"jadi bisa kalian ceritakan pada nenek apa yang terjadi?"
Di meja makan mereka bersitegang, tak ada yang membuka mulut perihal kejadian yang menimpa Isvara.
Juga kedatangan mendadak Mahesa setelah riset kuliahnya dari luar kota.
"Hanya masalah kecil Bu,tidak usah di perpanjang," ucap Arini.
"Masalah kecil? Gadis malang ini hampir di lecehkan, apanya yang masalah kecil?!" Ujar nyonya Triani menunjuk Isvara dengan arah matanya.
"Tenanglah Bu, pikirkanlah darah tinggi ibu, kami hanya tidak ingin ibu khawatir makanya tidak memberitahu."
Nyonya Triani menghela nafas. "Aryaloka, apa sekarang kau berusaha untuk menyembunyikan masalah yang terjadi di rumah ini padaku?"
Aryaloka menggeleng. "Bukan begitu, Bu, kami hanya khawatir dengan kesehatan mu."
"Baiklah aku mengerti."
"Lalu bagaimana dengan keadaan mu Isvara? Apa sudah lebih baik?"
Isvara mengangguk. "Sudah nek."
"Baiklah untukmu Mahesa, nenek ucapkan terima kasih karna kamu yang sudah menyelamatkan Isvara,lalu bagaimana dengan para penjahat itu?"
"Sudah di tangkap semua nek,aparat kepolisian sudah membekuk mereka."
"Bagus." Nyonya Triani mengangguk.
"Lalu untukmu Gerald, apa pembelaan mu untuk masalah ini?"
"Tidak ada. Lagipula aku sudah mengakui kesalahan ku padanya," ucap Gerald menatap Isvara.
"Benarkah itu? Isvara, apa Gerald sudah meminta maaf padamu?"
Isvara hanya bisa mengangguk, ia tidak bisa mengiyakan karna memang Gerald tak pernah mengucapkan maaf padanya. Namun ia juga tak ingin masalah ini berlarut.
"Tunggu nek, kak Gerald pasti ada alasan lain kenapa ia sampai melakukan itu pada Isvara."
Arini memutar mata malas. "kau ini selalu saja mencari kesalahan keponakan ku, padahal Gerald juga sudah minta maaf."
"Tunggu Tante, biarkan aku berikan alasannya."
Gerald yang terlanjur kesal saat melihat kedekatan antara Isvara dan Mahesa tadi pagi,kini sudah mulai menunjukkan taringnya.
"Karna Isvara adalah istriku dan aku ingin melihatnya menderita."
"Aku memang sengaja memerintahkan Isvara keluar malam itu karna ingin menjebaknya. Karna aku tahu jalan yang akan di lalui Isvara rawan dengan kejahatan, jadi aku menjebaknya agar dia di celakai oleh para geng motor itu."
Semua orang tercengang dengan alasan Gerald begitu pula dengan Aryaloka yang sudah geram dengan tingkah putranya.
Plak! Satu tamparan telak Isvara layangkan pada pria itu.
"Jahat sekali kau, aku hampir kehilangan kesucian ku dan kau menganggapnya sebagai candaan."
Nafas Isvara naik-turun menahan sesak.
Isvara lalu pergi dari sana dengan deraian air mata. Sementara Mahesa ikut menyusul.
"Kakak jahat sekali,aku tidak menyangka," ucap Kayra ikut mengejar Isvara tanpa menyentuh makanannya.
"Kau keterlaluan Gerald, harus dengan cara apalagi nenek mengajarimu." Nyonya Triani juga meninggalkan area meja makan.
"Kau!" Aryaloka siap melayangkan pukulannya namun dia tahan.
"Papa sudah lelah denganmu Gerald, sepertinya hanya karma yang akan memberimu pelajaran."
Aryaloka pun pergi lalu kemudian istrinya, Indira ikut mengekori.
Kini di meja makan hanya tersisa dirinya, Tante Arini, Brinda dan juga Brandon.
"Apasih mereka pada lebay banget,kan bukan sepenuhnya salah kak Gerald." Brinda mendelik.
"Hei, kau mau kemana?" Tanya Arini pada putranya, Brandon.
"Mau makan di kamar aja." Brandon yang kurus kering akibat selalu mengkonsumsi obat-obatan terlarang itu tampak lunglai memapah piringnya.
"Oh ya bro, kalau gua jadi Lo, gua gak akan mungkin melakukan hal setega itu," ucap Brandon pada Gerald, lalu akhirnya melenggang pergi.
"Apasih, kenapa semua orang pada lebay banget,gak jelas deh," emosi Brinda.
"Gak apa-apa kak, yang kak Gerald lakuin itu udah bener."
"Ssst ... !! Brinda!" Arini memberi kode pada putrinya.
Mereka menatap Gerald yang hanya bergeming dengan wajah menunduk,namun urat-urat lehernya terpampang jelas seperti ia sedang menahan amarah.
Lalu Gerald pun berdiri dan pergi dari meja makan.
Baik Arini ataupun Brinda tak ada yang mencegah. Karna Gerald mempunyai tempramen buruk, akan sangat fatal mencegahnya saat sedang di kuasai amarah.
