Mereka menonton film romantis, Nara dan Lusy terbawa alur dan suasana hingga meneteskan air mata.
Disaat Lusi dan Nara terbawa suasana hingga sesegukan, Syahidah justru terus tertawa cekikikan.
"Kamu kenapa sih, filmnya sedikit ini kok malah cekikikan kayak gitu?" tanya Nara menyikut Syahidah.
"Lihat tampan banget ya?" ucap Syahida memperlihatkan foto orang yang baru saja ditabraknya.
Syahida sedang meretas CCTV dari Mall tersebut dan mengambil rekaman di mana ia tanpa sengaja menabrak sosok pria yang sesaat menggetarkan hatinya.
Bukan Syahida namanya jika tak mampu mengetahui siapa orang tersebut.
Hanya dengan mengutak-ngatik ponselnya Ya sudah bisa mengetahui nama orang tersebut.
Film berakhir mereka masih ingin berjalan-jalan. Namun, Zidan sudah menelponnya agar memintanya untuk cepat pulang.
"Kakak kamu gimana sih, ini kan baru jam 8," ucap Nara melihat jam tangannya.
Saat berada di mall mereka akan lupa waktu, terlebih lagi saat sesi berbelanja.
"Kamu tahu sendiri 'kan kak Zidan kalau aku nggak mau nurut sama dia aku bisa bisa dihukum lagi nggak boleh lagi ke mall bareng kalian."
"Ya udah, kamu pulang aja sana," ucap Lucy.
"Kalian belum mau pulang?" tanya Syahida.
"Aku udah izin sampai jam 9 malam, Kata mamaku nggak apa-apa," jawab Nara.
"Aku sih terserah aja mau pulang jam berapa yang penting aku lapor aku ada dimana dan sama siapa," sambung Lusy.
"Kalian enak banget,sih. Aku telah dikit aja pasti kak Zidan marah sama aku."
"Udah sana pulang, nanti kita nggak boleh lagi jalan-jalan bareng," ucap Nara menahan tawanya.
"Sesekali ajak dong Kakak mau jalan bareng kita, kan lumayan bisa liatin Kakak kamu sepuasnya," ucap Lusy membayangkan wajah tampan Zidan.
Syahida mengusap wajah lusy yang terlihat jelas sedang mengagumi sosok Zidan di bayangannya.
"Jangan dibayangin terus nanti kamu jatuh cinta lagi," ucap Syahida.
"Emangnya kenapa kalau Aku jatuh cinta sama Zidan?" tanya Lucy menatap Syahida kesal.
"Ya sudah pasti lah kamu akan sakit hati, Zidan pasti menolakmu. Mending kamu sama Memet aja, orangnya nggak kalah ganteng kok," ucap Nara tertawa cekikikan.
"Betul tuh," sahut Syahida.
"Ogah," ucap Lusy membayangkan wajah Memet bergidik ngeri.
Zidan memiliki tiga sahabat sejak kecil Memet, Riza, dan Nizam, hanya mereka yang mengetahui jika Zidan adalah pemilik akun My Boss.
Syahida bukannya pulang justru ikut kembali berjalan-jalan dengan kedua sahabatnya itu membuat Ia dijemput langsung oleh Zidan.
Saat pulang tak ada pembicaraan diantara mereka berdua dan begitu sampai di rumah Syahidah langsung masuk ke rumah, ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
Syahida benar-benar malu dengan apa yang Zidan lakukan, menjemputnya saat ia sedang bersama dengan teman-temannya.
****
Pagi hari Syahida juga melakukan hal yang sama, dia tak menegur kakaknya itu bahkan saat makan Zidan duduk Syahida justru langsung berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.
"Ada apa lagi ini?" teguran Nandira.
"Syahidah habiskan makananmu," ucap Rafiz ikut angkat bicara membuat Syahidah kembali duduk dengan malasnya.
"Ada apa lagi kalian?" tanya Rafiz.
"Ini Pah, kak Zidan buat malu aja. Masa aku disamperin saat sedang jalan sama temen aku, Pah. Aku 'kan jalannya sama Nara dan Lusy bukan sama cowok, nyebelin banget sih Kakak," kesel Syahida.
"Kakak kan sudah kasih kamu waktu sampai jam 9 malam, ga salah dong Kakak jemput kamu karena kamu ngelewatin batas kamu," jawab Zidan merasa benar.
"Iya, tapi kan sekali-kali bolehlah Kak aku lewat batas. Aku tuh nggak ngapa-ngapain di sana."
"Tetapi saja kamu ga boleh melanggar aturan, Kak." Tegas Zidan.
"Kakak nyebelin."
"Sudah jangan dibahas lagi, Kalian berangkat sekolah bareng, Shakila biar Papa yang antar," ucap Rafiz.
"Nggak mau Pah, aku nggak mau ke sekolah bareng kakak."
