Kini tiba saatnya pertandingan persahabatan antar kedua sekolah, beberapa murid dari sekolah Zidan ikut mendukung tim basket sekolah mereka ke sekolah Wijaya school.
Mereka semua disambut baik oleh para murid di sana. Mereka pun bersiap untuk mendukung tim basket sekolah mereka masing-masing.
Suara Riuh saat kedua tim basket mulai memasuki lapangan basket, begitu juga dengan guru olahraga sekolah Wijaya school yang menjadi akan wasit dalam permainan tersebut. Ia pun menerangkan beberapa peraturan yang harus mereka patuhi.
Permainan pun dimulai, babak awal permainan berlangsung santai mereka saling berebut bola dan saling memasukkan ke ring lawan, mencetak angka sebanyak mungkin.
Hingga mendekati akhir babak mereka baru mulai mengeluarkan semua kemampuan saat poin mereka seri.
Perlawanan sengit dari Wijaya school sedikit membuat tim basket Zidan kewalahan.
Pluit berbunyi tim Zidan menang di babak pertama.
Pertandingan kembali berlangsung setelah beristirahat sejenak. Pesaing semakin sengit tim Wijaya school semakin menambah ritme permainan mereka. Namun, Zidan justru tak konsentrasi Ia terus mencari sosok yang sudah dari tadi tak dilihatnya dan membuat ia kalah dibawa kedua.
"Zidan, kamu kenapa? Kamu nggak konsentrasi dalam permainan. Bapak perhatikan, kamu seperti tak ada dalam permainan mu sendiri," tegur pelatih bola basket mereka.
"Maaf, Pak. Aku akan lebih fokus lagi," ucap Zidan. Pertandingan pun kembali berlangsung. Namun, sedang sesekali masih mencari sosok Arsy.
"Syahidah, Zidan Kenapa sih? permainannya kok buruk sekali. Nggak seperti biasanya? Mereka bahkan berkala di babak kedua," ucap Lusi salah satu penggemar terberat Zidan. Lusi tak pernah ketinggalan setiap Zidan bermain basket, baik di sekolah maupun di luar sekolah dia selalu mengikuti kemanapun Zidan pergi, menjadi pendukung setianya.
Syahidah pun mulai memperhatikan sekelilingnya, "Apa ini sekolah Arsy ya," batinnya kemudian dia pun mencoba membuka kembali data-data tentang Arsy dan benar saja Wijaya school adalah nama sekolah yang tertera di biodata Arsy.
"Pantes aja, ternyata pertandingan ini hanya modus kak Zidan, kakak hanya ingin bertemu dengan Arsy rupanya!" batinnya melihat ke arah kakaknya yang masih belum fokus dalam permainannya.
Zidan tak bermain secara total. Namun, mereka berhasil memenangkan babak ketiga.
Zidan kembali mendapat teguran karena cara bermainnya.
"Zidan, ada apa sebenarnya? Ini permainan terburuk selama aku bermain satu tim denganmu," ucap Riza menepuk bahu Zidan.
"Iya, maaf kali ini aku akan benar-benar berkonsentrasi. Aku janji akan memenangkan babak terakhir ini," ucapnya kemudian mereka kembali masuk ke lapangan pertandingan.
Pertengahan babak Zidan benar-benar mengeluarkan semua kemampuannya hanya dalam beberapa detik mereka mampu unggul beberapa angka di atas tim lawan. Namun, tiba-tiba saat sidang ingin melempar bolanya ia tertegun membuat bola yang dipegangnya berhasil direbut oleh tim lawan.
Syahidah melihat pada tatapan kakaknya dan benar saja ia sedang melihat Arsy yang sedang berdiri di lantai 2 menyaksikan pertandingan mereka.
"Bukannya itu pria yang kemarin ya?" tanya Clara menuju ke Zidan. Walaupun sepintas kemarin Clara sempat melihat Zidan saat menurunkan kaca mobilnya.
"Eh iya, ngapain dia di sini?"
"Lagi masak, ya main basket lah. Apa Kamu nggak lihat dia di lapangan basket."
"Maksudku," ucapan Arsy terhenti saat baru sadar jika Zidan sedang menatapnya, membuat Arsy mengira jika Zidan melihatnya karena masalah kemarin, membuat ia langsung menutup wajahnya dan pergi dari sana.
Zidan tersenyum, kembali memainkan pertandingannya, ia langsung memenangkan babak tersebut dalam beberapa menit saja, melihat Arsy sudah menjadi mood booster baginya.
Syahidah terus memperhatikan tingkah mereka.
"Kenapa sepertinya mereka sudah saling mengenal," batin Syahidah kemudian Ia pun langsung keluar dari kerumunan dan menyusul Arsy lantai 2.
"Permisi apa kalian melihat gadis berhijab yang bernama Arsy ?" tanyanya pada salah satu murid yang ditemuinya.
"Mungkin ada di kantin, biasanya jam segini dia selalu di kantin bersama dengan Clara," ucap murid tersebut dan benar saja Arsy ada di sana bersama dengan temannya. Syahidah pun tanpa ragu menghampiri mereka.
"Hay Arsy, hay Clara. kalian masih mengingatku?" sapanya langsung duduk di samping kedua sahabat itu.
Arsy dan Clara langsung saling tatap kemudian menatap Syahidah,
"Oh kamu yang kenalan di Instagram ya?" tanya mereka bersamaan. mereka baru mengingat wajah Syahidah.
"Iya, nggak nyangka ya bisa bertemu di sini aku ikut dengan tim basket sekolahku. Eh... nggak apa 'kan aku gabung di sini?" ucap Syahidah padahal dia sudah gabung sejak tadi.
"Nggak apa-apa kok. Sebentar ya aku pesankan minum," ucap Clara langsung berdiri mengambilkan minuman yang sama yang mereka minum untuk Syahidah.
Syahidah langsung mengeluarkan ponselnya, "Boleh ya aku foto sama kamu," ucapnya, tanpa menunggu jawaban Arsy Syahidah m langsung merangkul Arsy dan mereka pun berpose.
Tak menunggu waktu, Syahidah langsung mengirim foto itu pada kakaknya dengan caption, 'Aku selangkah di depan Kakak.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Deriana Satali
Aah Syahidah memang is the best
2022-06-13
1