"Kalau Kian saja yang sesempurna itu tak baik di mata Kakak bagaimana dengan yang lainnya," kesal Syahida.
"Pokoknya Kakak nggak mau tahu, kakak nggak suka kamu dekat dengan Kian apalagi sampai berpacaran dengannya," ucap Zidan mengambil laptop dan juga ponsel Syahidah dan keluar dari kamar itu.
"Kak, Kakak apaan sih kembaliin nggak laptop dan ponselku!" ucap Syahida menarik-narik baju bagian belakang Zidan saat kakaknya itu terus berjalan sambil memegang kedua benda kesayangannya.
"Nggak, nggak akan! Kakak akan menyita laptop dan ponselmu ini sampai Kakak yakin kau tak akan mendekati kian lagi." Zidan menaikkan tangannya membuat Syahida melompat-lompat ingin mengambilnya. Namun, tinggi badan Zidan membuat Syahida tak bisa menjangkaunya.
"Kakak jahat banget sih. Kalau mau jomblo, jomblo aja sendiri ngapain ajak-ajak aku! Walaupun kita kembar tak seharusnya kan kita jomblo juga barengan," gerutus Syahida berusaha menahan Zidan agar tak melangkah Semakin Jauh darinya, terlebih lagi masuk kekamar.
"Kalian ini apa-apaan sih saling tarik-tarik begitu? Syahida lepaskan baju kakakmu!" ucap Nandira yang melihat kelakuan mereka.
"Ini, Mah. Masa laptop sama handphone aku disita, emangnya aku anak kecil apa." Lapor Syahida.
"Sejak kapan kamu dewasa, kamu itu masih anak kecilnya Papa," ucap Fafiz berjalan dan kini mengambil laptop dan ponsel yang ada di tangan Zidan membuat Syahida senang.
"Sini, Pah balikin laptopnya," ucap Syahida menengadahkan tangannya saat Papanya berhasil mengambil laptop dan ponsel miliknya dari Zidan.
"Zidan Kenapa kamu menyita ponsel dan laptop adikmu?" tanya Rafiz pada putranya.
"Syahida sedang mengincar seorang pria, Pah!" ucap Zidan membuat raut wajah Rafiz bingung dengan perkataan mengincar. "Dia bahkan mencari identitas pria itu secara rahasia," jelas Zidan.
"Benar begitu?" tanya Rafiz melihat pada Putri kesayangannya.
Syahida tak bisa menjawab karena memang apa yang dikatakan oleh Zidan itu benar, ia ingin mendekati Kian dan ingin mengenal lebih dekat sosok pria tampan yang sudah membuat hatinya bergetar. Ia memang mencari tahu identitas Kian dengan kemampuannya.
"Syahida bukannya Papa juga melarang kamu mengenal seorang pria. Namun, kamu harus hati-hati banyak pria yang mendekat seorang wanita hanya untuk memanfaatkannya dan Papa tak mau kalau sampai itu terjadi padamu, untuk saat ini sebaiknya kamu fokus belajar! Jika memang kau ingin menjalin hubungan dengan seorang pria biarkan pria itu yang mendekatimu, berusaha merebut hatimu bukannya malah kamu yang mencari informasi dan mencoba mendekatinya. Papa nggak suka dengan cara itu," ucap Rafiz dengan tegas dan menggelang melihat putrinya yang sangat aktif itu.
Syahida tak mampu menjawab apa yang dikatakan oleh Papanya, Ia hanya menunduk dan menurut.
Nandira yang melihat putrinya langsung menghampirinya dan merangkulnya.
"Papa benar sebaiknya kamu fokus saja sama pelajaranmu masalah pacaran kamu nggak usah terlalu pikirkan jika ada seorang pria yang benar-benar mencintaimu dia pasti berusaha mendekatimu, menerima kekurangan dan kelebihan mu. Mama juga tak melarangmu untuk menjalin hubungan dengan seorang pria, tapi sama dengan Papa dan Kakakmu. Mama juga nggak mau kalau sampai kamu merasakan sakit karena seorang pria." Nandira memberikan nasehat pada putrinya, pernah meresakan sakitnya dihianati membuat Nandira tak ingin jika putrinya juga mengalami hal yang sama.
