Bab 12 : Rasa kesal Gerald

Isvara terbangun esok paginya,di rasakannya sakit kepala yang tiba-tiba mendera, seperti hilang ingatan Isvara tak ingat apa-apa tentang kejadian semalam.

Yang dia ingat hanya dia yang di suruh berbelanja di tengah malam oleh Gerald, selebihnya seperti hilang di memori kepala.

"Boleh mama masuk." Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Isvara mengiyakan lalu pintu terbuka menampilkan sosok wanita berumur 40 tahunan yang masih terlihat awet muda. kulit putih dengan hidung mancung dan kaki jenjang, Nyonya Indira memang definisi wanita yang sangat cantik dan elegan secara bersamaan.

Isvara iri, mungkinkah ia bisa secantik mama mertuanya ini?

"Kamu sudah baikan?" Tanya wanita dengan mata teduh itu.

Isvara mengangguk lemah. "Hanya sedikit sakit kepala."

"Oh papa menitipkan salam juga untukmu, tadinya dia mau menjengukmu tapi ada meeting penting yang harus di datanginya."

Isvara tersenyum. "Tidak apa-apa mah."

Hubungan mereka cukup dekat untuk Isvara memanggil dengan sebutan Mamah dan papah pada nyonya Indira dan tuan Aryaloka.

Setidaknya mereka yang meminta dan Isvara tidak terlalu canggung.

"Mama buatkan wedang jahe, minumlah selagi hangat." Indira meletakkan gelas yang masih mengepulkan asapnya itu di samping nakas.

"Terimakasih ma," ucap Isvara.

Indira hanya menatap Isvara, seperkian detik berikutnya ia mengelus pucuk kepala Isvara dengan sayang, seperti Isvara adalah putri kandungnya sendiri.

"Kamu gadis yang kuat, mama mu pasti bangga telah melahirkan gadis setangguh dirimu." Lalu tangannya berpindah mengusap punggung Isvara.

"Apapun yang terjadi tetap lah bertahan pada pendirian mu."

Lalu Indira berlalu setelah meminta Isvara untuk istirahat lebih lama. Isvara menatap kepergian Nyonya rumah itu dengan senyum mengembang.

"Semoga aku bisa setegar dirimu." Gumamnya.

Isvara menyesap sedikit wedang jahe di atas nakas, rasa hangatnya langsung menjalar sampai ke tenggorokannya.

Baru hendak merebahkan diri lagi, seseorang membuka pintunya dengan sedikit kasar.

Bisa Isvara lihat Gerald dan bibinya juga Brinda hendak menghampiri.

"Kau sudah baikan?" Gerald menatapnya.

Isvara mengerutkan kening, pria itu menanyakan keadaannya? Apa sekarang dia menyesal?

"Ya,aku sudah lebih baik."

"Nada bicaramu ketus sekali, masih mending Gerald mau prihatin padamu," ucap Arini.

"Tapi dia yang membuatku seperti ini," ucap Isvara tak mau kalah.

"Heh,malah menyalahkan kakak ku,kau saja yang lemah,mau di perkosa kok diam saja," ucap Brinda memandang remeh.

Isvara mengeratkan tangan,ia geram pada gadis dengan usia di bawahnya tapi berdandan menor itu, ingin rasanya dia menampar mulut pedas itu.

Namun semuanya teralihkan oleh tatapan Gerald padanya. Isvara di buat salah tingkah karna Gerald menatapnya berbeda, begitu lembut seakan penuh kekhawatiran.

Ada apa dengan pria itu?

"Bisa tinggalkan kami berdua?" Gerald memberi isyarat pada bibinya dan Brinda.

Arini dan putrinya kemudian saling pandang, lalu mereka memandang sinis kepada Isvara sebelum akhirnya melenggang pergi.

Setelah memastikan mereka berdua pergi, Gerald mendekati Isvara.

"Aku tidak akan meminta maaf karna ini bukan sepenuhnya salahku."

Tatapan mereka beradu, ada benci dan kekecewaan mendalam.

"Kenapa kau jadi peduli padaku?" Tanya Isvara.

"Jangan bilang? ... "

Gerald tersenyum sinis. "Aku menanyakan keadaanmu bukan berarti aku peduli padamu, kau tetap musuh ku,dan aku membencimu,akan selalu seperti itu."

