three

Lelaki berkulit hitam itu menunduk di balik balkon tempat persembunyiannya. Padahal dia sudah cukup yakin diri dirinya akan berkamuflase dengan baik di kegelapan malam, namun dia salah besar.

Lelaki itu menurunkan kaca mata hitamnya dan kembali mengeten Alvaro. Tapi lelaki itu tak ada di tempat di mana dia menebakkan timah panas pertama tadi.

Kemana dia?

Lelaki berkulit hitam itu mencari cari keberadaan Alvaro tapi tak nampak,

Saat lelaki hitam itu berbalik,

Dan suatu pistol telah di acungkan di kepala lelaki berkulit hitam itu. "Kau berani sekali dengan bos kami," ucap lelaki yang mengacungkan pistol pada lelaki bertubuh gelap itu.

Lelaki kulit hitam itu sudah di kepung oleh 10 orang bawahan Alvaro yang sekarang menodongkan pistol.

Lelaki kulit hitam itu menyerah dan melipat kedua tangannya di atas kepala. Lelaki itu di tarik dan di bawa menghadap Alvaro.

Sesampainya di hadapan Alvaro,

"Katakan siapa yang menyuruhmu," tanya Alvaro dengan tatapan mengintimidasi.

Lelaki itu hanya diam,

Alvaro mengangguk dan tersenyum miring, "Baiklah."

Buk!

Satu pukulan tepat mendarat mulus di rahang lelaki itu. Alvaro si pelaku tersenyum sinis, "Katakan saja."

Dia masih diam.

Alvaro melipat lengan panjang kemejanya dan,

Buk!

Buk!

Buk!

Buk!

"Ampun Tuan! Saya minta ampun! Saya tak tau siapa nama orang yang menyuruh saya! Lelaki itu menggunakan masker dan kemudian memberikan saya uang sebesar 5 M. Saya tak dapat menolak uang itu karena saya membutuhkannya!" Ucap lelaki bertubuh besar itu dengan memohon.

Alvaro menunduk dan menyamakan wajahnya dengan lelaki itu dengan mencengkram erat rahangnya, "Aku tak perduli tentang kehidupanmu. Yang ku ingin tau adalah siapa atasanmu."

Lelaki itu menggeleng dengan mata berkaca-kaca, "S-saya sungguh tak tau Tuan."

Alvaro menaikkan salah satu sudut bibirnya atasnya geram, "Tak berguna." Alvaro mencampakkan wajah lelaki itu.

Segera Alvaro mengulurkan tangannya pada bawahannya, "Pemukul."

Orang bawahannya itu mengambil tongkat pemukul kayu Alvaro dan segera ayunkan Alvaro ke arah lelaki yang ada di hadapannya itu.

Buk!

Buk!

Buk!

Kemudian Alvaro mengambil pistol melontarkan tembakan tepat di kepala, jantung dan hatinya.

Dor!

Dor!

Dor!

Lelaki itu tewas mengenaskan.

Alvaro menjentikkan jarinya memberi kode untuk bawahannya mengurus mayat lelaki berkulit hitam ini. Segera bawahannya mengambil bangkai lelaki itu dan merapikan tempat TKP.

Alvaro menyuruh para algojonya itu keluar,

"Pelayan! Bersihkan darah amis ini!" Perintah Alvaro membuat para pelayan di rumah Alvaro dengan cepat bergerak untuk membersihkan semuanya.

Alvaro berjalan dengan santai ke kamarnya. Membersihkan dirinya dan kemudian duduk di meja kerjanya dengan aura yang menyeramkan khas Alvaro, "Siapa pun kau, tampaknya kau begitu berani membangunkan singa."

***

Viandro menatap seorang wanita yang ada di hadapannya. Berkacamata dengan rambut di ikat ekor kuda dan tanpa menggunakan make up. Terlihat sangat membosankan.

Wanita yang menjabat menjadi pacarnya ini menjadi semakin tak menarik jika terus di perhatikan. Tak ada yang membuat Viandro terpukau lagi padanya.

Dulu Viandro pernah menyukai Clara, tapi itu karena hanya sekedar penasaran saja. Dia ingin mencoba bagaimana berpacaran dengan wanita culun dan penurut seperti Clara. Dan nyatanya malah semakin membosankan.

Pernah Viandro tersentuh karena sikap wanita ini yang tak pernah memandang apapun dan mencintainya dengan tulus, namun rasanya seperti Viandro merasa kurang kalau hanya cinta, dia juga membutuhkan wanita cantik dan juga yang modis, bukan seperti Clara yang terlihat kuno dan kampung.

Lelaki itu pun akhirnya tak pernah mensyukuri apa yang gadisnya ini miliki dan akan segera ingin memutuskannya. Tapi sebelum itu dia ingin melakukan suatu hal pada Clara, suatu yang mungkin akan membuat dirinya masih menerima Clara.

Viandro bangkit dari tempat duduknya dan duduk di sebelah Clara yang masih sibuk dengan pekerjaannya,

Viandro merangkul pinggang gadis itu membuat seketika Clara menghentikan aktivitasnya dengan jantung yang terkena sengatan listrik hingga berpacu dengan kencang.