"Hai cepatlah, kalau nggak aku tinggal nih," panggilan Zidan berjalan santai meninggalkan Syahida yang masih marah-marah.
"Sana ikut sama kakak kamu," ucap Rafiz tak mau di bantah.
"Papa juga nyebelin."
Walau menggerutu Syahida tetap mengikuti kakaknya. Ia tahu jika Ia tak menuruti apa yang diperintahkan Papanya untuk ikut dengan kakaknya bisa dipastikan ia akan ke sekolah menggunakan kendaraan umum dan itu menggunakan uangnya sendiri.
Walau mereka berasal dari keluarga kaya, tapi Rafiz tetap membatasi uang jajan anak-anaknya, kecuali mereka memiliki penghasilan lain diluar jatah dari uang yang diberikan untuk jajan mereka.
Begitu mobil sampai di parkiran sekolah Syahida langsung turun dan berlari meninggalkan Zidan.
Namun, langkahnya terhenti saat mobil sport yang baru masuk hampir saja menabrak nya.
Zidan yang menyaksikan semua itu langsung menghampiri Syahida.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Zidan.
"Nggak apa-apa, Kak," jawabnya masih mengelus dada.
Pintu mobil terbuka Zidan dan Syahida menatap siapa si pemilik mobil tersebut.
Syahida terkejut saat melihat orang itu adalah orang yang sama yang ia tabrak di Mall kemarin.
Syahida bahkan lupa berkedip saking terkejutnya.
Zidan yang melihat ekspresi adiknya langsung merangkul Syahida masuk ke dalam sekolah.
Memutar lehernya ke depan saat Syahida terus saja menengok kebelakang.
Bel masuk berbunyi, mereka pun berlarian masuk ke dalam kelas.
"Kalian tahu nggak, tadi aku ngelihat cowok yang kemarin," ucap Syahida saat sampai di kelas dan langsung menghampiri kedua temannya dengan berbisik.
"Maksud kamu, Kian?" tanya Nara tak kalah berbisik, takut jika orang yang di belakang mereka mendengar.
"Iya, itu Kian."
"Kamu lihat di mana?" tanya Nara penasaran.
" Di…" baru saja Syahida ini menjawabnya guru mata pelajaran yang akan mengajar mereka sudah masuk ke kelas.
"Pagi anak-anak, selamat pagi," ucapnya.
"Selamat pagi Pak," ucap mereka serentak.
"Hari ini bapak akan memperkenalkan kepada kalian murid baru yang akan bergabung dengan kalian,"
"Huuuuuu…. "Suasana kelas langsung Riuh dan semua menatap kearah pintu.
"Kian. Ayo masuk," ucap pak Bowo wali kelas mereka sekaligus guru mata pelajaran matematika.
Kian masuk saat namanya dipanggil, sontak saat ia masuk semua murid perempuan di kelas itu menjerit saat melihat siapa murid baru yang akan bergabung dengan mereka.
Syahida juga ikut menjerit membuat Zidan yang duduk di belakang langsung menendang kursinya.
Syahida memutar malas bola matanya, menatap ke belakang dan memainkan mulutnya kepada kakaknya. Menggerutu tanpa suara.
Zidan kembali menendang kursi Syahida.
"Ihh, kakak resek, Nih!" ucap Syahida berbalik menatap Zidan dan memajukan kursinya agar menjauh dari kaki kakaknya itu.
"Ayo perkenalkan dirimu," ucap pak Bowo meminta Zidan memperkenalkan dirinya.
"Halo semua, nama saya Kian," ucap Kian singkat.
"Hai Kian," ucap mereka semua bersamaan, tapi tidak untuk para murid laki-laki yang hanya santai melihat murid baru yang akan bergabung dengan mereka.
"Kian kamu boleh duduk di samping Zidan," ucap pak Bowo menunjuk ke arah Zidan.
"Lho Pak, ini kan tempat saya," protes Memet.
"Kamu pindah di belakang," Ucap pak Bowo yang membuat semua murid tertawa melihat ekspresi Memet yang tak rela pindah ke belakang, selama ini Zidan banyak membantunya dalam pelajaran.
Walau terus menggerutu dan tak terima memet tetap mengambil tas dan barang-barangnya memindahkannya ke belakang.
Kian berjalan melewati Syahida dan duduk di samping Zidan..
Syahida menoleh dan langsung mendapat tatapan tajam dari Zidan.
Syahida memanfaatkan segala kesempatan untuk tebar pesona kepada Kian.
Syahida bahkan sengaja memakai parfum saat sedang belajar.
Zidan yang mengerti jika adiknya itu sedang tebar pesona langsung melempar Syahidah dengan bola kertas. Namun, Syahidah tidak menggubrisnya dan tetap tebar pesona.
🌹🌹 Terima kasih sudah membaca 🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
selalu di halangi sama kakak nya🤭
2022-07-21
0
Nm@
Lanjut,Kak!
2022-05-04
1