Kian mengamati tingkah mereka berdua.
'Apakah mereka pasangan kekasih?' batin Kian.
Tingkah keduanya menurut Kian sangat lucu. Sejak pertama masuk ke kelas mata Kian langsung tertuju pada Syahida.
Sosok cantik Syahida mampu membuat Kian langsung tertuju padanya.
Saat berdiri di depan, Kian bisa melihat jika Zidan dan Syahida terus saja saling mengusik.
Membuat ia semakin memperhatikan mereka berdua.
Bahkan saat jam pelajaran Kian bisa melihat jika Zidan tak suka saat Syahida melihat ke arahnya, Ia berpikir jika Zidan cemburu dengannya.
Bel istirahat berbunyi.
Lusy yang juga duduk di depan mereka langsung berbalik.
"Hai, perkenalkan namaku Lusy" ucap Lucy mengulurkan tangannya.
"Kian," ucap Kian menyambut uluran tangan Lusy.
"Aku Syahida," ucap syahida tak mau kalah, ia juga langsung mengulurkan tangannya.
"Aku Zidan," ucap Zidan menjabat tangan Syahida, membuat Syahida langsung memukul tangan kakaknya.
"Apaan, sih. Nggak lucu tahu," ucap Syahida ngambek dan memilih untuk keluar.
Zidan tertawa melihat adiknya itu membuat raut wajah yang lucu, memanyunkan mulutnya dan menghentakkan kakinya berjalan keluar.
Kian tersenyum saat melihat apa yang dilakukan Syahida. Namun, ia langsung menyembunyikan senyumnya saat melihat Zidan menatapnya tak suka.
Memet langsung menghampiri mereka.
"Hai aku Ahmad, tapi panggil aja Memet," ucapnya mengulurkan tangan yang disambut oleh Kian.
"Kamu pindahan dari mana?" tanyanya
"London," jawab Kian singkat.
"Oh London," ucapnya manggut-manggut seperti orang yang mengenal dengan jelas kota London.
"Kantin, yuk!" ajak Nizam.
Zidan langsung berdiri dan berjalan lebih dulu disusul oleh Riza.
"Hai anak London, mau ikut ke kantin," ajak Memet.
"Kalian duluan aja," jawab Kian yang merasa jika Zidan tak menyukainya.
Semua anak-anak di kelas keluar, tentu saja kantin adalah tujuan mereka. Namun, Kian lebih memilih mengeluarkan laptopnya dan mengutak-ngatik di sana.
Walau usia Kian terbilang muda ia sudah memiliki Restoran sendiri dan sudah bisa di mengelolanya.
Kian mengerjakannya saat ada waktu luang dan hanya akan mengunjungi saat ada waktu luang.
Tak lama kemudian Syahida masuk dengan berlari dan langsung menghentikan langkahnya saat melihat Kian masih ada di dalam kelas.
Kian yang menyadari ada orang mendongak melihat, ternyata itu adalah Syahida.
Syahida tersenyum semanis mungkin menghampirinya.
Menengok ke kiri ke kanan memastikan kakaknya tak ada di sekitar.
Melihat Syahida yang menengok ke kiri dan ke kanan membuat Kian juga melakukannya hal yang sama.
"Ada apa, kau mencari sesuatu?" tanyanya saat Syahida sudah berada di dekatnya.
"Enggak, kok. Perkenalkan aku Syahida,"
"Kian," ucap Kian yang mengulurkan tangannya lebih dulu.
Syahida menyambut uluran tangan Kian.
"Kenapa kamu nggak ke kantin?" tanya Syahida basa-basi duduk di samping Kian.
"Nggak, aku nggak lapar," jawabnya.
"Di kantin itu bukan hanya untuk makan saja, kita bisa ngumpul-ngumpul sama teman."
"Daripada ngumpul ga jelas, aku lebih baik mengerjakan pekerjaanku," ucapnya menunjuk laptop yang ada di mejanya.
Syahida melihat laptop yang ditunjuk oleh Kian.
"Kamu mengerjakan tugas apa?"
"Ini , pekerjaan ku" jawab Kian.
"Punya siapa?" tanya Syahida melihat apa yang sedang Kian kerjakan.
"Itu pekerjaan ku, aku punya usaha sendiri walaupun kecil-kecilan," jawabnya.
"Oh gitu ya, hebat ya kamu," puji Syahida.
Syahida mendengar suara ribut-ribut mengarah ke kelas dan ia tahu betul itu adalah suara teman-teman kakaknya.
"Ya udah, aku ke kantin dulu ya," ucap Syahida berlari keluar kelas.
"Eh, tunggu," panggilan Kian mencoba menghentikan Syahida, tetapi Syahida sudah berlalu keluar menghilang di balik pintu.
Kian mengangkat bahunya kemudian kembali mengerjakan tugas nya.
