Clara terkapar di lantai. Mau mati rasanya dia, "Aku gak kuat..." Gumam Clara setengah hidup, astaga dia lelah sekali besti.
Clara tersenyum melihat Alvaro yang tersenyum miring melihatnya, Clara sangat kesal melihat Alvaro hingga dia mengalihkan pandangannya dari lelaki itu. Dari pada dia jadi semakin emosi.
Alvaro berdiri, datang menghampiri Clara. Lelaki itu menendang singkat kakinya, "Bangun, ganti bajumu,"
Clara menggeleng, "Udah gak ada tenaga lagi."
Alvaro memutar bola matanya malas, "Aku tak perduli. Kita akan pergi. Paham?"
"Ku hitung satu sampai sepuluh. Jika tak segera bangkit ku tambah hukumanmu," kata Alvaro dengan dingin.
"Satu sampai sep-"
"Oke oke, aku bangkit," Clara bangkit berdiri dengan tegap sebelum lelaki gila ini menambah hukumannya.
Alvaro tersenyum miring puas, lihat saja dia tidak akan membuat Clara tenang sedikit pun.
"Semua barangmu sudah di masukkan ke dalam kamar di belakang," kata Alvaro membuat Clara menganga. Barang-barang nya sudah ada di sini? Kok bisa?
Alvaro melihat salah satu pembantunya, "Kasih tau kamarnya di mana." Mendengar perintah Alvaro membuat sang asisten rumah tangga itu mengangguk.
Wanita itu pun menuntun Clara menuju kamarnya. Clara terkagum, ini kamar terlihat besar di bandingkan kamarnya, wah..
"Silahkan masuk. Ini kamar anda," ucap pembantu itu.
Clara mengangguk, "Terimakasih kak. Kakak sangat baik. Oh ya, kenalkan nama ku Clara." Clara memperkenalkan diri.
Dia menunduk singkat, "Rara."
Clara mengangguk, "Sepertinya kita bisa menjadi teman dekat."
Rara tak menjawab apapun, apakah dia tak tau aturan yang ada di rumah ini. Di sini tak ada yang namanya pertemanan. Bahkan mereka tak boleh saling berbicara sebenarnya.
"Anda tidak bisa bertindak seperti ini. Saya akan beritahu sesuatu, di sini tidak boleh mengobrol, bekerja propesional, tidak boleh membantah, dan tidak boleh mengusik," jelas wanita itu.
Clara bingung dengan aturan itu. Aneh sekali. Bagaimana bisa ada aturan aneh itu? Ah, kan memang Alvaro selalu aneh, seharusnya Clara tak perlu kaget lagi.
Clara pun mengangguk, ya mau gimana lagi.
Clara pun masuk dan mandi selanjutnya membersihkan diri kemudian menggenakan baju. Dia harap tidak ada masalah lagi nanti.
Clara keluar kamarnya. Dia melihat ke arah ruang tamu, Alvaro tak ada.
"Apa dia belum siap ya? Atau mungkin dia udah di depan?" Clara pun melangkahkan kakinya ke depan, dia tetap tak mendapati Alvaro.
Clara kembali masuk ke dalam rumah. "Mana?"
Clara berinisiatif untuk menelpon Alvaro, mungkin saja bukan dia sudah pergi meninggalkan rumah, kau tau bukan Alvaro suka bertindak semaunya.
Clara menelponnya, namun tak ada jawaban sama sekali. "Lah?"
Clara mencoba berkeliling rumah mencari Alvaro, tapi tak kunjung menemukan Alvaro.
"Ck niat pergi gak sih?"
Barulah terpikir oleh Clara, ya elah, kenapa gak ke kamarnya saja.
Wanita itupun berjalan ke arah kamar Alvaro, saat Clara hendak mengetuk pintu Clara melihat ada buku yang terjatuh di depan pintu kamar.
Clara mengambil buku itu dan membukanya,
"Jadikan Clara dekat dengan Viandro, ungkap rahasia, dan jatuhkan," Clara membacanya terkejut.
Maksud dari kalimat Alvaro ini adalah untuk menjatuhkan Viandro? Jadi selama ini dia sengaja mendekatkan Clara dengan Viandro untuk menikam Viandro dari belakang.
Clara menutup mulutnya dan menggeleng, ini sangat tidak benar. Ini dosa. Viandro adalah orang yang baik, tidak pantas untuk di hianati seperti ini.
Clek
Pintu terbuka dan menampakkan sosok Alvaro. Clara meneguk air liurnya berat. Melihat ekspresi wajah Clara membuat Alvaro curiga, "Apa?"
"Kau menjadikan ku pion huh?! Kau pikir aku apa?!" Kesal Clara.
