasena ini, Isvara dan Raka baru saling kenal dua hari belakangan, karna Raka juga cukup akrab dengan para pembantu di sini, jadilah dia juga akrab dengan Isvara.

Isvara jadi ingat bagaimana awal mulanya ia bisa akrab dengan Raka.

"Ada yang bisa di bantu?" Tanya waktu itu, saat Isvara kesulitan mengangkat beban berat.

"Eh," Isvara melongo karna tanpa persetujuannya Raka sudah mengambil alih pekerjaannya.

"Raka."

"Eh ... " Isvara melongo lagi.

"Raka,anak sopir pribadi keluarga wirasena," ucapnya seakan sedang memperkenalkan diri.

"Kamu Isvara kan, menantu keluarga ini."

Isvara tersenyum getir. "Bukan lebih tepatnya cuma pembantu."

"Jangan merendahkan diri sendiri,kamu tetap istri dari putra keluarga wirasena, mau bagaimana pun tanggapan mereka, kamu tetap menantu keluarga ini."

Isvara tersenyum, jika di pikir-pikir semuanya terjadi begitu singkat.

"Heh, ngapain senyum-senyum sendiri."

Isvara gelagapan. "Gak.gak apa-apa."

"Eh iya,awas ya kalau kamu sampai nyakitin Kayra lagi," ancamannya.

Raka melongos. "Gak akan."

"Lagipula urusan percintaan aku dan Kayra itu gak ada hubungannya sama kamu."

Isvara mendengkus. "Tapi tetap saja Kayra tuh sudah seperti adikku sendiri, masih ada lah urusannya sama aku."

"Dihh, okelah. Tapi urusin juga tuh kisah percintaan mu sama Gerald."

Isvara lagi-lagi mendengkus.Raka tersenyum geli.

"Kamu kok nyebut Gerald kaya udah akrab gitu?" Tanya Isvara merasa heran.

"Ya kan, pas kecil aku sempet tinggal di sini, jadinya pernah main deh sama Gerald, Samuel,terus Brandon.teman masa kecil lah."

"Wih, keren bisa maen sama anak majikan." Isvara nyengir kuda.

Raka yang gemas menggeplak kepala Isvara. mereka berdua jika bertemu memang sudah seperti adik dan Abang atau Tom and Jerry.

Isvara seperti menemukan sosok kakak laki-laki dalam diri Raka. ia berharap jika memang Raka dan Kayra berjodoh, Raka bisa menjaga Kayra seperti ini.

"Isvara!"

Isvara dan Raka refleks menoleh.

Disana ada Gerald yang menatap tajam ke arah mereka.

Gerald menghampiri keduanya dengan tatapan menghunus bak pedang yang tajam.

Tanpa aba-aba lagi Gerald menggamit tangan Isvara dan menariknya pergi.

Raka yang melihat itu keget namun ia hanya bisa diam.tak bisa melakukan apa-apa.

Menghela nafas lalu melenggang pergi.

***

"Gerald lepaskan, lepaskan!" Isvara terus memberontak berusaha melepaskan tangannya.

Hingga di sebuah ruangan kecil mereka berhenti.

Gerald melepaskan tangannya, lalu berbalik dengan raut wajah yang tak biasa.

"Bisa gak sih gak usah narik-narik tangan!" Ucap Isvara,geram.

Cengkraman Gerald begitu kuat hingga menimbulkan bekas merah di pergelangan tangannya.

"Mahesa atau Raka?!"

Dahi Isvara mengernyit. "Apa maksudmu?"

"Gua tanya, Mahesa atau Raka!" Kali ini Gerald membentak.

Bahkan kosa katanya kini berubah kasar.

"Apa sih, itu bukan urusan kamu!"

"Oh jadi bener lo sama Raka ada apa-apa? Hebat lo ya, bahkan anak sopir pun lo embat!"

Jantung Isvara bergemuruh seketika. "Jaga ya omongan kamu!"

Gerald malah tertawa seraya bertepuk tangan. "Hebat, hebat selain anak tukang korup, lo juga cewek penggoda."

Plak! Isvara menampar pipi Gerald.