Sama aja nyari mati!
***
"Isvara, tunggu! Isvara!"
Mahesa berulang kali meneriaki nama gadis yang kini berlari dengan menangis tergugu.
Mahesa berhasil menarik sebelah tangan Isvara. "tunggu."
"Apa lagi?" Isvara berucap dengan nada tinggi.
"Jangan menangis. Sudah berapa kali kamu menumpahkan air mata."
Isvara mengusap jejak air matanya.
"Jadi benar, kau adalah istri Gerald?"
"Jika kau mengetahui kebenarannya,apa kau akan mencemooh ku?"
"Tentu saja tidak." Mahesa mengenggam kedua tangan Isvara. "Bercerita lah padaku sebagai seorang teman."
Isvara kini menatap Mahesa, ada rasa hangat ketika tatapan keduanya beradu.
"Lebih tepatnya aku hanya istri di atas kertas."
"Maksudnya?"
Lalu mulai lah Isvara bercerita tentang awal masalah ayahnya, pertemuannya dengan tuan Aryaloka hingga berakhir ia terpaksa menikah dengan Gerald.
"Jadi kamu terpaksa menikah dengan Gerald demi membebaskan ayahmu?"
Isvara menganggukk.
"Sekarang di mana ayahmu?"
"Dia tinggal bersama pamanku di kota lain."
"Apa kau sudah menemuinya?"
"Belum, situasinya tidak memungkinkan untukku menemuinya."
"Kamu tidak merindukannya?"
"Tentu,aku bahkan sangat sangat merindukannya,aku ingin memeluknya."
"Kalau begitu ayo." Mahesa menarik tangan Isvara.
"Kemana?" Isvara tetap bergeming.
"Ke ayahmu, kemana lagi? Kau sangat merindukannya kan."
"Tapi kota A cukup jauh dari sini, harus lewat tranportasi udara."
"Tidak apa-apa,aku akan menemanimu."
"Tunggu Mahesa, tidak semudah itu." Isvara menyeka air matanya.
"Apalagi? Aku akan membawamu pada ayahmu,jika terus berada di sini kau akan menderita."
"Tidak bisa Mahesa,aku sudah ada perjanjian dengan nenek."
"Perjanjian apa?" Mahesa mengernyit.
"Nenek memberi waktu aku dan Gerald untuk hidup bersama selama enam bulan, jika kami tidak saling mencintai baru kami akan bebas dari pernikahan ini."
"Omong kosong macam apa itu." Mahesa mendesis. "Jika terus berada di sini kamu akan semakin menderita bersama Gerald, dia mempunyai trempramen yang buruk, jika dia membenci seseorang, orang itu tidak akan lepas dengan mudah."
"Tapi tetap saja, aku menghormati Tuan Aryaloka,dia yang telah membebaskan Ayahku dari penjara, aku tidak bisa mengecewakannya."
"Aku berterima kasih padamu Mahesa, karna kamu begitu peduli padaku,tapi aku tidak bisa pergi dari sini." Isvara melepaskan tangan Mahesa.
Mahesa menggeleng pelan. "Ini kesempatan mu Isvara, aku akan membantumu."
"Tidak Mahesa, apa jadinya jika seorang wanita yang sudah menikah lari dengan pria lain, dan parahnya pria itu adalah adik dari suaminya."
"Aku tidak perduli dengan itu, jika perlu aku bisa menentang seluruh keluarga ku, untukmu."
Deg! Dada Isvara seketika berdetak kencang.
"Kenapa kau sebegitu pedulinya padaku?"
"Karna sejak dahulu hidupku selalu di atur oleh keluarga ini, aku tak pernah bisa untuk memilih, lalu hadir dirimu, gadis sederhana yang membuatku ingin selalu melindungi mu."
Mata Isvara sudah berkaca-kaca,lalu Mahesa membawa tubuh mungil itu dalam dekapannya.
Isvara hanya diam, tak memberontak ataupun membalas saat Mahesa memeluknya. rasa hangat dari dekapan pria itu menjalar sampai ke hatinya.
Gerald melihat itu semua, ia berdiri tak jauh dari mereka. lagi-lagi Gerald harus menyaksikan kemesraan mereka berdua.
Gerald muak, dia benci melihat bagaimana dua orang itu yang saling berpelukan, namun akhirnya ia tak melakukan apapun, hanya diam menyaksikan lalu melenggang pergi membawa kekesalan yang mendalam.
"Jika kamu masih ingin di sini baiklah,tapi ijinkan aku untuk selalu melindungi mu," bisik Mahesa di telinga Isvara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Itha Fitra
wah, hati" kau Gerald, sumpah ayah mu akan jd karma buat mu
2023-03-08
2
Nurma sari Sari
mudah2n takdir jodohmu berbalik pada Mahesa Isvara. mudah2n Gerald menyaksikan perselingkuhan Laura dgn Sam, disaat itu Vara sdh pergi dari hidup Gerald, biar Gerald menyesal
2022-05-25
1
Rice Btamban
setuju Mahesa sm Isvara
2022-05-22
0