"Kau kira aku tidak benci juga padamu? Aku sangat membencimu Gerald angkasa wirasena."

Tok,tok! ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka. pintu terbuka menampilkan sosok pria tegap dan tinggi,dia adalah Mahesa.

"Permisi ... "

Gerald dan Isvara serempak menolehkan pandangan ke arah Mahesa.

"Aku ingin menjenguk gadisku."

Apa? gadisku? mereka berdua tak salah dengar?

"Isvara, apa kau sudah baik-baik saja." Mahesa tersenyum mendekati Isvara.

Isvara mengangguk. " tapi maaf gadisku? apa maksudmu?"

"Karna mulai hari ini kamu adalah pacarku," ucap Mahesa tanpa beban.

Hening, Mahesa tanpa sengaja melirik ke arah Gerald yang kini menatap kesal ke arahnya.

Gerald menatap tajam Mahesa dengan urat-uratnya yang terpampang jelas. apa-apaan ini, kenapa Mahesa mengatakan hal yang membuatnya kesal?

Dengan kedua matanya sendiri Gerald melihat bagaimana Mahesa yang begitu perhatian pada Isvara, tak tahan dengan itu Gerald langsung saja pergi dari sana tanpa mengatakan apapun lagi.

***

"Kau benar-benar tidak ingat denganku?"

Isvara menggeleng, sepeninggal Gerald kini hanya ada dirinya dan pria yang belum Isvara kenal sebelumnya.

Sementara Mahesa tampak berfikir,apa sebelumnya Isvara terkena benturan di kepala hingga gadis itu amnesia? Kenapa dia tak ingat apa-apa.

"Aku adalah Mahesa, yang sudah menyalamatkan mu."

Isvara diam, seperkian detik dia menutup mulut menahan jeritan. "K-kau Mahesa? Putra Nyonya Indira?"

Mahesa mengangguk, tersenyum. "Kau akhirnya ingat."

"Jadi kamu yang menyelamatkanku dari para geng motor itu?"

Mahesa mengangguk lagi.

"Aku ingat sekarang," ucap Isvara dengan mata berbinar.

Sekelebat bayangan tentang Kejadian semalam akhirnya Isvara bisa mengingatnya lagi. Di mana dia yang hampir di perkosa dan di selamatkan oleh seorang pria.

"Kita juga pernah bertemu sebelumnya saat aku melihatmu pertama kali di sini, aku membantumu saat kau sedang mengangkat koper," ucap Mahesa mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan gadis cantik bernama Isvara ini.

"Oh, jadi kamu pria itu."

Bagaimana Isvara bisa lupa.

"Arghhh." Isvara memegang kepalanya.

"Kenapa? Ada yang sakit lagi?" Mahesa sedikit panik

Isvara menggeleng. "Tidak, hanya sedikit berdenyut."

"Terimakasih, terimakasih sudah menyelamatkan ku," ucap Isvara dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak bisa membayangkan jika kau tidak datang tepat waktu saat itu."

"Hei, jangan menangis." Mahesa menyeka pipi Isvara yang basah.

"Tidak apa-apa,kau sudah aman sekarang."

Saat Mahesa sibuk menenangkan Isvara yang tergugu, seorang gadis merengsek masuk dengan isakan tertahan.

"Kakak, kak Vara!" Kayra masuk tanpa permisi lagi dan langsung menghambur memeluk Isvara.

Isvara tertegun, lalu ia balas memeluk adik iparnya itu.

"Huhuhu,aku takut kakak kenapa-napa."

Isvara menepuk pelan punggung Kayra, berusaha menenangkannya yang kini mulai menangis.

"Aku sudah baikan, kenapa malah Kay yang menangis?" Isvara tersenyum.

Kayra melepaskan pelukannya. "Aku sangat khawatir dengan kakak, begitupun dengan bibi-bibi pelayan di sini yang terus menanyakan keadaan kak Vara."

"Nona muda."

Isvara menoleh, ada Bi Minah dan Dewi yang berdiri di ambang pintu dengan raut wajah cemas.

"Nona muda udah gak apa-apa?" Tanya Dewi.

"Aku sudah baikan," ujar Isvara.

"Syukurlah nona muda baik-baik saja," ucap Bu Minah.

Isvara mengangguk. Lalu entah kerasukan apa, Dewi tiba-tiba ikut menangis.