Syahida kembali ke kantin," Kian punya bisnis sendiri," batin Syahida.
Saat melihat laptop Kian tadi Syahida melihat beberapa alamat email di sana, dengan cepat Syahida mengambil laptopnya dan mulai mengutak-ngatik disana, memasukkan apa yang tadi dilihatnya. Dengan cepat data-data tentang Kian dan bisnisnya tertera di layar laptopnya.
Baru saja Syahida ingin membacanya, bell masuk kembali berbunyi. Ia pun langsung menutup laptopnya dan kembali ke kelas.
Saat jam pelajaran semua berlangsung dengan tenang.
Guru mereka sedang menerangkan di depan papan tulis.
"Ada yang bisa mengerjakan soal ini?" tanya guru melihat semua muridnya.
Tak ada yang menjawab, semuanya hanya saling melihat.
"Kian coba selesaikan tugas ini," ucap guru tersebut menunjuk Kian.
Kian berdiri dan menghampiri guru tersebut. Mulai mengerjakan soal tanpa berhenti menulis.
Semua memperhatikan apa yang ditulis Kian.
"Boleh juga anak itu," batin Zidan yang bisa melihat jika semua jawaban yang kian tulis adalah benar.
Walau Zidan dan Syahida memiliki ke kepintaran dan bisa mengerjakan semua soal-soal. Namun, mereka tetap berusaha menutupinya dan bersikap seperti layaknya siswa lain. Mereka memiliki trauma masa kecil, membuat mereka memutuskan untuk menjadi remaja biasa saja dan merahasiakan kemampuan mereka.
Mereka berdua pernah diculik dan memiliki kejadian masa lalu yang buruk dan Itu semua terjadi karena orang-orang mengetahui kecerdasannya, mengetahui jika syahidah mampu meretas dan Zidan pencipta game online nomor 1 didunia yang ia beri nama Secret Partner.
Secret Partner adalah salah satu game online yang diciptakan oleh Zidan. Namun, sekarang Ia hanya sebagai pemain saja. Zidan terus merahasiakan kemampuannya dan berhenti mengembangkannya.
Kecerdasan Kian mendapat nilai plus dari Syahida, membuat Syahidah semakin menyukai sosok Kian. Pintar, bekerja keras, kaya dan tampan. Paket komplit yang harus dia dapatkan.
Sepulang sekolah.
"Kakak pulang duluan ya, aku mau jalan bareng sama Nara dan Lusi, nanti aku pulangnya naik taksi aja," ucap Syahida.
"Kamu mau kemana?" tanya Zidan.
"Aku mau ngerjain tugas kelompok di rumah Nara," jawabnya.
"Tugas kelompok? Apa kita ada tugas? Kayaknya nggak ada tugas, deh!" sahut Nara.
Lusy menepuk jidatnya, teman yang satu itu sangat sulit untuk diajak membolos dan berbohong.
Syahida tersenyum canggung ketahuan bohong.
Zidan menghela nafas melihat kelakuan adeknya.
"Kamu sudah berani berani membohongi kakak rupanya."
"Masuk, kita pulang sekarang," ucap Zidan menyuruh adiknya itu masuk kedalam mobilnya.
Perintah yang tak bisa dibantah oleh Syahida, Syahida berjalan pelan masuk ke mobil dan mereka pun pergi.
Malam hari selesai makan malam, Syahida kembali mengecek informasi yang didapatkan tentang kian, ia terus melihat-lihat dan tanpa disadarinya Zidan sudah berdiri di belakangnya melihat apa yang sedang Syahida lakukan.
Zidan ikut membaca apa yang dibaca Syahida, mengetahui jika itu informasi tentang Kian murid baru dikelasnya Zidan langsung mematikan layar laptop Syahida.
"Kak apa-apaan sih, main matiin laptop segala," kesal Syahida melipat tangannya di dada.
"Kamu pikir Kakak nggak tahu kamu suka sama si kian itu, Sudah Kian itu bukan orang baik, kamu cari yang lain saja."
"Emang kalau aku punya pacar selain Kiam kakak setuju?" tanya Syahida berbinar senang.
"Ya tergantung gimana pacar kamu, Kalau Kian aku nggak setuju," ucap Zidan berbaring di ranjang Syahida.
"Kenapa? kian itu kan baik, pintar, tampan lagi," belum lagi ya Kak. Kian itu sudah punya perusahaan sendiri," ucap Syahida kembali menyalakan laptop nya dan memperlihatkan usaha Restoran yang digeluti oleh Kian.
"Biasa aja," jawab Zidan kembali menutup laptop Syahida.
🌹🌹🌹 Terima kasih sudah membaca 🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
alasan gak se7 apa ya thor🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2022-07-21
0
༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙
zidan cemburu 🤭
biasanya anak kembar apalagi cewek cowok pastilah posesifnya minta ampun
2022-05-20
1
asriany
lanjot
2022-05-12
2