Malam hari Zidan terus berusaha mencari informasi tentang gadis yang tadi dilihatnya, setelah berusaha dia hanya mendapat informasi jika namanya adalah Arsy putri dari pengusaha terkenal Abraham Wijaya, memiliki 3 orang kakak laki-laki, tak ada lagi informasi yang bisa didapatkannya.
"Apa aku minta bantuan Syahida saja ya, jika dalam mencari informasi dia adalah ahlinya. Tapi, sepertinya dia masih marah padaku ... aku coba saja," ucap Zidan keluar dari kamarnya membawa laptop Syahida yang disitanya menuju ke kamar Syahida.
"Boleh kakak masuk?" tanya Zidan setelah mengetuk pintu dan membuka sedikit pintu kamar syahidah dan memasukkan setengah badannya.
"Masuklah, biasanya Kakak tidak meminta izin," protes Syahida masih dengan wajah kesalnya.
Zidan menyembunyikan laptop tersebut dibalik punggungnya dan berjalan masuk menghampiri Syahida yang sedang berbaring di kasurnya sambil memainkan ponselnya.
"Kamu masih marah ya sama kakak?" tanyanya berbasa-basi.
"Nggak kok, " jawab Syahida, tapi masih dengan raut wajah kesal tak ingin menatap kakaknya.
"Ya udah, ini kakak kembalikan laptopmu," ucap Zidan memberikan laptop kepada Syahida.
Syahida yang melihat nyawa keduanya langsung melompat dan memeluk laptopnya, "Kakak serius?" tanyanya dengan wajah berbinar memandang kakaknya.
Zidan menggaruk kepalanya, "Tapi Kakak boleh minta tolong ga?"
Syahida mengurutkan kening yang melihat tingkah kakaknya yang terlihat aneh, "Minta tolong apa?" tanyanya masih dengan memeluk laptopnya.
Zidan duduk di samping Syahida di sisi tempat tidurnya kemudian mengeluarkan ponselnya memperlihatkan foto Arsy.
"Namanya Arsy, dia putri bungsu dari Abraham Wijaya. Coba kau cari tahu informasi tentangnya."
Syahida menatap horor pada kakaknya, menatap kakaknya itu dengan intens. Sejak kapan kakaknya itu mencari tahu informasi tentang wanita, Syahida mendekatkan wajahnya ke wajah Zidan, menatap mata kakaknya. Zidan memundurkan wajahnya saat wajah Syahida semakin mendekat. Tiba-tiba Syahida memegang kening Zidan dan menempelkan satu tangannya ke keningnya.
"Kakak nggak sakit, tapi kok ngawur? Sejak kapan kakak kepo dengan seorang gadis?"
Zidan menjitak kepala adiknya yang cerewet itu. "Sudah cari tahu saja, mau kakak ambil lagi laptopnya?"
"Iya, iya bentar aku coba," ucap Syahida mengusap keningnya. Saat akan mengetik Syahida menghentikan jari-jarinya dan melihat ke arah kakaknya. Otaknya berputar dan muncul ide licik di kepalanya.
"Ada apa?" tanya Zidan melihat adiknya itu dengan perasaan tak enak.
Syahida melipat tangannya di dada, "Aku akan mencari informasi tentang gadis cantik ini, tapi..." ucapnya menggantung dan tersenyum licik menatap Zidan Kakak posesifnya.
"Tapi apa?" tanya Zidan masih dengan nada kakunya.
"Besok aku boleh keluar dengan teman-temanku, tak ada batasan dan aku tak ingin Kakak terus meneleponku. Aku juga bebas pergi dengan siapa saja," ucap Syahida mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan kakaknya sebagai tanda kesepakatan.
Zidan ragu untuk menyambut tangan Syahida. Namun, Ia juga sangat penasaran dengan sosok gadis berhijab yang mengganggu pikirannya. Dengan sangat terpaksa ia pun menjabat tangan Syahida dan sepakat. " Tapi cuma sehari ya," ucapnya yang mendapat anggukan oleh Syahida dan acungan jempol.
Syahida pun mulai berselancar di laptopnya, hanya dalam hitungan menit data-data tentang Arsy sudah berpindah ke layar laptopnya.
