Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?

"Aaaa, Mahesa tidak mau, aku ingin turun!"

Teriak Isvara, yang sudah jelas sangat-sangat ketakutan.

"Tidak apa-apa,aku selalu memegang tanganmu," ucap Mahesa sambil terus menuntun Isvara.

Mereka berdua kini berada di atas rooftop sebuah gedung. Ntah ide dari mana yang Mahesa dapatkan, hingga membawanya ke tempat ini.

"Kalau sore langitnya bagus, makanya aku bawa kamu kesini," ujar Mahesa seperti tahu apa yang ada pikirannya.

"T-tapi Mahesa,A-aku sangat takut."

Bukan apa, tapi Mahesa terus menuntunnya ke pinggir yang langsung menghadap ke bawah, Mahesa bilang duduk di tepian rooftop itu sangat menyenangkan.

Tapi tidak, Isvara sangat takut.

"Apa kamu takut ketinggian?" Tanya pria itu yang mulai khawatir.

Isvara mengangguk. "Sejak kecil aku tak pernah berada di tempat tinggi, ini sangat menyeramkan."

"Astaga!" Mahesa terpekik, ia benar-benar menyalahkan kelalaiannya.

"Baiklah jangan lihat ke bawah, santai saja aku akan membawamu sampai ke tengah."

Isvara menjawab dengan mengangguk takut-takut. Sesekali ia akan mencuri pandang memperhatikan bawah gedung ini.

Namun tetap saja ketakutannya terhadap ketinggian seakan tak pernah lepas.Isvara benci dengan tempat tinggi.

Perlahan dengan mata terpejam Isvara mengikuti langkah Mahesa dan kini mereka sudah berada di tempat yang lebih aman.

Isvara menghela nafas lega, Mahesa memperhatikannya,gadis itu bahkan sampai berkeringat dingin, seketika Mahesa merasa bersalah.

"Maafkan aku tidak menanyakannya dulu padamu."

Isvara menoleh. "Tidak masalah, aku tahu kamu hanya ingin berusaha untuk menghiburku," menatap sambil tersenyum.

"Waah benar katamu, langit sore di sini sangat cantik."

Isvara maju beberapa langkah, memperhatikan langit yang sudah berwarna oranye, sekumpulan burung tampak terbang menari-nari, menghiasi cakrawala.

"Kau suka?"

Isvara mengangguk. "Ini sangat indah."

Mahesa terus saja memerhatikan Isvara, menatap wajah cantik itu, yang kini sudah tersenyum lepas.

Bukan senyum paksaan yang selalu menyembunyikan luka.

"Sejak dahulu, tempat ini selalu menjadi favorit ku untuk berdiam diri."

"Menatap indahnya sore hari sambil melukis."

"Melukis?" Isvara mengerut dahi.

Mahesa mengangguk. "Sejak dahulu aku selalu suka menggambar hingga sekarang."

Mahesa lalu membuka resleting tas kecil yang selalu ia bawa, mengeluarkan isinya dari sana.

Isvara memperhatikan, ada sebuah buku kecil dan Pinsil atau semacam pulpen, Isvara tak terlalu tahu.

Mahesa lalu merentangkan tangannya, menyamakan tinggi badan Isvara dengan pulpen di tangannya.

"Apa boleh aku melukis dirimu?" Tanya pria itu. Mengedipkan sebelah matanya.

"Eh? Melukis diriku?"

"Benar, jika seseorang ingin mengambil foto orang lain harus ijin dulu kan?"

Isvara menganggukk, mengiyakan.

"Tapi aku jelek."

"Kata siapa?" Kini giliran Mahesa melebarkan pupil matanya.

"Kamu itu selalu cantik Isvara, di manapun dan kapanpun."

Isvara yang mendengar itu, merona seketika. "Baiklah,lalu bagaimana gayaku?"

"Tidak usah,kamu hanya perlu diam seperti ini dan tersenyum."

Isvara mengangguk. "Baiklah."

Lalu Mahesa mulai melukis dirinya. mencoret-coret pulpen di atas kertas putih dengan wajah serius.

Dalam hatinya, Isvara memuji pria itu.

Hingga mereka tak menyadari jika sejak tadi ada yang diam-diam sedang menatap ke arah mereka. Memperhatikan mereka dari radar yang tak terlalu jauh.

Siapa lagi kalau bukan Gerald. Ya, pria sengaja jauh-jauh mengikuti mereka berdua sampai kesini.

Melihat bagaimana Isvara yang tersenyum kepada Mahesa membuat hatinya seakan di limpahi lahar panas.

Membara dan tak suka. Ia sendiri bingung rasa kesal apa ini? Intinya dia tak suka melihat Isvara dengan lelaki lain.

Dengan wajah tertekuk, Gerald meninggalkan area rooftop, lalu menelpon sebuah nomor di ponselnya.

"Samuel, temani gue ke club!"

***

Samuel dan Gerald kini sudah berada di salah satu club ternama langganan mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun kemeriahan club terus berdentang keras, dengan musik dan lampu disko, juga DJ yang tak hentinya memutar lagu.

Gerald sedang minum di tempatnya, seorang bartender wanita menaruh botol yang entah keberapa untuknya.

"Udah Ger,lo udah minum berapa botol itu? Sayang nyawa!"

Samuel di tempat duduknya merasa frustasi, baru seminggu yang lalu pria ini minum banyak, dan kini terjadi lagi.

"Bawel lo! Sono, pesan aja jal*Ng yang lo pengen, gue yang traktir!" Ucap Gerald yang sudah mulai linglung dengan mata merah.

