Syahida meminta Nara untuk melajukan mobilnya secepat yang ia bisa. Syahida terus melihat alat pelacak yang terhubung di ponselnya. Zidan sudah semakin mendekat ke rumah mereka, jarak Zidan ke rumah antara jarak ia ke rumah seimbang. Namun, tiba-tiba ia melihat mobil kakaknya itu berhenti, sepertinya mereka berhenti membeli sesuatu, membuat Syahida mempunyai kesempatan untuk sampai lebih dulu.
"Cepat kalian pergi dari sini, kalian lewat jalan sana ya jangan sampai kalian terlihat oleh Kak Zidan," ucap Syahida dengan cepat menyuruh teman-temannya itu pergi sementara ia sendiri berlari memasuki pintu gerbang.
Jarak antara pintu gerbang dan pintu utama lumayan makan waktu Syahida berlari dengan cepat.Namun, tiba-tiba tasnya terjatuh membuat dia harus memungut barang-barangnya dan itu semakin mengurangi waktunya.
Begitu ia selesai merapikan semua barang-barangnya, Syahida mendengar suara daru mesin mobil Zidan membuat ia langsung menepi dan menyembunyikan dirinya di balik tanaman di taman membiarkan Zidan melewatinya lebih dulu.
"Kenapa sih harus pakai acara jatuh segala, kan kak Zidan jadi sampai lebih dulu. Bagaimana kalau aku ketahuan, ponselku bisa disita lagi," ucapnya melihat ponselnya dan memeluknya benda yang paling berharga dalam hidup Syahida adalah ponsel kesayangannya.
Syahida yang melihat Zidan sudah masuk bersama dengan Shakila. bergegas keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari menuju ke pintu samping.
Syahida yang mempunyai 1000 akal dengan cepat membuka sweater dan juga sepatunya, Syahida juga melepas roknya dan menyisakan celana pendeknya.
Dengan cepat Syahida melompat ke kolam renang berpura-pura jika sedang berenang.
Shakila yang melihat Syahida berenang pun langsung berlari dan ikut berenang.
Zidan ikut duduk di tepi kolam renang dan terus menatap layar ponselnya dimana di sana terlihat seorang wanita cantik yang berhijab yang sedang tersenyum menatap kearahnya, Zidan pun ikut tersenyum melihat senyuman itu.
"Kakak Kenapa, Dek? Kok senyum-senyum terus?" tanya Syahida yang melihat tingkah kakaknya yang aneh menurutnya.
"Nggak tahu, emangnya Kak Zidan Kenapa?" tanya Shakila dengan polosnya melihat ke arah Kakak sulungnya itu, menurutnya tak ada yang aneh. Zidan hanya duduk dan menatap ponselnya.
"Sudahlah, kamu anak kecil tak mengerti," ucap Syahida kemudian mereka pun kembali berenang bersama.
Sementara itu di kediaman Abraham Wijaya seorang pengusaha sukses yang merupakan salah satu keluarga yang terpandang di kota.
Aira yang merupakan satu-satunya cucu yang tinggal di rumah itu berlarian menghampiri Arsy, putri bungsu dari Abraham Wijaya dan Mikaila yang memiliki tiga orang kakak, yang ketiganya sudah menikah. Arya menikah dengan Reina, Ayah dan Ibu Aira.
kakak keduanya kembar bernama Kelvin dan Gavin. Walaupun mereka kembar. Namun, sikap dan kepribadian mereka serta wajah mereka sangatlah berbeda.
Kelvin menikah dengan wanita bernama Natali dan mereka menetap di London dan memiliki putra bernama Derren. Sementara itu adik kembarnya Gavin menikah dengan Diandra dan tetap tinggal di kediaman Abraham Wijaya bersama yang lainnya. Namun kehidupan rumah tangganya tak seindah Kakak kembarnya, Diandra yang memiliki trauma membuat ia tak mau di sentuh oleh suaminya sendiri, bukannya ia tak mau memberikan hak Suaminya dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, tapi setiap ia ingin melayani suaminya bayangan masa kelam saat seorang pria mengambil kesuciannya secara paksa terus terbayang dan itu membuat tak bisa meneruskannya. Pria yang tak lain adalah saudara kembar suaminya sendiri. Walau Diandra terlihat baik-baik saja dan sudah tak mempermasalahkan semua itu, tapi rasa trauma masih melekat di hatinya dan pikirannya.