"Iya, Syahida janji nggak akan berusaha mendekatinya lagi," lirihnya.
Rafiz dan Zidan hanya menghela nafas, mereka tahu jika Syahida itu sangat pintar akting, membuat ia tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya.
"Zidan! Ponsel dan laptop adikmu biar Papa yang simpan. Awas dia dalam seminggu ini jika dia sudah mulai mengerti apa yang Papa maksud beritahu Papa! Papa akan mengembalikan laptop dan ponselnya," ucap Rafiz kemudian menuju ke ruang kerjanya.
"Dengar kan kata-kata papa? kamu harus menjauhi Kian, kalau tidak kamu nggak akan pernah memegang laptop dan ponselmu lagi," ucap Brian tertawa penuh kemenangan sambil turun ke lantai bawah.
"Mama." Syahida merengek pada mamanya.
"Sudah, jika ada yang penting kamu pakai ponsel Mama aja lagian kamu itu masih kecil udah mikirin pacaran, ga baik," ucap Nandira ikut menyusul Zidan ke lantai bawah.
"Mama aku ini sudah besar, kecil dari mana coba teman-temanku aja semuanya udah punya pacar. Aku dikatain galau aku loh, Mah! Masa cantik-cantik gini nggak punya pacar," ucap Syahida sambil terus berjalan ikut turun menyusul Kakak dan Mamanya.
Sepanjang malam Syahida terus merayu Papanya agar mengembalikan setidaknya ponselnya, dia bahkan mengatakan jika ia ada tugas dan harus dikerjakan secara berkelompok malam ini juga bersama teman-temannya dan mereka akan membahasnya di telepon.
Kamu pakai aja telepon mamamu kamu hafalkan nomor-nomor teman-teman kamu tahu Travis yang membuat Saidah langsung terdiam dan kembali ke kamarnya dengan lesu ya sebenarnya tak memiliki tugas kelompok Ia hanya menginginkan ponselnya
Zidan yang melihat Syahida tertuduh lesu berjalan ke kamarnya dengan sengaja bersiul dan menertawai adiknya itu, membuat Syahida langsung berlari mengejarnya.
Ya, begitulah mereka selalu saja membuat keributan di rumahnya. Walaupun usianya mereka sudah dewasa, tapi tingkat mereka masih layaknya anak-anak saat dirumah. Nandira hanya menghelanafas melihat kelakuan mereka. Shakila adik kecilnya juga ikut mengejar Zidan membantu Syahida dalam menangkap Kakak sulungnya itu.
Mereka baru berhenti saling kejar-kejaran saat Shakila terjatuh dan menangis.
"Ada apa dengan adik kalian?" seru Nandira menghampiri mereka berdua.
Namun, kedua Kakaknya itu hanya angkat tangan dan tak ada yang mengaku mengapa dan siapa yang membuat adik kecilnya itu menangis.
"Kalian Kalau mau kejar-kejaran jangan ajak adik kalian, lihat nih jadi nangis kan. Jika bermain bersama dengan Shakila kalian harus berhati-hati." Nandira membawa Putri kecilnya itu kembali ke kamar. Sementara itu kedua anak kembarnya itu kembali melanjutkan saling kejar-kejarannya hingga Zidan masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.
"Awas ya kak, besok akan aku balas." Syahida memutuskan untuk kembali ke kamarnya dengan menggerutu tak jelas memaki Kakak.
"Aaaaaa, ponsel ku," jeritnya menenggelamkan wajahnya di bantalnya.
🌹🌹 Terima kasih sudah membaca🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Nm@
Lanjut, kak!
2022-06-07
1
Rini aswarti
iya kami tunggu up selanjutnya ya thor
2022-06-02
2
Deriana Satali
Akhirnya up lagi
sehat selalu thor
2022-06-02
2