"Buset sedep bener kalo ngomong. Atuh gas lah!"

Tanpa berfikir panjang lagi Samuel bangkit dari duduknya dan memilih wanita-wanita bergaun seksi yang sedang berjoget ria.

Beberapa menit pergi, kini Samuel kembali lagi dengan masing-masing wanita malam yang berada di kiri-kanannya.

"Bener gak apa-apa ya lo di tinggal dulu sebentar."

"Lama juga bodoamat. Gas aja,kalau perlu sampai tulang mereka patah!"ucapnya menatap para wanita kecantilan dengan make-up tebal itu.

"Siappp bos, terobos ae!" Jika sudah seperti ini tidak ada yang akan menghentikan Samuel.

Samuel mencium bibir masing-masing wanita dengan gaun kurang bahan itu.

"Let's go baby, kita happy-happy!"

Kedua wanita itu tertawa,merasa senang. Kapan lagi dapat pelanggan cowok ganteng. Jika pun tidak di bayar mereka tidak masalah.Asal bisa menikmati tubuh kekar yang Samuel punya.

Berjam-jam berlalu setelah kepergian Samuel dengan kedua jal*Ng itu untuk menuntaskan hasrat mereka.

Gerald masih tetap setia dengan botol minuman di tangannya, ia menenggak minuman haram itu dengan mata memerah seperti ingin menangis.

Bartender wanita yang sejak tadi memperhatikannya pun merasa iba, ingin mendekati namun ia sadar diri.

Sementara Gerald semakin tidak bisa menyangga tubuhnya. Ia seperti kehilangan seluruh tenaganya.

Kini bayang-bayang tentang kedekatan Isvara dan Mahesa selalu berkelebat seperti menghantuinya.

Ia marah,ia kesal, namun Gerald tak tahu rasa apa yang kini di rasakannya.

"Sial kau Isvara, kenapa kau terus menerus muncul di pikiran ku?!"

Gerald berteriak frustasi, lalu memilih untuk bangkit dengan tubuh limbung. Banyak para jal*Ng yang menawarkan diri bahkan dengan sengaja mendekatkan tubuh seksi mereka pada Gerald. Namun Gerald menepis mereka dengan kasar bahkan membentaknya.

"Astaga, Gerald! kenapa lo jalan sendirian?!"

Samuel yang sudah menuntaskan hasratnya pada wanita malam itu, memekik tak sengaja melihat Gerald berjalan sempoyongan ke area parkiran.

Samuel tertegun saat melihat Gerald yang berkaca-kaca,hal yang tak pernah Samuel lihat sebelumnya. Gerald menangis.

"Lo kenapa Ger?" ia memapah tubuh Gerald.

"Kenapa, setiap gua berfikir wanita itu selalu muncul? gak pernah lepas seakan hantu yang gak ingin jauh."

Samuel mengernyit, siapa yang Gerald bicarakan?

"Samuel, gua tanya sama lo, apa lo pernah benci sama wanita?"

Samuel menggeleng. "Tenang Ger, lo lagi mabuk."

"Gua selalu benci sama gadis itu, Isvara.tapi kenapa di saat yang bersamaan gua selalu ingin deket sama dia, ingin melihat dia tersenyum karna gua,bukan karna pria lain."

"Kenapa? ada apa dengan diri gua?"

Samuel mendesah, lalu menggeleng. Gerald seperti pria labil yang sedang jatuh cinta, atau memang dia baru merasakannya?

Setengah jam Samuel habiskan hanya untuk mendengarkan keluhan Gerald, dan semua itu tentang Isvara.

Tentang bagaimana Isvara yang membuat Gerald kesal, Isvara yang selalu melawan setiap rasa sakit yang dia berikan, semua tentang gadis itu.

"Gua gak suka saat dia Deket dengan pria lain,gua gak suka saat dia lebih bergantung pada pria lain. gua cuma ingin dia hanya bergantung pada gua, hanya melihat ke arah gua!"

"Sebenarnya apa yang aneh dalam diri gua?"

"Itu namanya Lo Cemburu Ger!"

Gerald menoleh dengan mata memerah. "Maksud Lo?"

"Ger, Lo itu gak bisa memahami diri sendiri atau emang gak peka sama perasaan Lo? Samuel membuang nafas, jengah.

"Itu artinya lo suka sama Isvara, lo gak mau dia Deket sama lelaki lain dan cuma lo yang boleh ada buat dia. Berarti Lo cinta Ger,lo udah jatuh cinta!" Samuel mengatakannya dengan urat yang hampir keluar,agar temannya ini mengerti.

Gerald menggeleng pelan. "Gak, itu gak mungkin,gua gak mungkin jatuh cinta sama dia."

Samuel mengusap wajahnya kasar. agak kesal karena Gerald malah menepis perasaannya sendiri.

"Sekarang gua tanya lo benci sama Isvara?"

Gerald mengangguk. "Tentu saja."

"Terus kalau lo benci, kenapa lo terus mikirin dia?"

Gerald menatap Samuel,lalu diam. ia tak bisa menjawab.

"This. lo itu udah jatuh cinta Ger. jangan menampik perasaan lo lagi."

Terpopuler

Comments

Itha Fitra

Itha Fitra

orang mabok gk mungkin nyambung klu di nasehati

2023-03-09

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

smoga saja Gerald jatuh cinta pada Isvara

2023-01-29

0

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

gimana kabarnya Laura Thor...

2022-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!