"Lo terlambat!"
Suara Gerald begitu menggelengar seakan memenuhi seisi kantor.
"Maaf, ada kemacetan mendadak tadi." Samuel mengepalkan tangannya di depan sambil sedikit menunduk.
Meskipun mereka berteman sejak kecil, namun jika berurusan dengan kantor Gerald tak akan pandang bulu. Dan jika ia sudah dalam mode singa, Samuel pun akan seperti anak kucing di hadapannya.
"Lo tahu kan hari ini ada rapat penting! Sebelumnya, lo gak pernah terlambat kaya gini!
"Iyah-iyah, gua minta maaf" Samuel menyerah, "tapi gua gak benar-benar terlambat kan,masih ada 25 menit lagi."
"Berani membantah?!"
"Ehehe, tidak, tidak seperti itu bos." Pria itu tertawa sumbang.
Ia seperti di tertawakan oleh para karyawan di sekitarnya.
"Tega sekali dirimu Gerald!" Samuel membatin, tapi ia tetap memasang senyum termanisnya.
"Baiklah, proposal yang akan di persentasi kan nanti,sudah selesai 100%?"
Samuel mengangguk. "Sudah siap, manajer An sudah melaporkan rincinya."
"Bagus." Kini mereka keluar dari ruangan Gerald sambil mendiskusikan tentang rapat nanti.
"Tunggu!" Gerald berhenti, sontak Samuel juga berhenti.
"Lo tidur jam berapa? Gua lihat sejak tadi lo menguap terus?"
Samuel tampak salah tingkah, padahal pertanyaan itu terdengar sepele.
"Oh itu,tadi malam gua gak sengaja nonton pertandingan sepak bola sampai begadang."
Gerald mengernyit heran, "Kenapa muka lo merah gitu?"
"Oh, enggak, gak apa-apa." Samuel memaksakan untuk tersenyum.
"Bodoh Samuel,jika seperti ini malah semakin mencurigakan." Rutuknya dalam hati.
Gerald memindai penampilan temannya ini, mata sayu dengan rambut ikal yang berantakan dan kerah kemeja yang sengaja tak di biarkan rapi.
Namun ada hal yang menarik atensi Gerald, ada sebuah tanda merah persis ke coklatan di leher putih pria itu.
"Tanda merah apa di leher lo?" Gerald hendak memeriksanya namun di hentikan oleh Samuel.
"Eits, apa yang kau lakukan,wahai kakanda?" Samuel tersenyum jenaka.
Gerald terhenyak,lalu menarik diri. "hanya memeriksa."
Samuel Menghela nafas. Hampir saja.
"Jangan begitu Gerald, kita ada di tempat ramai, jika orang-orang berfikiran yang tidak-tidak bagaimana?"
Gerald menautkan alis. "Apa maksud lo?"
"Ituloh, pria dengan pria,lo tahu kan?" Samuel sengaja menaik-turunkan alisnya.
Seketika Gerald merasa jijik. "Buang pikiran kotor lo itu jauh-jauh."
"Loh kenapa? Orang melihat pasti berfikiran yang sama dengan gue, kita dekat, sama-sama tampan, jika di sandingkan sebagai pasangan? ... "
"Stopp!" Gerald merasa sangat jijik sekarang.
"Shut up! Jangan aneh-aneh ya lo!"
"Ayolah Ger, lo kan bisa jadi sugar Daddy gua." Samuel semakin gencar menggoda Gerald.
Gerald menatap aneh, lalu pandangan mereka menoleh karna mendengar suara barang terjatuh.
"Aaaa tidak, otak suciku sudah ternodai!"
Orang itu adalah salah satu OB yang tak sengaja menjatuhkan pel-nya karena melihat kelakuan Samuel dan Gerald.
Dia berlari tunggang-langgang dengan berteriak histeris.
"Ini semua gara-gara lo!" Gerald menjauhkan tubuhnya.
Samuel hanya tertawa.
"Bagaimana jika dia berfikir yang tidak-tidak." Murka Gerald.
"Enggak apa-apa, kita kan emang cocok kalau di sandingkan jadi sepasang kekasih!"
Gerald berjengit. "Najis tau gak Lo! Gue masih normal!"
***
Setelah selesai rapat, Gerald kembali ke ruangannya, ternyata di sana kedatangannya sudah di tunggu oleh seorang wanita.
"Lihat siapa yang datang ini?"
Wanita itu dengan berani duduk di kursi kebesaran milik Gerald, lalu dia menoleh, dan tersenyum hangat.
"Kau sudah lama?"
Wanita itu menggeleng lucu, lalu mereka berpelukan mesra.
Laura, wanita dengan lipstik merah yang selalu menghiasi bibir tebalnya, wajah blesteran Pakistan dan Arab, karna kakek dan neneknya yang berasal dari sana.
Terlahir cantik sejak dulu, adalah takdir untuk Laura, ia selalu menjadi primadona di manapun kakinya berpijak.
"Aku baru saja datang." tatapan Laura jatuh pada Samuel yang berdiri di belakang Gerald.
Laura seakan menyiratkan sesuatu lewat tatapannya pada Samuel.
Gerald merasa aneh. "kenapa?"
Laura menggeleng. "Tidak."
