Selepas mengantar Gerald pulang, Samuel kembali lagi ke club malam itu. Ia ingin menenangkan kekesalan yang tadi meluap-luap karna masalah Gerald ini.
Samuel heran kok ada pria batu seperti sahabatnya itu, dari umur 10 tahun mereka bersama,hanya sifat tidak peka Gerald saja yang membuatnya pusing.
"Jatuh cinta kok malah menampik, di ambil orang baru tau rasa!" rutuknya.
Samuel duduk di kursi lalu memesan segelas minuman pada seorang bartender, kini ia merasa segar melihat badan wanita seksi meliuk-liuk di gemerlapnya lampu disko dan DJ yang terus menyumbang lagu.
"Eh, itu bukannya?! .... " Samuel memicingkan mata ketika melihat wanita yang amat di kenalnya duduk tak jauh darinya.
Wanita itu, Laura. ya benar, tapi kenapa dia ada di sini? bukankah wanita itu ada syuting film yang harus dikerjakan.
Samuel menghampiri lalu duduk di sampingnya.
"Hai." sapa pria itu.
Laura menoleh, wanita dengan gaun ketat dan gincu merah menyala itu tertegun, lalu menenggakkan punggungnya.
"Kau? ngapain kau di sini?"
"Harusnya aku yang nanyain itu ke kamu, kamu ngapain ada di sini? bukannya ada syuting film?"
Laura adalah model papan atas yang kini sedang di gandrungi,bukan hanya karna cantik dan seksi, setiap ia menjadi model suatu majalah atau produk,maka itu akan laku keras.
Laura juga terkenal di kalangan para industri film dan musik, dan kini ia sedang menjalani debut pertamanya menjadi seorang aktris.
"Gak, aku gak jadi debut main film!"
"Hah? kenapa?" tanya Samuel.
"Sutradara ngebatalin kontrak aku jadi pemeran utama, dia bilang ada aktris yang lebih pantas dan malah meminta ku menjadi peran Sampingan saja. menyebalkan sekali!" wanita itu terlihat gusar lalu menenggak minumannya lagi.
Beginilah yang Samuel tak suka dari Laura, terlalu ambisius dan merasa paling tinggi, padahal tidak ada yang salah dengan peran itu karna dia pun nasih terbilang baru, namun karna kerakusannya ini...
"Jadi kamu menolaknya?"
Laura mengangguk. "Mau taruh di mana mukaku jika jadi peran sampingan saja?"
Samuel menggeleng, sudah bisa menebak.
"Sam, apa kamu sering bersama dengan Gerald?" tiba-tiba Laura bertanya.
"Tentu saja, aku dan dia adalah rekan di tempat kerja."
"Bagaimana keadaannya?" Laura mendesah. "Aku merindukannya."
"Kenapa? kau bilang tidak perduli dengannya lagi." kini Samuel merasakan sesuatu yang tidak enak. dia cemburu karna Laura mengatakan itu.
"Aku tidak pernah bilang tidak peduli lagi dengannya, aku hanya tidak peduli dia menikah dengan siapa. tapi sepertinya aku termakan omonganku sendiri." wajah Laura berubah muram.
"Maksudmu?"
"Minggu kemarin aku bertemu dengannya di sebuah cafe, Gerald menceritakan semuanya tentang dia di paksa menikah oleh ayahnya, dia bilang dia masih sangat mencintaiku dan akan menikahi ku setelah enam bulan, saat perjanjian dengan neneknya berakhir."
"Gerald bilang begitu padamu?"
Laura mengangguk. Samuel merasa tidak percaya dengan semua ini. jika Gerald jatuh cinta dengan Isvara kenapa malah menjanjikan pernikahan untuk Laura?
Samuel menggeleng. sejak dulu ia selalu merasa perasaan Gerald untuk Laura bukanlah cinta melainkan hanya obsesi semata.
Dia yakin dengan hal itu karna sejak dulu tatapan Laura pada Gerald bukanlah tatapan cinta melainkan tatapan memuja dalam konteks berbeda.
Samuel dan Gerald bertemu dengan Laura saat semasa kuliah semester pertama, Laura yang saat itu adalah murid pindahan langsung menjadi primadona di kampus mereka karna kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
Samuel yang pertama kali dekat dengannya, lalu saat Samuel mulai jatuh cinta pada Laura, wanita itu malah menganggapnya hanya sekedar teman, dan bilang dia menyukai Gerald, sahabatnya.
Sakit hati Samuel rasakan saat Laura menolaknya mentah-mentah di hadapan teman-temannya, lalu setelah itu Laura malah jadian dengan Gerald.