"Saya fikir tidak bisa melihat nona muda bangun lagi, saya bersyukur Nona muda masih di beri kesempatan untuk hidup."

Plak! Bi Minah menggeplak lengan Dewi.

"Cocotmu Wi."

"Lah apanya yang salah bi kan saya bener, hiks." Dewi malah semakin terisak.

"Sudah, sudah malu-maluin kamu iki." Bi Minah menarik Dewi yang masih menangis seperti anak kecil ke luar.

"Ya sudah non, kami permisi. Nona muda jaga kesehatan ya," pamitnya lalu mereka undur diri.

Sementara tak jauh dari mereka ada Gerald yang masih mengawasi Isvara, Mahesa dan Kayra di sana.

Dengan pintu kamar Isvara yang masih terbuka,pria tampan itu bisa melihat jelas bagaimana ke akraban ketiganya.

Lalu Gerald seperti merasakan ada yang sakit dan kesal secara bersamaan di dalam hatinya.

Sebenarnya apa hubungan antara Mahesa dengan Isvara?

Kenapa mereka terlihat sangat akrab.

Gerald sangat kesal, lalu berbalik tidak ingin rasa kesal itu semakin menjadi-jadi.

***

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN,DAN TAMBAHKAN FAVORIT AGAR AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT!!

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan bilang kalau Gerald cemburu..

