Clara jalan bolak balik di depan televisi, "A-apa yang harus ku lakukan?"
Clara tau Alvaro memang orang yang kaya raya. Tapi dia tak sampai berfikir kalau Alvaro memiliki kekayaan yang sangat super duper melimpah. Dia tak tau jika lelaki itu ternyata memiliki banyak perusahaan besar di dunia dan bahkan dia termasuk 10 orang terkaya di dunia.
Clara tak tau!
Apalagi saat Clara coba membrosing nama Alvaro di internet. Lagi-lagi membuat Clara menganga, bagaimana tidak? Alvaro bahkan di nobatkan sebagai lelaki dengan segudang prestasi dalam bidangnya.
Belum lagi lelaki itu sudah terkenal akan sikapnya yang berarah dingin dan kejam.
Banyak rumor yang beredar yang mengatakan bahwa Alvaro pernah di kabarkan merupakan seorang ketua gengster gelap yang menyamar dalam tokoh CEO berkarisma, ada pula yang mengatakan bahwa Alvaro adalah pembunuh berdarah dingin dan lain sebagainya.
Hal itu semakin membuat Clara merinding. "Apa yang akan terjadi padaku?"
Clara terkejut saat mendapatkan hpnya sedang bergetar. Clara melihat hpnya dan terdapat SMS dari nomor yang tak di kenalinya.
"Jika kau tak datang besok. Tamat riwayatmu."
Deg!
Tulisan itu sungguh mengguncang jiwanya, ini sungguh gila!
Tanpa nama pun Clara tau ini adalah nomor Alvaro, sangat kentara sekali dari nada ancaman itu.
Clara segera menuju kamarnya dan memeluk selimut dan bantal guling, "Aku akan dapat masalah besar jika melawannya."
***
Alvaro tersenyum miring. Dia sungguh bangga akan rencananya ini.
Membuat Viandro cinta mati pada wanita idiot itu dengan paras Clara yang akan di rubahnya setelah itu Alvaro akan menjatuhkan Viandro dengan sangat mudah.
***
Alvaro duduk di dalam ruangan kerjanya dengan banyak pekerjaan yang harus di tangani. Tak jadi masalah, semua akan segera selesai.
Tok
Tok
Tok
Alvaro mendongak melihat ke arah pintunya,
"Permisi Tuan. Saya Clara."
Alvaro tersenyum miring licik, dia datang juga.
"Masuk," jawab Alvaro.
Clara pun segera masuk ke dalam ruangan Alvaro.
"Duduk," perintah lelaki itu dan segera di balas anggukan Clara.
Alvaro melihat ke arah Clara, "Kau akan sangat berterimakasih padaku setelah ini," kata Alvaro.
Alvaro kembali mengalihkan pandangannya dari Clara, "Selesai aku mengerjakan ini baru akan ku beritahu apa tugas yang harus kau kerjakan."
Clara menunduk, "T-tapi aku belum izin ke Tuan Viandro perihal ketidakdatanganku. Tuan bilang kalau saya tetap akan bekerja dengan Tuan Viandro, tapi jika setiap hari seperti ini saya akan di pecat dari sana Tuan."
Alvaro mendengus malas, "Katakan saja kau sakit. Bisa kan? Ini cuma untuk hari ini saja. Besok kau akan lanjut bekerja dengannya namun tetap dengan mengikuti peraturan yang ku buat."
Clara mengangguk pasrah. "Baiklah Tuan."
Clara pun menunggu Alvaro setelah memberikan kabar kepada Viandro bahwa dia tengah sakit.
Clara melihat ke arah berkas-berkas Alvaro, apakah lelaki itu sungguh akan mengerjakan semuanya? Ini sangat banyak. Batin Clara.
Tentu saja Alvaro bisa, dia bahkan pernah mengerjakan lebih banyak lagi dalam waktu sangat singkat. Dia sudah terbiasa.
Setelah dua jam menunggu Alvaro selesai mengerjakan tugasnya. Sedangkan Clara malah tertidur karena menunggu Alvaro.
Alvaro menggeleng, dan kemudian menoyor kepala Clara dengan kertas yang di gulungnya.
Ktok!
Clara terbangun dan membuka matanya cepat, dia kaget dan kemudian mengelus dadanya. Dia pikir apa tadi.