"Aku sangat merindukanmu." kembali Laura merapatkan tubuh seksinya pada Gerald.
Mood Gerald yang sejak tadi buruk seketika lebih baik sejak kedatangan Laura.
Tentang kejadian tadi pagi di kolam renang bersama Isvara, telah membuat mood nya hancur hingga berimbas pada karyawannya saat rapat tadi.
Untunglah ada Samuel yang selalu bisa menjadi penengah.
"Kenapa tidak menghubungiku jika ingin bertemu? kita bisa ketemuan di cafe mewah jika kamu mau."
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa sangat merindukanmu, hingga rasanya aku tidak bisa melakukan apapun sebelum melihatmu."
"Sudah berani menggombal,hmm?"
Laura tersenyum, di balik sifat Gerald yang tidak bisa di tebak,ia menyukai bagaimana Gerald begitu mencintainya.
Gerald duduk di kursinya di ikuti Laura yang dengan tidak malu-malu duduk di pangkuannya, lalu wanita itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Gerald.
"Sejak pertemuan kita di cafe, kamu tidak pernah menghubungiku lagi, kenapa? apa kamu sudah mulai tertarik dengan perempuan itu?"
"Perempuan? siapa?"
"Istri terpaksa mu itu, siapa lagi?"
"Isvara?"
"Tuhkan, bahkan kamu sudah mulai menyebut namanya."
"Kan memang itu namanya, lagian aku sibuk belakang ini, Jadi lupa mengabarimu."
"Kamu bohong ya, aku bahkan mati-matian menahan rindu, kamu malah asyik dengan wanita itu." Laura merajuk dengan suara mendayu.
"Astaga tidak seperti itu sayang, aku tidak akan mungkin jatuh cinta pada gadis seperti Isvara, cintaku hanya untukmu."
Laura kini tersenyum. "Baiklah kalau begitu cium aku."
Gerald melunak, kini wajah mereka semakin dekat, bibir mereka pun sudah menyatu, Gerald dan Laura bercumbu,mel*mat bibir dan saling melepas rindu.
Samuel masih ada di sana, menyaksikan Laura yang bermesraan dengan Gerald. hatinya sakit namun sekuat tenaga ia menahan sesak.
P*ngutan bibir mereka terlepas, Gerald mengusap bibir Laura yang basah karna ulahnya. mereka saling tersenyum.
Namun Laura menolehkan pandangan, melihat Samuel yang menatap sendu ke arahnya.
Laura masih tak mengerti apa yang di rasakan Samuel kini, ia merasa bodoh amat tentang pria itu.
Baginya Samuel hanya pelarian di saat tidak ada Gerald di sisinya.
Laura berdiri dari pangkuan Gerald. namun Gerald merasa aneh dengan cara berjalan Laura yang mengangkang.
"Kenapa jalanmu seperti itu?" tanya Gerald.
Blush! seketika Laura salah tingkah. "Oh ini aku abis yoga, jadi agak sedikit sakit setelahnya."
"Kamu harus berhati-hati, jalanmu sampai tertatih kaya gitu," ucap Gerald, perhatian.
Laura hanya mengangguk.
Tentu saja tadi itu hanya alibi,yang sebenarnya adalah ia merasakan sakit di area kew*nitaannya karna pertempurannya dengan Samuel tadi malam.
"Samuel bajing*n, dia sangat brutal tadi malam hingga membuatku kesusahan seperti ini!" rutuknya dalam hati.
Sementara Samuel tersenyum puas melihat bagaimana ekspresi wajah Laura yang menahan malu.
Dia merasa bangga, tidak apa-apa jika sekarang Laura bersama Gerald, yang terpenting dialah yang menikmati tubuh seksi Laura.
Tapi dia juga ingin segera beranjak dari sini Karna tak tahan melihat kemesraan keduanya, bagaimanapun Samuel tetap saja cemburu.
Namun saat ia berbalik, di ambang pintu terlihat seorang wanita dengan dress bermotif bunga Lily cantik sedang berdiri mematung membawa sebuah jinjingan di tangannya.
Samuel mengerut dahi tak kenal dengan gadis itu.
Sementara Isvara terus berjalan maju mendekat Gerald yang terbelakak menatapnya.
"Ngapain kau di sini?" Tanya Gerald yang terkejut melihatnya.
"Laptop mu ketinggalan." Isvara beraut datar lalu membalikkan badan setelah menaruh tas itu di atas meja Gerald.
Sementara Laura pun yang belum tahu wajah Isvara merasa asing dengan wanita itu.
Gerald mengusap wajah kasar, kenapa hatinya mendadak tak karuan? apa Isvara melihat saat dirinya tengah berciuman dengan Laura?
Kenapa juga dia harus khawatir? Tapi ...
"Tunggu, Isvara!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Itha Fitra
laura jg bodoh,udh tau lg lecet.malah dtng ke kntor
2023-03-09
1
Opick Cynkcibehsllu
gerald" mau aja dbodohin sama laura
2022-05-20
0
Fatma Kodja
Gerald nikmatilah barang bekas temanmu, dasar bodoh sampai" tidak menyadari kalau Laura sering tidur dengan Samuel, semoga saat kebenaran terungkap, istrimu sudah meninggalkanmu
2022-04-30
7