"Clara, aku mau ngomong sesuatu," kata Viandro sambil menatap leher wanita itu lekat,

Clara sedikit menjauhkan dirinya namun kembali Viandro mengeratkan pelukannya hingga wanita itu sungguh menempel pada dirinya.

"Cla, jangan gitu. Aku suka posisi ini,"

Bisik Viandro dengan suara beratnya seketika membuat Clara merinding.

"Vi, aku-"

"Cla please... Jangan pernah tolak lagi. Aku menginginkanmu Cla, kali ini saja," desak Viandro. Dia ingin sekali mencicipi wanita ini. Sudah berpacaran 2 bulan dan hanya sekedar bergandengan tangan itu tak cukup bagi Viandro.

Clara melihat Viandro yang sudah tampak sangat lapar membuat dia merasa jadi semakin takut.

"Vi ini tidak benar-"

Viandro sudah cukup dengan tingkah laku Clara. Begitu banyak wanita yang bisa dia tiduri kenapa dia harus menyembah pada wanita kucel sepertinya. Cih.

Viandro melepaskan pelukannya, "Kita putus." Ucapan Viandro membuat Clara membolangkan matanya tak percaya.

"Kenapa Vi? Cuma karena hal ini kita putus?" Clara menahan tangisnya.

Viandro memutar bola matanya malas, "Kamu sama sekali tak pernah mengerti aku. Kamu tak pernah membuktikan cintamu. Dan itu yang kamu katakan cinta? Cinta kamu itu palsu Cla." Viandro bangkit berdiri dan di susul Clara.

Clara menggeleng, "Tidak, aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Aku sungguh sungguh mencintaimu Vi... Ku mohon jangan putuskan aku."

Viandro membuang wajahnya, "Diamlah. Aku tak mau mendengar apapun darimu. Intinya jangan pernah berhubungan lagi denganku."

Viandro pergi meninggalkan Clara yang kini menangis pilu. Bagaimana Viandro tak menyadari bahwa dia sangat mencintainya? Clara bahkan selalu ada untuk Viandro. Di saat lelaki itu kesepian, mengalami banyak tekanan dan juga di saat sedih Clara selalu hadir menjadi penghibur dan penguat lelaki itu. Dan sekarang Viandro malah mengatakan putus hanya karena satu keinginannya tak di penuhi olehnya?

Kenapa Viandro begitu kejam mencampakkannya?

Clara terduduk di lantai sembari menangisi keadaannya.

***

Alvaro tengah mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Jalanan tampak lebih sepi karena ini pukul setengah satu pagi, lelaki itu baru pulang karena memiliki banyak hal yang perlu di urus di kantornya.

Alvaro melihat seseorang ada di seberang jalan dengan berpakaian rapi tengah berada di depan mobil dengan bak depannya terbuka. Lelaki itu tampak sedang memperbaiki mobilnya.

Lelaki itu sangat tak asing di mata Alvaro.

Alvaro sengaja memperlambat laju mobilnya dan terlihatlah Viandro di sana.

Tampaknya mobil Viandro tak dapat di kendarai karena mogok sepertinya. Alvaro tak memperdulikannya dan tetap saja melanjutkan perjalanan. Sekalipun mereka bersaudara belum tentu mereka bersatu bukan? Mereka saling membenci ingat.

Jerejek

Mobil Alvaro tiba-tiba timpang sebelah dan goyang, hal itu membuat Alvaro mengehentikan mobilnya dan melihat apa yang terjadi.

Alvaro mendesis geram sambil keluar mobilnya. Alvaro mendengus saat melihat ban belakangnya kempes. Sial.

Di saat itu pula mobil Viandro melewatinya dan berhenti di depan mobil Alvaro. Viandro keluar mobil dan bersender di pintunya, "Butuh bantuan?" Tanya lelaki itu.

Alvaro tak menjawab. Dia tak suka meminta bantuan oleh seseorang seperti Viandro. Bukan levelnya juga.

Viandro tersenyum miring. Kakaknya ini sungguh sombong dan angkuh, menjijikan sekali.

"Akan sangat jauh dari bengkel jika kau mau ke bengkel sekarang. Dan aku yakin tak ada yang bisa kau perbuat semalam ini."

Alvaro menghembuskan nafasnya. Memang ini tempat yang sangat sepi dan terlihat sangat sepi. Tapi dia bukan bodoh. Dia punya banyak bawahan bukan? Tinggal suruh mereka datang.

Alvaro tak memperdulikan omongan kembarnya itu dan menelpon bawahannya.

Tak tersambung?

Alvaro kembali melihat ke arah hpnya. Damn. Hpnya lowbat. Malam ini serasa sangat sial baginya.

Alvaro melihat ke arah Viandro yang masih setia menunggu di sana. "Bagaimana?" Tanya Viandro lagi.

Alvaro melipat kedua tangannya dan memutar bola matanya, "Baiklah aku akan ikut."

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya

2024-04-14

0

VLav

VLav

waahh seru seru, pembukaan yg bener2 mendebarkan kaka
salam dari keluarga besar arsgaf kaka

2023-01-17

0

Risfa

Risfa

mangatt ka

2023-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!