Saat pulang sekolah Syahidah menghampiri Zidan mengatakan jika ia akan pulang bersama dengan teman-temannya.
"Kamu jangan kemalaman ya pulangnya, walaupun Kakak sudah mengizinkanmu tetap saja kau harus menjaga dirimu, ingat Kakak tak akan memberikan kesempatan lagi jika kau melanggar aturan kakak."
"Siap, Kak. Tenang aja Syahidah tahu kok mana yang harus lakukan dan mana yang harus di hindari. Kakak percaya aja sama aku, oke Kak," ucapnya meninju lengan Zidan kemudian berlari menuju ke teman-temannya.
Seperti biasa mereka menggunakan mobil Nara saat akan pergi bersama. Syahidah sendiri tak di izinkan membawa mobil kesekolah.
Zidan pun menuju ke sekolah Wijaya school sesuai dengan tujuannya dan maksud awalnya untuk mengadakan pertandingan persahabatan.
Kian yang melihat Zidan sudah meninggalkan sekolah dan menuju ke arah lain dari mobil Nara pun mengikuti mobil Nara di belakangnya, mereka sudah janjian akan pergi bersama.
Zidan yang sudah sampai di gedung sekolah Wijaya school bisa melihat jika murid-murid sekolah juga sudah pulang, satu persatu murid keluar dari gerbang sekolah.
Zidan memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang, ia tak langsung masuk ke parkiran sekolah itu. Zidan menunggu dengan berharap jika wanita yang sudah mengganggu tidurnya bisa dilihatnya lagi.
Sebelumnya ia sudah menghubungi ketua OSIS sekolah tersebut mengabarkan jika ia akan datang untuk menyampaikan undangan mereka.
"Apa dia sudah pulang ya," batin Zidan yang sudah lama menunggu. Namun, Arsy tak kunjung juga keluar.
Zidan mengambil undangan tersebut di dalam tasnya dan saat kemudian melihat ke arah gerbang, ia melihat Arsy berjalan keluar bersama temannya dan mereka berjalan ke arah mobilnya.
Pandangan Zidan tak bisa teralihkan dari gadis cantik tersebut, ternyata Arsy menghampiri mobilnya dan menggunakan kaca mobil Zidan memperbaiki hijabnya yang tadi tak sengaja terlepas.
Zidan membeku melihat betapa cantiknya wanita yang persis di hadapannya, mereka hanya berjarak antara kaca mobil saja.
Begitu Arsy selesai memasang jarum pentul jilbabnya ia tersenyum melihat wajahnya sendiri, senyuman itu membuat Zidan tanpa sengaja menekan tombol untuk membuka kaca mobilnya, membuat keduanya langsung terpaku saat tak ada lagi yang memisahkan mereka.
Zidan masih membeku menatap Arsy tanpa berkedip.
Arsy sangat terkejut, ia mengira jika mobil itu tak berpenghuni, kemudian dengan cepat ia meninggalkan Zidan berlari ke arah mobil Arya kakak sulungnya yang kebetulan sudah datang menjemputnya.
"Kamu kenapa?" tanya Arya yang melihat Arsy masih dengan keterkejutannya.
"Nggak apa-apa, Kak. Ayo cepat jalan," ucapnya terburu-buru.
Clara hanya melihat Arsy dengan tatapan heran. ia ingin bertanya, tapi ditahannya. Lebih baik menanyakannya saat mereka sudah sampai di rumah. pikiran Clara.
Zidan yang baru tersadar dari ke terkesimaanya hanya bisa bisa tersenyum melihat mobil yang membawa Arsy pergi menjauh darinya. Ia pun bergegas masuk dan memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah tersebut, dia sudah melihat gadis yang diincarnya.
Zidan berjalan masuk menuju ke ruang OSIS dengan terus tersenyum sambil memegang dadanya yang bergemuruh karena apa yang baru dialami.
Zidan menghampiri ketua OSIS dan menyampaikan maksud dan tujuannya, ketua OSIS tersebut pun menyambut mereka dengan baik.
Beberapa perbincangan akhirnya mereka memutuskan untuk bermain basket terlebih dahulu di sekolah mereka kemudian barulah berkunjung ke sekolah Zidan. Zidan tak masalah dengan hal tak masalah, memang itulah tujuan utamanya, dia ingin datang ke sekolah itu untuk melihat Arsy putri dari Wijaya Abraham Wijaya.
Zidan tau ia akan sangat sulit berteman dengan gadis itu, setelah membaca dari profil dan data lainnya. Namun, ia yakin dia bisa dekat dengan gadis itu cepat atau lambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Susi nabila
semangat ya Zidan jangan menyerah...👍💪
dan untuk Kaka author makasih up nya...
lanjut...🥰🥰🙈💪👍
2022-06-11
1
Deriana Satali
Ayo Zidan 💪💪💪 jgn kendor mendekati Arsy
2022-06-11
3