My Psychopath Roommate (Deep Sense)

My Psychopath Roommate (Deep Sense)

One

Malam yang sangat riuh dengan suara musik yang terdengar sangat indah dan merdu masuk ke dalam telinga. Anterior yang mewah berbalut dengan warna silver dan putih menghiasi semua penjuru ruangan. Makanan yang tersaji pun tak tanggung-tanggung besar dan jumlahnya. Sangat mewah dan menyilaukan mata.

Semua tampak sangat mengagumkan bagi setiap orang yang datang dalam perjamuan keluarga konglomerat Dirgantara ini. Suatu kehormatan bisa menjadi tamu undangan mereka.

Ting Ting Ting

Gelas kaca yang di dentingkan dengan garpu itu membuat suasana yang riuh menjadi senyap, menunggu seseorang yang akan memulai pengumuman,

"Selamat malam untuk kita semuanya. Saya banyak mengucapkan terimakasih atas kehadiran saudara dalam pada malam hari ini sebagai saksi dari kesuksesan perusahaan kami."

Semua orang bertepuk tangan saat lelaki paruh baya itu membahas mengenai kesuksesannya dalam perintisan perusahaannya.

"Tak lupa saya ucapkan terimakasih pada semua orang yang berperan dalam proses kesuksesan, terutama pada direktur utama dalam perusahaan ini, Alvaro Dirgantara. Anak kebanggaan saya." Devano Dirgantara menepuk pundak anaknya dengan sangat bangga. "Semua takkan bisa berjalan lancar tanpa jerih payahnya," sambung Devano yang hanya di balas senyuman tipis oleh anak bungsunya itu. Senyuman itu terkesan dingin dan angkuh bahkan membuat sang saudara kembar menatapnya muak.

Viandro Dirgantara sangat membenci kembarnya itu. Dia selalu merebut semuanya dari dirinya membuat Viandro sangat tak terima.

"Di malam ini pun saya mengumumkan bahwa perusahaan ini akan di pegang seluruhnya oleh Alvaro, saya yakin semuanya akan sukses dan akan menjadi sejarah nantinya." Semua orang sangat takjub pada Alvaro. Sosok yang sangat berdedikasi besar untuk perusahaan besar ini.

"Baiklah semuanya, mari lanjutkan pestanya." Semuanya bertepuk tangan meriah dan kembali pada pestanya.

Viandro merasa terasingkan di sini, lebih baik dia pergi dari pada terlalu lama si penjilat ini.

Viandro memutuskan untuk ke belakang setelah di rasa semua sudah sibuk dengan pesta. Viandro sangat muak dengan keputusan ini, kenapa harus Alvaro? Kenapa bukan dia?

Alvaro bukan orang yang tepat untuk perusahaan ini. Tapi dialah yang paling tepat!

Viandro mencampakkan gelas kaca yang di pegangnya hingga membentur lantai keras. Sangat tidak adil!

Viandro berjalan ke luar rumah, tepatnya di halaman belakang rumahnya. Lelaki itu bersender pada dinding dan menatap langit bertabur bintang singkat sambil menghembuskan nafas berat.

Dia kembali mengedarkan pandangannya ke sekitarnya dan terhenti pada seorang wanita yang tak asing.

Wanita itu kini tengah melihatnya dengan pandangan sinis, kemudian dia berjalan ke arah Viandro sambil melipat kedua tangannya di dada angkuh, "Dan kau kalah?" Hina wanita itu membuat Viandro mengeraskan rahangnya.

Viandro memalingkan wajahnya dari Riana, wanita yang selama ini terus menggodanya kini malah menjadi sombong dan menatap Viandro sebelah mata. "Dulu kau sangat penting bagiku, aku sangat menginginkan mu. Tapi... Ternyata kau tak ada apa apanya dengan Alvaro sayang, sangat memalukan."

Wanita itu membalikkan badannya angkuh membuat Viandro geram, lelaki itu menarik Riana dan mengurungnya, "Menggoda untuk mendapatkan kekuasaan. Kau pikir kau hebat *******?"

Viandro menatap tajam Riana dan mendekatkan wajahnya, "Sangat murahan taktikmu. Tapi kau tak akan bisa melakukan apapun. Dia takkan dapat kau sentuh bahkan sehelai rambut pun tidak."

Riana menarik sudut bibirnya dan mengalungkan tangannya di leher Viandro dengan nakal, "Tentu aku bisa, aku bisa menaklukkan siapapun."