"Udah cukup Gerald, udah cukup selama ini kamu ngerendahin aku!"

Seperti ada batu besar yang menghimpitnya, dada Isvara begitu sesak mendengar ucapan pria itu.

"Tapi jangan pernah kamu menghina ayahku!" Ucapnya, sudah ada genangan air mata yang berusaha ia tahan.

Gerald menarik kedua pundak Isvara hingga mereka berhadapan cukup dekat.

Isvara tersentak dengan pupil mata melebar. "Lepaskan!" rontanya.

"Dengerin ini baik-baik, apapun yang lo lakuin di sini, gimana pun itu gua gak perduli, asal jangan pernah mempermainkan hati Mahesa dan Raka!"

Gerald menatap tajam bak sebilah mata pisau, tangannya mencengkram kuat pundak Isvara hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Atau emang lo mau di sebut jal*Ng? jadi, Jangan pernah lakuin hal itu, paham?!"

Lalu Gerald melepaskan cengkeramannya dan berlalu pergi.

Setitik air mata Isvara jatuh tanpa bisa ia tahan. Hatinya begitu sakit mendengar hinaan dari mulut pria itu.

Kenapa dia menjadi lemah seperti ini?

***

Isvara menumpahkan air matanya di dekat dapur.

Tangannya menyanggah pada ujung meja, ia menangis sejadinya di sana, hingga sebuah tepukan mengagetkan Isvara.

Isvara menoleh, ada Mahesa yang kini menatapnya sendu.

"Sama Gerald lagi?" Tanya Mahesa, seperti sudah hafal jika Isvara seperti ini pasti karna Gerald.

"Kamu melihatnya?" Isvara takut Mahesa ada di sana saat Gerald menghinanya.

Karna terakhir kali kedua pria itu hampir berkelahi karna dirinya.

Mahesa menggeleng. "mau sampai kapan kaya gini terus?"

Isvara menyeka pipinya. "Aku gak apa-apa."

"Selalu begitu, kamu seakan menyembunyikan kesedihan mu dan gak mau orang lain tahu."

"Makasih udah selalu perhatian sama aku Mahesa, tapi aku gak apa-apa." Isvara tersenyum manis berusaha menyakinkan pria itu.

Menghela nafas lalu menggeleng, Mahesa mengambil satu tangan Isvara dan membawanya ke dadanya.

Isvara terkejut, bisa ia rasakan jantung Mahesa yang berdetak cepat.

"Kamu dengar? Kalau kamu sedih detak jantung ku bisa berhenti mendadak. Jadi jangan sedih lagi."

Isvara memasang wajah aneh, menarik tangannya dari dada pria itu, lalu seperkian detik berikutnya dia terkekeh.

"Kamu lagi gombal ya?"

"Emang itu gombal?" Mahesa ikut terkekeh.

"Iyah, gombal banget itu. Mau jadi Dilan 1990 kah?"

"Asal kamu Milea-nya, gak apa-apa."

Lalu mereka sama-sama tertawa. Mahesa tersenyum memandang Isvara,ia senang Isvara sudah tak sedih lagi.

"Mau ikut denganku?"

"Kemana?"

"Ke suatu tempat, untuk mengusir kesedihan mu."

"Tapi ke-- eh," belum sempat Isvara bertanya Mahesa sudah menarik tangannya ke depan.

"Ayo masuk nona muda," ucapnya mempersilahkan Isvara masuk ke dalam mobil.

Isvara tersenyum lembut lalu perlahan masuk ke dalam mobil.

Tepat di lantai atas rumah ini, ada yang memperhatikan laju mobil mereka hingga ke luar gerbang.

Gerald, pria itu mengepalkan tangan di balik saku celananya.

"Mereka makin di biarin, makin ngelunjak ternyata."

Gerald memukul kaca jendelanya lalu berjalan mengambil kunci mobilnya dan berlalu ke luar kamar dengan amarah yang siap meledak.

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjut kan

2022-05-22

0

Cece Jumi

Cece Jumi

diam2 ada yg cemburu nih

2022-05-12

7

Ela Permatasari

Ela Permatasari

tuman Gerald.

2022-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!