Melihat hal itu Zidan langsung mengambil laptop Syahida dan membacanya, setelah memastikan memang itu data yang di maksudnya, Zidan pun mengirim semua data-data itu ke ponselnya.
"Ya sudah terima kasih." Zidan kemudian langsung keluar dari kamar syahidah sambil terus membaca biodata Arsy.
Syahida Yang penasaran ikut membaca biodata tersebut kemudian melihat nama Akun Instagram yang digunakan Gadis cantik berhijab tadi. 'Apa kakak menyukai gadis ini ya,' batinnya merasa pemasaran.
Syahida langsung memfollow Instagram Arsy dan langsung di follback.
"Hai aku Syahida boleh kenalan?" kirim Syahida.
"Hay, aku Arsy senang berkenalan denganmu," jawab Arsy.
Mereka pun terus berbalas chat hingga Syahidah memutuskan untuk melakukan panggilan video. Namun, Arsy tak menjawab panggilannya.
'Kenapa dia tidak mengangkatnya ya?' batin Syahida kembali melakukan panggilan kedua dan kali ini panggilan keduanya Arsy langsung mengangkat panggilannya.
"Cantik," itulah yang ada di batin Syahida saat melihat Arsy. Gadis yang pertama kali di lirik oleh kakaknya.
"Maaf, ya tadi aku membuka hijabku makanya aku tak mengangkat panggilanmu.
Syahida yang cerewet bisa dengan cepat akrab dengan Arsy begitu juga dengan Clara yang ikut bergabung berbincang dengan mereka.
"Dek, Kakak mau minta tolong lagi," ucap Zidan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Tadinya ia ingin meminta informasi lain tentang Arsy. Namun, saat melihat Syahida sedang melakukan panggilan video Ia pun menghentikan pertanyaannya.
"Oh ya, kenalkan ini kakakku," ucap Syahida langsung menarik Zidan dan ikut bergabung.
Arsy langsung mematikan panggilannya membuat Zidan dan Syahida saling melihat.
"Tuh kan, kakak galak sih jadi nggak ada yang mau berteman dengan, kakak. kakak tau nggak kakak itu nyebelin, makanya nggak ada cewek yang mau kenal sama kakak. Sana, sana keluar." Syahida mendorong Zidan keluar dari kamarnya.
Zidan masih terkejut saat Arsy tiba-tiba mematikan panggilannya saat ia ikut bergabung hanya berjalan keluar sambil melihat wajahnya di pantulan layar ponselnya,
"Apa segitu menyeramkannya kah wajahnya hingga dia langsung mematikan panggilannya," batinnya.
☘️☘️☘️
Ternyata Arsy mematikan panggilannya karena Arya masuk ke kamarnya. Tak jauh berbeda dengan Zidan, Arya juga sangat posesif kepada adiknya itu, begitu juga dengan Gavin dan Kelvin.
Arsy tak boleh menyimpan nomor ponsel laki-laki di ponselnya, terlebih lagi berhubungan dekat dengan laki-laki.
Namun, berbeda dengan Syahidah, Arsy gadis yang penurut yang mendengar semua apa yang kakaknya katakan. Ia menjauh dari teman laki-laki di sekolahnya. Ia selalu menjauh dan menjaga jarak walau dengan teman sekelasnya sekalipun sesuai apa yang kakaknya katakan.
Jika ada teman sekolahnya yang tetap kekeuh mendekatinya walau ia sudah menolaknya berkali-kali. Arsy dengan polosnya akan melaporkan hal itu kepada Gavin atau Arya, membuat salah satu dari kakaknya itu yang bertindak menegur teman prianya tersebut.
Diantara mereka bertiga Kelvin lah yang paling posesif. Walaupun ia berada di luar negeri. Namun, Ia terus mengontrol ke mana dan apa saja yang dilakukan adiknya.
Bukannya merasa kesal, Arsy justru merasa senang dan menganggap keposesifan kakaknya karena semua kakak-kakaknya menyayanginya dan memperhatikannya.
☘️☘️☘️
Zidan kembali ke kamarnya dan kembali melihat biodata Arsy dan matanya tertuju pada nama Secret Partner yang tertulis di sana.
Ternyata Arsy juga penggemar game online yang diciptakannya itu dan dengan nama akun "Little Princess"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
hai kak aku mampir lagi dikarya mu👋
2022-09-05
0