2023-01-29

0

Ju Karnaen

Ju Karnaen

hati" ad gunung Merapi mau mledak

2023-01-23

0

Rita Puspitasari

Rita Puspitasari

lanjut

2022-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2 Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3 Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4 Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5 Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6 Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7 Bab 07 : Gerald dan Laura
8 Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9 Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10 Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11 Bab 11 : Pria itu?
12 Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13 Bab 13 : Cemburu?
14 Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15 Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16 Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17 Bab 17 : Samuel dan Laura
18 Bab 18 : Hate to love
19 Bab 19 : Rasa yang berbeda
20 20 : Tidak menyadari perasaan
21 Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22 Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23 Bab 23 : Persaingan di mulai?
24 Bab 24 : Kesempatan + Visual
25 Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26 Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27 Bab 27 : Memeriksa
28 Bab 28 : Seperti Cinderella
29 Bab 29: menyadari perasaan
30 Bab 30 : Kebimbangan
31 Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32 Bab 32 : Awal yang baik?
33 Bab 33 : Masalah baru?
34 Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35 Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36 Bab 36 : Dansa bersama
37 Bab 37 : menyatakan perasaan
38 Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39 Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40 40. Berbalik arah
41 41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42 Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43 Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44 44 : Perubahan sikap Gerald
45 Bab 45. Memberikan kesempatan
46 46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47 47 : Kencan perdana
48 48. Kencan 2
49 Bab 49. True love
50 50. Hanya untukmu
51 51. Kekacauan
52 52. memperjuangkan
53 53. Gerald dan semestanya
54 54. Menonton film
55 55. Satu kamar
56 56. Good night, baby
57 57. Pengakuan
58 58. Rencana licik
59 59. Kebohongan Laura
60 60. Ingin menjelaskan
61 61.Samuel mengetahuinya
62 62. Semakin sulit
63 63. Kebenaran terungkap
64 64. Meninggalkan mu
65 65. Penyesalan yang paling terdalam
66 66. Bertemu Ayah
67 67. Merindukanmu
68 68. Menjemput
69 69. Belahan jiwa yang kembali
70 70. Melepas kerinduan
71 71. Berdamai
72 72. Kembali ke rumah
73 73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74 Bab : 74
75 Bab : 75
76 Bab 76
77 Bab : 77
78 Bab : 78
79 Bab 79
80 Bab : 80
81 Bab : 81
82 Bab : 82
83 Bab : 83
84 Bab : 84
85 Bab : 85
86 Bab : 86
87 Bab : 87
88 Bab : 88
89 Bab : 89
90 Bab : 90
91 Bab : 91
92 Bab 92
93 Bab : 93
94 Bab : 94
95 Bab : 95
96 Bab : 96
97 Bab : 97
98 Bab : 98
99 Bab : 99
100 Bab : 100
101 Bab : 101
102 Bab : 102
103 Bab : 103
104 Bab : 104
105 Bab : 105
106 Bab : 106
107 Sweet ending
108 promo new novel (My beloved hubby)
109 Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 01 : Malam pertama dengan tuan muda kejam
2
Bab 02 : Ketika rasa benci itu datang
3
Bab 03 : Bukan wanita yang mudah di tindas
4
Bab 04 : waktu enam bulan untuk tinggal bersama?
5
Bab 05 : Antara cinta Dan benci
6
Bab 06 : Gengsi meruntuhkan segalanya
7
Bab 07 : Gerald dan Laura
8
Bab 08 : Kejadian di kamar mandi
9
Bab 09 : Dalam berbagai artian cinta
10
Bab 10 : Terjebak : pertolongan pria asing
11
Bab 11 : Pria itu?
12
Bab 12 : Rasa kesal Gerald
13
Bab 13 : Cemburu?
14
Bab 14 : Gerald Angkasa Wirasena
15
Bab 15 : Tuduhan yang menyakitkan
16
Bab 16 : Benar dirinya jatuh cinta?
17
Bab 17 : Samuel dan Laura
18
Bab 18 : Hate to love
19
Bab 19 : Rasa yang berbeda
20
20 : Tidak menyadari perasaan
21
Bab 21 : Menyekapnya di dalam gudang
22
Bab 22 : Penyelamatan Mahesa
23
Bab 23 : Persaingan di mulai?
24
Bab 24 : Kesempatan + Visual
25
Bab 25 : Penderitaan yang sebenarnya sudah di mulai
26
Bab 26 : Ada apa dengan jantungnya?
27
Bab 27 : Memeriksa
28
Bab 28 : Seperti Cinderella
29
Bab 29: menyadari perasaan
30
Bab 30 : Kebimbangan
31
Bab 31 : Tidak ada salahnya mengikuti keinginan
32
Bab 32 : Awal yang baik?
33
Bab 33 : Masalah baru?
34
Bab 34 : Rasa yang mulai berbeda
35
Bab 35 : Panggilan dari Samuel : awas pawangnya marah!
36
Bab 36 : Dansa bersama
37
Bab 37 : menyatakan perasaan
38
Bab 38 : Kilas balik pertemuan pertama
39
Bab 39 : Tawaran dari Brandon
40
40. Berbalik arah
41
41.Bunga tulip merah dari Mr.G
42
Bab 42 : Menjadi pacar pura-pura Mahesa
43
Bab 43 : Jaga tangan kotormu itu dari istriku
44
44 : Perubahan sikap Gerald
45
Bab 45. Memberikan kesempatan
46
46. Awal yang baik? Awal yang buruk?
47
47 : Kencan perdana
48
48. Kencan 2
49
Bab 49. True love
50
50. Hanya untukmu
51
51. Kekacauan
52
52. memperjuangkan
53
53. Gerald dan semestanya
54
54. Menonton film
55
55. Satu kamar
56
56. Good night, baby
57
57. Pengakuan
58
58. Rencana licik
59
59. Kebohongan Laura
60
60. Ingin menjelaskan
61
61.Samuel mengetahuinya
62
62. Semakin sulit
63
63. Kebenaran terungkap
64
64. Meninggalkan mu
65
65. Penyesalan yang paling terdalam
66
66. Bertemu Ayah
67
67. Merindukanmu
68
68. Menjemput
69
69. Belahan jiwa yang kembali
70
70. Melepas kerinduan
71
71. Berdamai
72
72. Kembali ke rumah
73
73. Buah perbuatan baik dan buah perbuatan buruk
74
Bab : 74
75
Bab : 75
76
Bab 76
77
Bab : 77
78
Bab : 78
79
Bab 79
80
Bab : 80
81
Bab : 81
82
Bab : 82
83
Bab : 83
84
Bab : 84
85
Bab : 85
86
Bab : 86
87
Bab : 87
88
Bab : 88
89
Bab : 89
90
Bab : 90
91
Bab : 91
92
Bab 92
93
Bab : 93
94
Bab : 94
95
Bab : 95
96
Bab : 96
97
Bab : 97
98
Bab : 98
99
Bab : 99
100
Bab : 100
101
Bab : 101
102
Bab : 102
103
Bab : 103
104
Bab : 104
105
Bab : 105
106
Bab : 106
107
Sweet ending
108
promo new novel (My beloved hubby)
109
Promo new novel : Gejolak cinta tuan Erick

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!