Viandro tersenyum meremehkan, "Kau, dapat menaklukkan siapapun?" Lelaki itu terkekeh dengan nada celaan, "Aku bahkan hanya meniduri mu untuk pemuasan. Cih,"

Kalimat itu membuat Riana tersinggung. Walaupun memang benar adanya tapi dia tak terima jika di hina seperti ini.

Riana mendorong Viandro dan meninggalkan lelaki itu dengan kesal bercampur emosi.

Viandro kembali ke dalam karena rasanya sangat tidak mungkin dia menghilang lama saat acara di mulai.

Saat masuk ke dalam kaki Viandro terhenti melihat Alvaro yang tersenyum miring padanya, lelaki itu berjalan perlahan dan menaikkan dagunya, "Dasar tak berguna." Kelakar Alvaro seketika membuat darahnya mendidih.

Alvaro memasukkan tangannya ke dalam saku dan tersenyum puas sambil menghela nafas, "Hah... Kau sama sekali bukan tandinganku Vi. Bahkan sekecil kehebatan ku pun tak bisa kau miliki."

Viandro menatap tajam Alvaro tanpa berkata apapun. Lebih baik bermain dalam diam sambil mengatur rencana yang akan di lakukannya terhadap Alvaro.

Alvaro membalikkan badannya dan menoleh tanpa melihat Viandro, "Cih," Alvaro berdecih mencela Viandro.

Sangat kurang ajar.

***

Viandro dalam ruangan kerjanya tampak serius dengan pekerjaannya. Namun kembali terbesit kejadian kemarin yang membuatnya gerah seketika.

Telpon Viandro berbunyi dan segera di angkat Viandro kala melihat nama yang tertera di layar hpnya adalah sang Ayah,

"Ada apa yah?" Tanya Viandro memulai.

"Viandro, setelah makan siang jumpai ayah di ruang rapat. Ada yang mau di bahas mengenai pengalihan seluruh perusahaan." Jelas lelaki itu membuat Viandro menyerngitkan dahinya,

"Pengalihan kekuasaan? Apakah ini tak terlalu cepat ayah?" Tanya Viandro tak yakin.

"Tak ada salahnya. Aku pun sudah tua, perusahaan butuh pengganti yang lebih mapan dan cekatan. Kau mesti tau itu nak," ucap lelaki paruh baya itu.

Victor menghela nafas, ntah kenapa dia merasa hal buruk akan terjadi setelah ini. Hal yang akan membuatnya membenci hari ini lebih dari pada apapun. "Baiklah ayah," Victor menurut.

Devano mematikan sambungan teleponnya dan kembali menyenderkan tubuhnya di kursinya. "Hari yang baik," ungkapnya.

***

Jam makan siang telah usai dan Viandro berangkat menuju perusahaan yang di maksudkan sang Ayah untuk mengadakan rapat.

Devano Dirgantara adalah konglomerat yang memiliki banyak perusahaan. Dia mulai berbisnis sejak kecil dan sekarang telah banyak mendirikan perusahaan besar dengan berbagai too brand yang mendunia.

Bakat pemimpin sepertinya di turunkan ke kedua anak kembarnya, Alvaro Dirgantara dan Viandro Dirgantara. Tak pernah akur bahkan sedetikpun walaupun mereka adalah kembar. Alvaro sang sulung dan Viandro sang bungsu tak mau mengalah dalam satu hal dan selalu mencari celah untuk saling menjatuhkan.

Namun di antara kedua orang itu terdapat satu yang lebih unggul, Alvaro.

Lelaki itu selalu memenangkan apa yang tak bisa di raih Viandro hingga menimbulkan rasa dendam dan kegeraman yang semakin bertumbuh setiap harinya.

Sang ayah lebih mengasihi Alvaro karena di anggab lebih mampu dalam segala pengambilan keputusan dan tindakan. Sedangkan Viandro tak terlalu di pandang karena tak memiliki apapun untuk di banggakan.

Viandro telah sampai di depan kantor tenyata ada pula tamu yang merusak pandangan Viandro, Alvaro. Dia ada di sana.

Viandro pikir dia yang spesial di undang ke sini, ternyata tidak. Jika sudah ada Alvaro semuanya jadi sirna.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Salam kenal kak

2024-04-14

0

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Mampir thor

2023-03-01

0

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™

sudah masuk fav kaka

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!