Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas

Isvara menumpahkan semua air matanya di kamar mandi. Menenggelamkan wajahnya di bathup berusaha agar isakannya tak sampai terdengar oleh pria monster itu.

Tiga puluh menit selesai dengan ritual mandinya Isvara kini mematutkan diri di cermin besar.

Terdapat bayangan seorang wanita bertubuh ramping, tinggi semampai dengan kulit putih pucatnya, hidung mancung dan bibir mungil ranum,juga mata indah bak telaga menyejukkan.

Sayang nasib hidup Isvara tak secantik parasnya.

Muka pucat Isvara ia tutupi dengan sedikit make up. Pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman bengis Gerald juga ia tutupi agar tidak menjadi bahan pertanyaan nanti.

"Jika kau sudah siap, bawa koper mu dan kita pergi."

Suara seseorang menginterupsi, Isvara menoleh di dapatinya Gerald yang menatapnya kini.

Mereka berdua sama-sama menatap tajam,tak ada yang bicara sampai akhirnya Isvara berjalan Melawati Gerald dan membawa kopernya.

Tiga hari mereka berada di hotel ini, hotel mewah berbintang yang berada di pulau Dewata Bali.

Tempat yang di khususkan untuk bulan madu mereka rekomendasi dari tuan Aryaloka sendiri.

Bulan madu apanya? hanya bualan, tak ada hal yang seperti itu saat pernikahannya pun tak mereka inginkan.

Pernikahan Gerald dan Isvara memang sangat tertutup apalagi dari keluarga besar Gerald. Itu semua tak terlepas dari permintaan Gerald sendiri untuk tidak memberitahu dulu tentang pernikahan mereka.

Hari ini saatnya Isvara menemui langsung dengan keluarga besar wirasena.

Memperkenalkan diri sebagai menantu keluarga mereka.

***

Mobil yang akan membawa mereka sudah datang di pelataran parkir.

"Bawa juga koperku."

"Hah?" Isvara membeo.

"Kau tuli atau memang bodoh,hah heh hah hoh. bawa koper ku!" semprot Gerald Padanya.

"Tapi kenapa harus aku? kau bisa membawa kopermu sendiri."

"Kau sudah lupa peraturannya?" Gerald menurunkan kacamata hitamnya.

"Kau budak dan akulah rajanya. jadi, kau harus mematuhi setiap perintahku," tekan pria itu.

Isvara melotot dengan tinju yang siap ia layangkan pada wajah songong itu. namun Isvara urungkan karna kalau meladeninya,mereka akan menjadi fosil di hotel ini.

"Baiklah tuan muda, sesuai perintahmu." suara Isvara di tekankan dengan gigi yang bergelutuk menahan marah.

Sementara pria yang di tatapnya menunjukkan senyum kemenangan. "Good." lalu Gerald berlalu ke depan.

Isvara berjalan dengan susah payah mengangkat dua koper besar dan berat ke dalam bagasi mobil. hingga akhirnya sopir mobil yang melihatnya merasa iba.

"Mau saya bantuin non?" ijin sang sopir.

"Siapa yang menyuruhmu untuk membantu wanita itu?!" suara Gerald kembali menggelar.

"Tapi tuan ... " ucapan sang sopir berhenti usai mendapat tatapan tajam dari Gerald.

"Maaf ya non."

Isvara menarik sudut bibirnya. "Tidak apa-apa."

Lalu sang sopir berlalu ke kemudinya. tak ingin kena semprot lagi dari tuan muda kejam itu.

"Cepat sedikit, jangan lelet," ucap Gerald yang memperhatikan Isvara mengangkat koper terakhir.

Isvara mencebik. "Dasar tuan muda arogan."

"Kau tadi bilang apa?"

Isvara tersentak buru-buru menetralkan raut wajah. "Tidak,aku tidak bilang apa-apa."

Namun Gerald bukanlah pria yang gampang percaya. pria lalu menghampiri Isvara dan menarik lengannya kasar.

"Aww," Isvara meringis. yang ditekan Gerald adalah bekas lukanya kemarin.

"Sekali lagi kau mencak-mencak di hadapanku,akan ku bungkam mulutmu itu." sentak Gerald.

"Lalu apa, kau akan membukam mulutku dengan batu bata hah," sentak Isvara balik.

Gerald menyeringai. "Sayangnya bukan dengan itu, tapi aku akan membungkamnya dengan mulutku."

Deg! Isvara refleks menutup bibirnya dengan tangan saat Gerald dengan tiba-tiba memajukan wajahnya.

Ingatannya melayang mengingat malam itu, di mana Gerald mencuri ciuman darinya dengan paksa. Padahal itu adalah first kiss-nya.

Gerald lagi-lagi menunjukkan senyum kemenangannya,lalu menjauh dan menyentak cengkramannya di tangan Isvara dengan kasar.

Isvara kembali meringis,luka merah di pergelangan tangannya semakin parah.

"Dasar bajingan." umpat Isvara dalam hatinya.

