Six

Alvaro rasa istirahatnya sudah selesai, dia harus melanjutkan pekerjaannya karena dia tak suka untuk berlama lama beristirahat.

Setelah keluar dari rumah sakit lelaki itu langsung mengemudikan mobilnya dan berhenti halaman parkir perusahaannya. Dia keluar mobil.

Bruk

Seorang wanita menabraknya dan kini dia memegang kepalanya kesakitan selepas membentur dada Alvaro, "Aw," pekik wanita itu.

Alvaro menatap tajam wanita ini. Dasar ceroboh. Sudah Alvaro katakan, wanita selalu saja menyusahkan.

Clara menundukkan kepalanya merasa bersalah, "Maaf maaf. Lain kali saya akan hati hati."

Deg!

Suara itu.. Alvaro sepertinya mengenalnya, seperti tak asing.

Ingatan Alvaro kembali terulang. Itu suara wanita sangat mirip dengan suara yang menolongnya saat menghadapi ajalnya di masa depan.

Clara mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang di tabraknya. Clara yang tadinya takut kini tersenyum polos, "Viandro. Ternyata kamu."

Mendengar penuturan Clara membuat Alvaro sangat tak terimakasih. Bagaimana dia bisa di samakan dengan Viandro.

"Aku bukan dia bodoh," tekan Alvaro dengan sorot mata tajam.

Clara terkejut mendengar kalimat Alvaro yang di anggapnya adalah Viandro, biasanya Viandro jika berbicara tak pernah mengatakan kata-kata kasa seperti yang barusan di ucapkannya itu.

Alvaro membalikkan badannya dan hendak meninggalkan Clara. Namun kakinya terhenti, ada hal yang aneh, bagaimana wanita ini bisa mengenal Viandro? Apakah dia ada hubungannya dengan kasus pembunuhan dirinya di masa depan itu?

Alvaro kembali membalikkan badan dan melihat ke arah Clara, "Kau siapanya Alvaro?"

Clara semakin bingung. Apakah kepala Viandro terbentur hingga tak mengenalinya?

"Kita berteman Vi, kamu lupa?" Clara mencoba mengingatkan sosok yang di anggabnya sebagai teman itu. Lebih tepatnya teman spesialnya.

'Oh temannya,' batin Alvaro dengan tatapan sinis.

Viandro dan Clara sudah beberapa bulan berteman dan Viandro selalu membuatnya seperti ratu dengan sikap Viandro. Viandro itu selalu ada untuk Clara dan selalu memberikan sesuatu yang spesial padanya seperti mengajak makan malam bersama, jalan-jalan berdua dan lain sebagainya. Dan sekarang, Viandro seakan begitu kejam melupakannya.

Alvaro memutar bola matanya malas, "Sekali lagi aku katakan padamu bodoh. Aku bukan Viandro." Alvaro memutar bola matanya malas.

"Jadi kamu siapa?" Tanya Clara lagi.

"Aku Alvaro. Kembarnya." Alvaro memperkenalkan diri dengan singkat.

Clara mengangguk dan terkagum. Ternyata Viandro punya kembaran yang sangat mirip dengannya. Kalau saja mereka memiliki sifat yang sama mungkin Clara akan sangat sulit membedakan, tapi Alvaro terlihat lebih garang dan kasar. Hal itu jadi membuat Melodi segera memahaminya.

Alvaro melihat Clara dari atas sampai bawah.

Kampungan, itu yang ada di pikiran Alvaro. Dia sangat tak yakin Viandro sungguh menyukai wanita udik ini. Ini pasti hanya akal-akalan Viandro untuk memanfaatkan wanita ini, ntah itu tenaga ataupun yang lainnya.

Alvaro menatap dingin Clara, "Kau kerja di mana?" Tanya Alvaro.

Clara segera menjawab, "Kerja di perusahaan Viandro. Dan juga aku bekerja sebagai guru les bahasa Jepang." Clara tersenyum ramah pada Alvaro.

Alvaro semakin menatap Clara rendah. Pasti wanita ini sangat miskin, dia pasti hanya di mainkan saja oleh Viandro. Dia yakin itu.

Alvaro melipat kedua tangannya di dada. Walaupun seperti itu dia bisa memperalat wanita ini bukan? Itu akan sangat membantu karena dia bekerja di tempat Viandro.

"Siapa namamu?" Tanya Alvaro dengan ekspresi datar alanya.

"Perkenalkan nama aku Clara," Clara mengulurkan tangannya memperkenalkan diri. Alvaro menatap risih tangan Clara, tangan itu pasti kotor. Menjijikan.