Alvaro terdiam. Bagaimana wanita bodoh ini tau? Dia sama sekali tak pernah memberitahukan apapun pada siapapun.
"Kalau bicara itu berfikir-"
"Aku tau! Ini buktinya! Ini bukumu kan? Kau tak bisa berbohong lagi!"
Alvaro terdiam dan kemudian menatap datar Clara, "Terus kau mau apa?" Tantang Alvaro.
"Aku akan keluar dari sini. Tak perduli seberapa kuat kuasamu aku tak perduli. Aku tak akan tega melihat orang yang ku sayangi ku hianati dengan tanganku sendiri. Pokoknya aku gak mau."
Clara mendorong Alvaro dan segera di tarik tangan oleh lelaki itu, "Kau pikir kau bisa jadi pahlawan kesiangan. Dia bahkan tak menganggap mu. Kau pikir karena dia pacarmu dia mencintaimu huh?" Kata lelaki itu seketika membuat Clara marah.
"Tentu saja dia mencintaiku. Dia itu baik, tidak seperti kamu. Aku percaya sama dia."
Alvaro tertawa hambar, "Kau sungguh sangat naif, wanita sepertimu takkan bisa apapun tanpa aku. Lihatlah, jika tanpa aku kau bahkan tak bisa menjadi pacarnya."
Alvaro memutar bola matanya malas, "90% lelaki itu melihat fisik, dan sisanya baru hal lainnya baru bonus. Dan kau, cih. Menjijikan."
Clara sangat tak terima dengan ucapan lelaki ini. Ini sungguh keterlaluan.
Clara membuang wajahnya, "Intinya aku tak pernah mau bekerjasama denganmu. Dan aku masih memegang prinsipku untuk tidak menyakiti orang yang ku cintai."
Clara segera ke kamarnya dan mengemasi semua bajunya, tidak dengan baju pemberian Alvaro kemarin. Hanya bajunya saja dan batang barangnya.
Alvaro menghembuskan nafas, wanita ini sangat keras kepala.
Alvaro menarik tangan Clara untuk mengehentikan aktivitas beres-beres barang, "Baiklah kalau begitu. Tapi sebelum kau pergi aku akan membuktikan kalimat ku padamu. Jika kalimat ku ini terbukti benar kau harus bekerjasama denganku untuk menjatuhkan Viandro. Bagaimana?"
"Tidak aku tidak mau."
Alvaro tersenyum miring merendahkan, "Kenapa? Kau mulai meragukan kesetiaan pacarmu itu huh? Kalau kau yakin di tak mendua kenapa kau takut?"
Clara mengeraskan rahangnya, lelaki ini sungguh membuatnya mendidih, "Baiklah! Tapi jika aku benar kamu harus berhenti mencari gara-gara dengan Viandro."
Alvaro mengangguk, dasar bodoh.
"Malam ini aku akan membawamu ke suatu tempat yang takkan kau lupakan. Kau akan sadar betapa bodohnya dirimu."
Clara menggenggam tangannya erat, "Aku tidak akan kalah."
***
Clara dan Alvaro melihat ke arah bar yang ada di hadapan mereka. Tempat yang besar dan mewah ini akan segera memberikan bukti yang kuat mengenai Viandro.
"Ikuti aku," kata Alvaro langsung mendapatkan jawaban gelengan oleh Clara.
"Ini menyeramkan. Kamu akan menjebakku di sini kan?!"duga Clara.
Alvaro memutar bola matanya malas, "Aku sama sekali tak tertarik dengan wujudmu. Dasar tak sadar diri."
Alvaro menunjuk ke arah Bar, "Di sana ada Viandro, dan dia sedamg memadu kasih dengan wanita di sana."
"Tidak! Kamu bohong!"
"Lihat sendiri nanti, makanya cepat."
Tanpa menunggu lama Alvaro narik tangan Clara dan membawa wanita ini terseret mengikutinya.
Clara melihat ke arah sana dan sungguh nyata di depan mata Viandro tengah bergulat bibir dengan seorang wanita yang bertubuh seksi di atas pahanya. Bahkan tangan pacarnya itu bergerak liar di atas tubuh wanita itu.
Wajah Clara seketika memanas, di sangat emosi dan ingin sekali menjambak Viandro. Alvaro menahannya dan menatap Clara tajam, "Kau lihat. Tepat bukan."
Clara melepaskan tangan Alvaro dan berlari ntah kemana.
Alvaro mendengus. Kenapa malah pake acara lari-larian segala, buat susah saja. Alvaro terpaksa mencari keberadaan wanita bodoh itu yang sudah ntah kemana sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
meli meilia
msh nyimak yaa kak.. smangtt
2022-05-20
1
Sang_Perindu
Introvert berjiwa ganda Mampir kak
2022-05-15
0