Samuel percaya Gerald hanya ingin main-main dengan Laura, namun ternyata hubungan mereka bertahan hingga enam tahun.
"Tapi kan Gerald sudah mempunyai istri,kau lupa?"
"Gerald bilang dia akan menceraikan si Isvara itu setelah enam bulan berakhir Sam, awalnya aku tidak mau tapi aku malah menunggunya hingga sekarang."
"Aku pernah bilang kan padamu kalau aku lebih mencintai hartanya di banding dia?"
Samuel mengangguk.
"Tapi ternyata aku salah Sam, lihat, dia memberikanku kartu kredit tanpa batas, menyuruhku membeli apa saja yang aku mau, tas branded, sepatu branded, mobil mewah, apartemen aku sudah memiliki semuanya dari Pria itu, tapi ternyata semua itu tidak ada gunanya jika dia tidak ada di sisiku."
"Aku ingin Gerald, Sam, A-aku mencintainya,aku sadar ternyata aku sudah mencintainya sejak dulu."
Samuel tampak sedih mendengar pengakuan Laura. "Lalu bagaimana denganku Lau, pria yang sejak dulu menunggumu untuk membuka hati?" batin Samuel merasa sedih.
"Tapi sekarang Gerald tak bisa di hubungi, dia tak pernah muncul lagi setelah pertemuan kita di cafe,aku merasa kesepian, aku rindu dengan sikapnya yang manja padaku," ucap Laura gamang. mengingat kembali waktu yang dia habiskan bersama Gerald dan tentang kebersamaan mereka.
"Apa jangan-jangan Gerald sudah mencintai Isvara? apa dia sudah jatuh cinta dengan gadis lain makanya tidak menghubungiku lagi?"
"Tapi pernikahannya hanyalah kecelakaan? dia terpaksa menikahi gadis itu, tapi aku takut Gerald diam-diam sudah nyaman dia gadis itu." Laura berteriak frustasi dan merasa hancur.
"Sudahlah Lau!" Samuel memegang tangannya. "Ku mohon, jika suatu saat nanti apa yang kau takutkan itu terjadi, lupakan Gerald. masih ada pria yang setia menunggumu untuk membuka hati, untuknya."
***
Samuel membopong tubuh Laura yang sempoyongan ke dalam apartemennya.
Mata Laura sudah terpejam namun wanita itu masih sering mengigau menyebut nama Gerald.
Samuel dengan susah payah memapah Laura sampai terbaring di kasur. bukan hal yang baru untuk Samuel berada di sini, ia malah sering sekali menghabiskan waktu berduaan saja dengan Laura si apartemen ketika tak ada Gerald.
Bahkan melakukan hal-hal yang lebih dari seorang teman dengan Laura. mereka sering bercum*Bu mesra saat Laura menginginkan kehangatan yang tak bisa di berikan Gerald.
Apa itu bisa di sebut perselingkuhan? Samuel tak tahu, yang dia tahu, dia mencintai Laura lebih yang dari Gerald beri..
Bruk! karna tak seimbang Samuel jatuh di atas tubuh Laura di tempat tidur.
"Sam, puaskan aku." Laura berbisik erotis, lalu tangannya menggerayangi dada Samuel.
Lalu tanpa hitungan, Samuel dan Laura sudah beradu bibir, menyes*p, melum*at penuh nafsu gairah.
Samuel menatap Laura, mereka memang bukan pertama kali melakukan hubungan int*m, bahkan sering. namun ia tak ingin melakukannya saat Laura sedang mabuk.
"Ughh Sam .... " Laura mendesah saat tangan Samuel masuk dan mengobrak-abrik inti kewanitaannya.
Tak lagi bisa berfikir, akal sehat Samuel terkalahkan dengan nafsu yang sudah di ubun-ubun. Lalu pria itu menanggalkan seluruh pakaiannya, begitupun dengan Laura yang melakukannya.
Tubuh mereka sudah polos, Samuel kembali melahap bibir seksi Laura, tak tertinggal tangannya yang bermain di kedua gundukan Laura yang sempurna.
Laura melenguh, dengan mata terpejam menikmati semua sentuhan pria itu.
"Aku akan memuaskanmu dan membawamu ke puncak tertinggi yang kau inginkan," bisik Samuel.
Kini yang tertinggal di kamar itu hanya desah*n demi desah*n yang erotis dua orang yang melakukannya karna bisikan set*n.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
lanjut
2023-01-29
1
Mini Tar
seru guyssss.......
2022-05-24
0
Rice Btamban
lanjut kan
2022-05-22
0