"Cepat masuk atau ku tinggalkan." suara Gerald kembali menginterupsi di dalam mobil.

Akhirnya Isvara memasuki mobil dengan menghentakkan kaki kesal dan mobil pun melaju meninggalkan area hotel.

***

Di dalam mobil tak ada percakapan di antara mereka, Isvara lebih memilih menghadap kaca mobil memperhatikan pemandangan, sementara Gerald sendiri sibuk dengan ponselnya.

"Angkatlah Lau," Gerald berdecak saat telepon tak kunjung tersambung.

Gerald masih berusaha keras untuk menghubungi kekasihnya itu, meminta maaf dan menjelaskan situasinya, lalu dirinya dan Laura akan bersama memperjuangkan cinta mereka.

Berdecak kesal Gerald akhirnya menyerah, percuma Laura tidak akan mengangkat telpon darinya sekarang.

Ponsel Gerald berdering dengan buru-buru pria itu mengangkatnya.

"Ya, halo pah."

Isvara ikut menoleh, rupanya tuan Aryaloka yang menelpon. syukurlah dia tidak akan berduaan lagi dengan mahluk menyebalkan ini.

"Ya, sebentar lagi kami akan tiba di bandara."

"Oke."

Tut! sambungan terputus.

"Apa!" bentak Gerald tiba-tiba saat menoleh kearah Isvara.

Isvara yang kaget langsung menegakkan bahunya.

Isvara mendadak malu, pasalnya ia seperti ketahuan sedang memperhatikan pria itu, padahal tidak sama sekali.

"Jangan bilang kau menguping pembicaraan."

Isvara menoleh, menatap tajam. "Jangan kegeeran, kau ada di sampingku, tentu mau tak mau aku mendengar pembicaraanmu."

Gerald mencebik lalu memfokuskan kembali pandangnya ke depan.

"Cih, jika bukan karna ancaman dari papah,aku tak Sudi memperkenankanmu pada keluargaku."

Lagi Isvara yang fokus menatap ke samping kini menatap kembali tuan muda arogan itu dengan tatapan nyalang.

"Aku tak pernah memaksamu untuk menikahi ku atau memperkenalkan ku pada keluargamu. jika kau menceraikan aku sekarang pun akan ku terima dengan senang hati,"

"Karna itu merupakan kebebasan untukku."

Brakk! Isvara terkejut, Gerald membanting ponselnya sendiri hingga tergeletak mengenaskan.

Keterkejutan Isvara bertambah tak kalah Gerald kini menarik kuat rambutnya, bahkan bisa ia rasakan kuku Gerald yang menancap di kulit kepalanya.

"Menceriakanmu?" Gerald mendengkus. "tidak semudah itu."

Isvara terus meringis kesakitan, ia berusaha melepaskan tangan Gerald dari rambutnya.

"Kau sendiri yang bilang jika pernikahan ini hanya paksaan, Kenapa tidak ceraikan aku saja sekarang dan menikahlah dengan kekasihmu itu."

"Heh, tau diri," mata Gerald berkilat marah, seperti sisi buasnya telah di bangkitkan oleh amarahnya untuk Isvara.

"Menceriakannmu tidak akan semudah itu, kau telah membuat kekasihku menderita dengan pernikahan bodoh ini. akan kubuat hidupmu menderita juga, lalu baru kulepaskan seperti seonggok sampah yang menyedihkan."

*Membuat kekasihmu menderita? apa kau tidak tahu akulah di sini yang menderita karna harus menikahi pria sekejam dirimu*

Gerald menghempaskan tangannya dari rambut Isvara dengan kasar. mereka menatap satu sama lain dengan kebencian yang mendalam.

Jika Gerald berfikir Isvara akan menangis setelah apa yang dilakukannya,maka Gerald keliru besar, dirinya tidak selemah itu.

"Kau harus berfikir dua kali sebelum membuat hidupku menderita."

"Ini bukan dunia novel di mana pemeran wanitanya hanya bisa menangis jika di perlakukan semena-mena," Isvara dengan berani menunjuk wajah Gerald.

"Aku bukanlah wanita yang gampang di tindas."

"Jadi jangan pernah menganggap aku adalah wanita yang tidak berdaya, Ingat itu,tuan muda yang kejam," ucap Isvara tanpa memperdulikan raut wajah Gerald yang seakan ingin menerkamnya.

Sementara sang sopir di depan hanya bisa diam menyaksikan diam-diam pertengkaran dua sejoli itu.

****

JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN TAMBAHKAN FAVORIT AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT UP🙏

Terpopuler

Comments

𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻

𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻

mantap betul isvara

2022-06-11

0

𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻

𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻

tapi rata rata dinovel pasti yg cantik ky gini, pasti sempurna pinter+cantik dll. cmn minusnya ngga kaya, abistu nasip nya beh tapi nanti happy ending

2022-06-11

1

Mini Tar

Mini Tar

makin seru ceritanya

2022-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!