Diandra sangat beruntung karena memiliki seorang suami yang sabar dalam menghadapi traumanya, Gavin menunggu sampai istrinya itu benar-benar siap untuk menjalankan kewajibannya dan semua itu mereka rahasiakan dari keluarga besar mereka. Walaupun rutin melakukan pengobatan tetap saja semua itu tak di sembuhkan nya.
Aira terus berlarian di rumah besar itu memanggil tantenya, Arsy.
"Aira Kamu ini kenapa sih, Nak. Dari tadi memanggil tante terus? Tante Arsy kan ada di kamarnya."
"Oh iya Mah, aku lupa tante Arsy kan tadi ada di kamarnya," ucap Aira menepuk jidatnya kemudian berlari menuju ke kamar tantenya.
"Tante buka pintunya," teriak Aira mengetuk pintu kamar Arsy dengan tidak sabar. Arsy yang sedang menggunakan earphone sama sekali tak mendengar ketukan tersebut ia sedang asyik memainkan game online kesukaannya, secret partner.
Saat hari libur Arsy akan mengurung di kamar dan memainkan permainan game online favoritnya itu gimana game itu bisa dimainkan oleh banyak orang termasuk Clara adik Diandra yang berada di kamar sebelahnya. Membuatnya tak akan bosan walaupun memainkannya berjam-jam dan ia bisa memiliki banyak teman melalui game online tersebut, walau mereka tak saling kenal di dunia nyata. Mereka masing-masing lebih senang menggunakan nama samaran dalam permainan tersebut.
"Aira, Kamu kenapa? Kamu ada perlu dengan tantemu?" tanya Mikaila menghampiri cucunya itu kemudian membuka pintu dan melihat apa yang putrinya lakukan putri bungsunya sehingga tak mendengarkan panggilan Aira yang begitu nyaring hingga panggilan itu terdengar sampai ke lantai bawah.
Aira ada perlu Nek, dengan tante," ucapnya langsung berlari masuk ke dalam dan menghampiri Arsy yang masih bermain. Arsy yang melihat ponakan cantiknya itu menghampirinya langsung menghentikan permainannya dan melihat ke arah Aira.
"Aira ada apa?" ucapnya membuka earphone nya.
"Ini untuk tante, katanya ini untuk bidadari yang cantik," ucap Aira berikan setangkai bunga mawar pada Arsy.
"Aira, kamu petik bunga Nenek lagi?" tanya Mikaila yang melihat bunga yang ada di tangan cucunya itu.
"Ih bukan aku, Nek. Tadi kakaknya Shakila yang memetiknya dan katanya ini buat tante," jelas Aira.
"Siapa?" tanya Mikaila melihat ke arah putrinya.
Arsy mengangkat bahunya ia tak tahu siapa yang dimaksud oleh Aira.
Setelah Arsy mengambil bunga tersebut Aira langsung berlari turun kelantai bahwa mencari Papanya.
"Emangnya tadi ada teman Aira yang datang, Bunda?" tanya Arsy ikut berjalan menyusul bundanya turun ke bawah bergabung dengan yang lain.
"Ia mereka baru saja pulang, tadi mereka mengerjakan pekerjaan rumahnya di taman, Bunda memang melihat jika yang mengantarnya itu seorang pria, mungkin kamu mengenalnya makanya dia memberikan bunga itu."
Arsy memiringkan kepalanya mencoba mengingat-ingat temannya, tapi menurutnya beberapa teman prianya tak memiliki adik yang mungkin berteman dengan Aira.
Arsy tak mau memikirkan itu, dan menyambut pria tampan yang ada di rumahnya.
Papa, Arya dan Gavin.
Mereka baru datang sehabis olahraga
🌹🌹 Terima kasih sudah membaca 🙏🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
maulana ya_manna
mulai tertarik nih si zidan🤔
2022-07-21
0
Susi nabila
waaah...Zidan mulai bergerak nih.....
tapi thor kok aku jadi sedih ya ....
gimana ini...
kasihan Gavin.... jadi Diandra masih trauma....
2022-06-06
2
Deriana Satali
Aduh.....aduh Zidan mulai nih puber 😃❤
2022-06-06
1