Alvaro memutar bola matanya, "Terserah."

Clara dengan kaku dan malu kembali menarik tangannya yang di anggurin.

Alvaro memberikan Cakar kartu namanya dan segera di ambil Clara, "Di sana ada nomor ku. Hubungi aku kira kira jam 9 malam, jangan kurang jangan lebih. Karena aku tak suka orang yang tak tepat waktu." Kata Alvaro.

Clara merasa sedikit kesal dengan Alvaro, dia begitu sombong. Sudah menyuruh dirinya yang menghubungi deluan dia pula yang ngatur waktunya sesuai kehendaknya.

"Kenapa? Kau tak terima?" Kelakar Alvaro segera di jawab gelengan oleh Clara.

"Tidak, tidak masalah," percayalah, Clara tak suka mencari perdebatan, lebih baik dia mengalah.

Alvaro mendengus malas. Pantas saja Viandro masih mempergunakan wanita udik ini, orang dia sangat penurut, pastinya mudah di peralat.

Alvaro memutar bola matanya dan berbalik berjalan meninggalkan Clara.

Clara menahan tangan Alvaro namun segera di tepis Alvaro, "Jangan sembarang menyentuhku."

Clara tersentak, sungguh lelaki ini sangat kejam, "A-aku tadi mah ngajak makan. Kalau kamu mau kita bisa makan bareng." Tawar Clara dengan menunduk karena sempat kena mental tadi.

Alvaro kembali berfikir, perlu juga membuat relasi dengan wanita bodoh ini bukan. Toh juga dia akan memperalat wanita ini untuk mencelakakan Alvaro.

"Baiklah," jawab lelaki itu singkat.

Merela pun pergi untuk makan siang di tempat rumah makan yang tak jauh dari mereka,

Alvaro dan Clara pun duduk saling berhadapan di depan meja makan. Tak lama kemudian sang pelayan datang dan mencatat pesanan Alvaro dan Clara setelahnya kembali untuk menyampaikan pesanan itu.

Clara melihat Alvaro dengan senyuman polos, "Kalian sangat mirip, aku bahkan berharap punya saudara kembar juga. Pasti sangat mengasikkan." Clara begitu senang melihat sesuatu yang unik.

Alvaro mengalihkan pandangannya malas dan kemudian kembali melihat Clara, "Kau bekerja jadi apa di sana?" Tanya Alvaro.

"Oh, di tempat Viandro ya? Aku bekerja jadi sekretaris Viandro," kata wanita itu lagi.

Alvaro mengangguk, "Sudah berapa lama kerja?"

"Baru setahun," jawab Clara.

Tak lama setelah perbincangan mereka pesanan mereka datang.

Clara tersenyum bahagia dengan melipat kedua tangannya, matanya sangat berbinar melihat makanan yang ada di hadapannya, dia suka makan.

"Selamat makan!" Ucap Clara sebelum dia menyantap makanannya dengan lahap. Enak sekali rasanya.

Sedangkan Alvaro menatap Clara dengan picingan mata. Menjijikan sekali wanita ini. Cih, bagaimana Viandro dapat mempekerjakan seorang wanita yang aneh seperti ini. Ish!

Nafsu makan Alvaro seakan hilang begitu saja. Melihat Clara saja sudah membuatnya mual.

Dengan mulut penuh Clara menatap Alvaro bingung, "Kenapa gak makan?"

Alvaro menggeleng, "Habiskan saja makanan mu sendiri. Tenang saja, aku yang bayar," Alvaro bangkit berdiri dan meninggalkan Clara.

Bisa-bisa dia akan tekena alergi terlalu lama berdekatan dengan Clara.

Karena Alvaro adalah seorang lelaki yang bertanggung jawab setidaknya dia membayar terlebih dahulu makannya dan juga makanan Clara dan setelah itu dia pergi.

Clara tak tau apa yang di pikirkan Alvaro. "Ya sudah. Pergilah. Hati-hari di jalan!" Ucap Clara melihat Alvaro sudah pergi.

Alvaro segera pergi meninggalkan wanita itu.

Akh sangat menyeramkan! Apakah dia sebut dia berani? Ah tidak juga!

Pokonya Clara sangat kesal dengannya!

Terpopuler

Comments

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

semangat

2022-12-29

0

Nulis terus✍️💪

Nulis terus✍️💪

di tunggu terus updateannya pokonya 🥰

2022-06-16

0

El_Tien

El_Tien

hai kak aku mampir lagi, fav udah sejak lama

2022-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!