Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing

Acara makan malam berjalan seperti biasa, seluruh anggota keluarga telah kembali ke kamar masing-masing.

Kini di pantry tersisa Isvara dengan beberapa pembantu yang membersihkan sisa makanan dan piring kotor.

Sudah seminggu ia berada di rumah ini, namun tak ada yang berubah. biarlah, justru Isvara berharap tetap begini hingga 6 bulan ke depan sampai akhirnya ia bebas.

Ya, mungkin hanya penyiksaan dari Gerald saja yang membuatnya sedikit berubah.

Di luar itu, seperti penghinaan yang selalu ia terima dari Tante Arini dan anaknya Brinda, bisa ia terima meskipun terkadang sungguh menyakiti hati.

Isvara merentangkan tangannya merilekskan otot-otot tubuh,ia sungguh lelah dan ingin segera tidur, namun suara notif pesan mengalihkannya.

Tertera nama Kayra di sana, Isvara membuka pesannya.

[ Kak, besok aku akan mengungkapkan perasaan ku pada Raka dengan kue yang ku buat tadi, doakan aku ya.]

Tulisnya dengan menggunakan emoticon tersenyum.

Isvara menyunggingkan senyum lalu mengetikkan balasan di sana.

[ Oke semangat.] Dengan emoticon tersenyum juga.

Isvara lalu menaruh ponselnya kembali, di lihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam, para pelayan pun sudah kembali ke peraduan masing-masing, kini tinggal Isvara yang mengistirahatkan tubuh.

Drrrt! Ponsel di saku Isvara bergetar, gadis dengan rambut panjang bergelombang itu segera saja mengangkatnya.

'Ke kamarku sekarang!'

Isvara mengernyitkan dahi.

"Tunggu siapa ini?"

"Gerald. Cepat ke kamarku dalam hitungan ke lima!'

Isvara melebarkan mata, sebelum ia protes sambungan terputus sepihak, sontak saja Isvara langsung berlari tunggang-langgang menaiki tangga menuju lantai tiga di mana kamar Gerald berada.

Sesampainya di sana. Isvara mengatur nafasnya yang tersengal, lalu ia buru-buru menampilkan raut biasa saja dan membuka kamar Gerald yang tak terkunci.

"Kau memanggilku?" Isvara to the point, menatap pria yang kini sedang tiduran berpangku kaki dengan kedua tangan di letakkan di belakang kepala.

Brak! Gerald melempar sebuah note book kecil hingga jatuh di bawah kaki Isvara.

"Ambil dan baca itu," ucapnya lalu mengambil ponsel untuk di mainkannya.

Isvara menatap tajam dengan perlakuan Gerald ini,namun akhirnya ia hanya bisa menghela nafas dan mengambil note kecil itu.

"Beli semua barang yang sudah ku tulis disana."

"Apa? Kau menyuruhku berbelanja?"

Gerald mengangguk.

"Kau yang benar saja? Ini sudah malam Gerald!" Isvara di buat emosi.

"Lalu apa masalahnya? Semua barang yang ku tulis itu ada di minimarket terdekat. Dan minimarket itu buka 24 jam!"

"Tapi Gerald, ini sudah jam sebelas malam."

"Ku bilang apa masalahnya!" Suara Gerald meninggi.

"Kau tinggal menjalankan apa yang ku suruh, ingat kau itu babu di sini, jalankan semua perintahku!"

"Tapi aku juga istrimu!" Isvara tak kalah meninggikan volume suara.

Ia sudah cape sungguh, Gerald seakan tak pernah puas untuk menyiksanya.

Gerald mendengkus. "Istri? Kau pengen banget ya di anggap sebagai istriku?"

"Bukan begitu Gerald,tapi cobalah pikirkan perasaanku sekali saja, aku juga wanita!"

Gerald tertawa. "Lucu sekali,kau yang selalu berbicara Sombong dan congkak kini malah memintaku untuk memikirkan perasaanmu."

"Apa sekarang kau mengakui kekalahanmu?"

Isvara mengeratkan genggamannya pada notebook yang ia pegang, matanya sudah berkaca-kaca, sungguh ia kini mulai lelah dengan semua permainan lelaki itu, tapi bukan 'Isvara' namanya kalau ia mengakui kekalahannya.

"Baiklah, akan ku ikuti permainan mu!"

Tatapan mereka sempat bertemu beberapa detik, sebelum akhirnya Isvara berpaling dan keluar dari kamar.

***

Isvara berjalan menyusuri jalanan besar seorang diri, tak ada kendaraan yang berlalu lalang semua tampak sepi dan gelap.

Gerald tak membiarkannya membawa kendaraan, sementara supermarket berjarak cukup jauh, setidaknya butuh waktu 15 menit untuknya sampai.

Isvara menatap kartu kredit yang pria itu kasih padanya. Rasanya ia ingin menangis saja.

"Sabar Isvara, hanya 6 bulan saja dan semuanya akan berlalu." Ucapnya meyakinkan diri.