Alvaro memutar bola matanya, "Kau ini sangat pemalas, bagaimana bisa pagi-pagi sudah mengantuk! Bodoh!"
Clara kicep dengan ocehan Alvaro. Mengesalkan sekali hinaan itu.
Clara sebenarnya bukan pemalas, hanya saja sia merasa kelelahan karena di rundung rasa kecemasan yang besar kemari hingga tak bisa tidur dengan nyenyak. Itu semua karena Alvaro!
Alvaro bangkit berdiri, "Ikuti aku."
Mereka pun pergi dengan ke suatu tempat yang Clara tak ketahui. Cakar hanya menunduk saja di dalam mobil, tak ada pembicaraan apapun karena Alvaro pun malas untuk berbicara apa lagi berbicara dengan orang serendah Clara. Sangat tak level.
Setelah sampai di tujuan Alvaro memarkirkan mobilnya dan menatap datar Clara, "Ikuti aku dan jangan mencoba kabur. Atau kau akan tau akibatnya."
Clara mengangguk.
Clara pun mengikuti Alvaro dengan patuh. Clara menunduk dan hanya memperhatikan langkah Alvaro saja, dia tak berani lama lama menatap mata lelaki galak itu.
Buk!
Alvaro berhenti tiba-tiba membuat Clara menabrak punggung lelaki itu, Clara memegangi jidadnya sedangkan Alvaro kembali menatap tajam Clara, "Bodoh! Kenapa bisa sampai menabrak? Makanya jalan pakai mata!"
Clara mengeraskan rahangnya, apakah lelaki ini hanya bisa mengomel? Dia ini CEO apa ibu-ibu komplek sih?!
"Kenapa? Kau tak senang?" Alvaro malah makin menatap Clara tajam dengan mata elangnya.
Clara kembali menunduk, "Tidak begitu. Maafkan aku."
Alvaro segera menarik Clara untuk segera masuk lagi ke dalam mobilnya. Bukan tanpa alasan, dia melihat Viandro yang ada di sini. Tak tau kenapa kembarnya itu malah ke sini, Viandro melihat ke arah Alvaro dan berjalan ke arahnya.
Clara yang tadinya mau keluar dari mobil Alvaro mengundurkan niatnya saat melihat Viandro ternyata di sini.
Clara ketar-ketir, bagaimana jika dia ketahuan di sini dan bukan sakit? Bisa mati dia.
Alvaro menatap Viandro dengan datar, "Ada apa?"
"Aku ingin menjumpai seorang wanita. Dan untuk apa kau kesini?" Alvaro terdiam dengan pertanyaan Viandro.
Yang benar saja, Alvaro sangat jarang ke pusat perbelanjaan bukan? Lelaki itu bahkan membenci keramaian, kenapa malah ke tempat seperti Mall?
Ini sangat mencurigakan bagi Viandro.
Alvaro memutar bola matanya malas, "Aku mau membeli buku," jawab Alvaro dengan santai.
Viandro mengangguk, ada benarnya juga. Di sini ada toko buku juga bukan?
Viandro tak mau berlama-lama dengan kembarnya ini. Dia tak suka berdekatan dengan Alvaro dan tak sudi jika harus berjalan berdampingan dengan si licik ini.
Viandro hanya menatap lelaki itu datar dan pergi meninggalkan Alvaro dengan sombong. Alvaro berdecih, tingkah Alvaro sangat memuakkan
Clara menghembuskan nafas panjang, "Syukurlah Tuan Viandro pergi."
Alvaro kembali masuk ke dalam mobil dan kembali menghidupkan mesin, "Kita mau kemana lagi? Bukannya-"
"Kau sungguh idiot. Di sana sudah ada Viandro, kau mau kita ketahuan? Kalau punya otak ya di pakai. Dasar bodoh!" Timpal lelaki itu menyela kalimat Clara dengan sindiran yang mematikan.
Clara harus banyak bersabar jika bersama Alvaro. Dia harus lebih terbiasa karena kedepannya dia juga harus menghadapi tingkah sombong Alvaro.
Alvaro pun kembali mengendarai mobilnya ke tempat lain yang lebih aman. Lelaki itu akan merombak total penampilan Clara dan dengan itu semuanya akan berjalan dengan sempurna.
Alvaro tersenyum miring bangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
g 🖤
Alvaro... namanya keren. wkwk
2022-06-17
0
El_Tien
nyicil like komen ya
2022-05-10
1