Mereka semua sudah sampai di pulau yang terlihat begitu indah, ada beberapa bangunan yang sudah dibuat sangat cantik oleh Dika, bahkan ia juga membuat sebuah hotel sederhana. Namun Hotel itu bisa memuat hingga 50 kamar. Menyambut kedatangan mereka.
"Om Dika," teriak Arsy saat melihat Dika menghampiri mereka.
"Ayo kita langsung ke rumah," ucap Dika yang menyambut mereka dengan mobil khusus.
Sepanjang Perjalanan ke rumahnya Dika Bram terus melihat hasil kerja keras Dika selama ini, ia bahkan melihat rumah sekolah yang dulu dibangun kini nampak jauh lebih besar begitu juga dengan rumah sakit.
Beberapa ada yang membangun restoran dan Cafe dan membuatnya semenarik mungkin dan terlihat sangat ramai.
"Sepertinya pulau ini sudah jadi tempat wisata," ucap Mikaila yang juga merasa takjub melihat bangunan-bangunan yang mereka lewati. Pulau tertinggal itu kini sudah menjadi pulau yang sangat indah.
"Iya, aku sengaja menjadikan pulau ini objek wisata, aku berencana membuat bangunan di atas laut dan menyediakan beberapa penginapan serta wahana yang bisa di nikmati pengunjung. Semua itu dapat membuka lowongan pekerjaan bagi para penduduk pulau ini. Mereka tak perlu keluar pulau hanya untuk mencari pekerjaan."
"Bagus, itu pemikiran yang cerdas. Jika kau butuh bantuan jangan sungkan untuk menghubungiku langsung," ucap Bram bangga dengan apa yang Dika lakukan.
Mereka berhenti di sebuah perumahan sederhana dan terlihat unik. Rumah panggung. Namun, terlihat mewah.
"Ini tempat tinggalku, semoga kalian nyaman tinggal di sini. Jika kalian merasa tak nyaman kalian bisa menginap di hotel di mana saat pertama kalian sampai tadi. Hotel itu sengaja aku desain senyaman mungkin sama dengan Hotel pada umumnya yang ada di kota."
"Nggak, usah. Kita di sini aja sepertinya tempatnya juga nyaman," ucap Arya melihat sekelilingnya.
"Tapi, sepertinya kamarnya tak cukup untuk kita semua," sahut Bram yang hanya melihat di rumah itu hanya ada tiga kamar saja.
"Ya udah, aku dan Arsy serta Clara menginap di hotel depan saja. kak Arya dan Papa tinggal di sini aja," ucap Gavin.
"Sepertinya memang harus begitu tak mungkin kan kalian tidur di luar!" tunjuk Arya di teras rumah.
"Kalau aku sih nggak masalah, tapi nggak tahu Tuan Putri manja kita satu ini." Gavin balik menunjuk Arsy.
"Siapa bilang aku nggak bisa tidur di sini, aku bisa tidur di mana aja, di sofa itu juga bisa," tunjuk Arsy pada sofa yang ada di ruang tengah, sofa yang terbuat dari anyaman rotan. terlihat nyaman jika dijadikan tempat tidur.
"Aku sudah memesan tiga kamar untuk kalian."
"Kenapa tiga? Aku sekamar saja dengan Clara," ucap Arsy yang mengira jika ketiga kamar itu untuk mereka.
"Tentu saja kamu sekamar dengan Clara kamar, satunya lagi untuk Kak Kelvin," ucap Gavin yang menaikkan kembali barang-barangnya ke mobil.
"Kalian nikmatilah pantainya aku akan membawa barang-barang ke ke hotel terlebih dahulu ucapkan. kemudian Ia pun melajukan mobil tersebut kembali ke hotel tempat pertama kali mereka masuk.
***
Malam ini semua semua berkunjung ke rumah Anisa. calon istri Dika, mereka akan melakukan acara lamaran secara resmi dan menyerahkan seserahan yang Mikaila bawah sehingga siang hari besok langsung diadakan acara akad nikah dan dilanjutkan dengan malam resepsi.
***
Sementara itu di kediaman Rafiz, Syahidah sibuk menyiapkan Semua barang-barang yang akan dibawanya, Zidan menggeleng melihat barang bawaan adiknya itu.
"Kamu mau pindah rumah, Dek? Kenapa harus membawa barang sebanyak itu?" tanya Zidan melihat Syahidah bahkan memasukkan boneka kesayangannya ke dalam koper besarnya.
"Iya, Kakak kamu benar. Kita hanya sehari disana, bahwa yang secukupnya saja." Nandira ikut menegur putrinya, melihat dua koper yang sudah penuh, tapi Syahidah masih saja memilih barang yang akan di bawanya.
"Mama lebih baik kita melebihkan daripada harus kekurangan. Bagaimana kalau baju Syahidah basah apa harus terus memakainya. Bagaimana jika Syahidah ga bisa tidur tanpa memeluk boneka ini, apa aku harus terus terjaga," ucapnya masih terus memasukkan beberapa pakaian, pernak-perniknya serta barang-barang kesukaannya.
"Kamu bawa kamera juga?"
"Iya, Kak. Lumayan kan buat vlog di sana jadi kita bisa menghadiri acara pernikahan klien Papa, liburan, plus buat konten," ucap Syahidah tak mempedulikan ucapan Zidan yang terus saja melarangnya dan sesekali mengeluarkan kembali barang-barang bawaan Syahidah.
"Kakak ih, kenapa di keluarkan lagi," kesal Syahidah.
"Tapi ini kebanyakan, Dek."
"Syahidah udah izin Papa kok bawa koper tiga, kata Papa nggak apa, Syahidah boleh bawa apa aja yang Syahidah mau," ucap dengan suara bergetar menahan tangisnya.
"Sudah, iya ga apa-apa. Kamu kemas aja lagi Sayang. Zidan jangan ganggu adikmu! Barang kamu sendiri gimana?"
"Udah, orang Zidan hanya bawa ransel aja."
***
Siang hari sepulang sekolah mereka semua langsung bersiap menuju ke Dermaga. Mereka sudah ditunggu oleh orang suruhan Dika.
Mereka langsung disambut oleh sebuah kapal besar khusus untuk mengangkut para tamu undangan yang ingin menghadiri acara pernikahan Dika.
Sesampainya di pulau mereka semua terkagum-kagum melihat keindahan pulau tersebut. Dika sengaja mengundang para tamu untuk menghadiri acara pernikahannya di pulau sekaligus mempromosikan tempat tersebut.
Para tamu langsung diarahkan ke hotel dan beberapa lagi diarahkan ke penginapan, walau penginapan di bibir pantai itu belum 100% jadi. Namun, sudah bisa digunakan.
Zidan sendiri dan keluarganya menginap di hotel di tempat yang sama di mana tempat Arsy menginap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Susi nabila
kita gak di undang nih Thor....🤭🤭🤭
semoga acara nya berjalan lancar....
2022-06-22
1