Namun air mata yang perlahan jatuh tidak bisa membohongi perasaannya.

Isvara takut, ia ingin memeluk sang ayah saat ini, jika bersama ayahnya ia merasa seperti seorang tuan putri yang di limpahkan kasih sayang.

Isvara ingin pergi sejauh-jauhnya dari sini.

Sampai di minimarket pun, netra gadis itu tak henti mengeluarkan air mata, sambil mengambil barang belanjaan Gerald, Isvara menahan isakannya yang merengsek ingin keluar.

Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi sebagian pengunjung minimarket, Mereka memandang Isvara lalu saling menatap seperti iba pada gadis itu.

Seseorang menepuk pundaknya, Membuat gadis yang hendak mengambil minuman itu menoleh.

"Nak,kau tidak apa-apa?" tanya seorang wanita paruh baya yang bersanggul rapi.

"Tidak," jawab Isvara sekenanya.

"Ini sudah jam 12 malam lewat, kau berbelanja seorang diri?"

Isvara mengangguk. sang nenek tampak mengulas senyum.

"Minimarket ini memang bukan 24 jam, tapi tak baik untuk gadis manis seperti mu belanja seorang diri malam-malam."

"Ini, untukmu." nenek itu menyerahkan sebuah plester luka padanya.

Isvara bingung, untuk apa?

"Itu untuk luka di dahimu." nenek itu menunjuk dahinya, memberi isyarat.

Isvara menyentuh dahinya, benar saja ada luka di sana, Isvara ingat ia mendapatkan luka itu saat Brinda melemparnya dengan sapu gagang.

Isvara tersenyum lalu mengucapkan terimakasih.

Dia bersyukur, ternyata masih ada orang-orang baik di sekelilingnya.

***

Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat saat Isvara berjalan kaki untuk pulang.

Berapa kali ia menelpon nomor Gerald untuk setidaknya menjemput dirinya di sini. Namun pria itu sama sekali tak mengangkat Membuatnya semakin di rundung takut.

Bukan karna Isvara takut hantu, tapi ia takut karna daerah ini rawan oleh begal, itulah yang Isvara tahu selama tinggal di daerah ini.

Angin tiba-tiba berhembus kencang saat Isvara hampir menemukan jalan raya yang ramai.

Hingga dari kejauhan Isvara seperti melihat segerombolan orang yang menaiki sepeda motor.

Isvara memicingkan mata demi melihat dengan jelas hingga suara klakson kendaraan terdengar nyaring di telinga.

Motor-motor itu seperti menuju ke arahnya, kendaraan mereka mendekat lalu berputar mengelilingi Isvara.

Asap kendaraan menghalangi jalan Isvara,ia ketakutan mungkinkah mereka para gerombolan geng motor? karna jaket yang mereka kenakan sama semua.

Insting kewaspadaannya langsung menyala, Isvara mencari celah untuk kabur.

Tapi motor-motor mereka menghalangi langkah Isvara, kini ia benar-benar ketakutan,barang belanjaannya pun berserakan karena jatuh.

Isvara tak memikirkan itu lagi, karna Sekarang nyawanya dalam taruhan.Isvara berlari namun kendaraan mereka mengejarnya.

Keringat dingin bercampur takut, tubuh Isvara bergetar ketika para pria itu turun dari motor mereka.

"Mangsa baru nih," satu dari mereka berucap.

"M-mau apa kalian?"

"Gak apa-apa neng, kita gak gigit kok."

"Uhuy,lihat body nya yang bahenol ini," salah satu bersiul menimpali.

Isvara menggeleng takut, tangan-tangan kotor itu kini sudah mulai berani menyentuh tubuhnya.

"Sendirian aja neng, ayo main dulu sama kita-kita, di jamin puas deh," lalu mereka semua tertawa.

"Jangan ku mohon,jangan." Isvara menggeleng ketika kedua tangannya sudah di tarik oleh dua orang pria yang berbadan besar.

"Udah gak apa-apa sakit sebentar doang neng, ntar juga nikmat."

"Sikat ajalah jangan banyak cincong!"

Lalu mereka menyeret tangan Isvara untuk masuk ke semak-semak, Isvara menangis histeris.

Bayangannya langsung mengarah pada sang ayah, Isvara sangat takut.

"Tidak kumohon jangan, jangan!"

Mereka tak menghiraukan rintihan Isvara.Mata para pria kurang belaian itu sudah menatap nafsu ke arahnya,satu tangan dari mereka sudah hendak menyentuh tangannya, Isvara menutup mata menangisi hidupnya yang tragis.

Brukkk! tiba-tiba, seseorang ntah muncul dari mana menendang pria yang sudah akan menindih Isvara.

Pria itu dengan brutal menghabisi para komplotan yang hendak menggapai Isvara.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kasian isvara

2023-01-29

0

Esty

Esty

mengandung bawang

2022-06-04

0

Rice Btamban

Rice Btamban

kshn Isvara

2022-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!