Clara dengan menggunakan helm bulatnya dengan berkendara sepeda motor nya itu pergi ke rumah Alvaro di minggu pagi ini. Dia ingin mengucapkan terimakasih padanya dan memberitahukan apa yang terjadi.
"Pasti Alvaro senang mendengar kabar ini," Clara bermonolog.
Clara pun menghentikan keretanya itu saat sudah sampai di depan pagar besar rumah Alvaro.
Clara menjumpai sang satpam untuk memberitahukan perihal kedatangannya, "Selamat pagi pak."
"Iya, ada keperluan apa ya Bu."
Clara menegakkan tubuhnya, "Ah itu pak. Saya ingin berjumpa dengan tuan Alvaro, ada hal yang perlu saya bicarakan dengannya."
Lelaki itu melihat Clara dengan teliti, memastikan kalau memang wanita ini adalah wanita yang memang tamu Tuannya itu. Karena banyak wanita yang datang ke rumah ini yang ternyata hanya Fans Tuannya dan sangat menganggu.
Setelah di teliti barulah barulah lelaki itu ingat kalau wanita ini pernah menjadi tamu Tuannya itu. "Oh iya Bu. Tapi ibu tidak bisa berjumpa dengan Tuan hari ini, Tuan sedang ada rapat dengan kliennya selama seminggu ini di luar kota."
Clara mengangguk, ternyata dia datang di waktu yang tak tepat. Salah sendiri siapa suruh ngak telpon Alvaro dulu, kan jadi sia-sia datangnya.
"Baiklah kalau gitu pak. Terimakasih banyak."
"Iya Bu. Sama-sama," jawab sang satpam.
Clara pun kembali pulang dengan rasa sedikit kecewa.
***
Semua orang bertepuk tangan setelah lelaki itu melakukan persentasenya. Hasil yang sangat memuaskan kembali di raih lelaki ini dengan tingkah kemajuan yang sangat pesat. Semua orang terkagum-kagum melihatnya, termasuk sang ayah.
Lelaki paruh baya itu bahkan memeluk putranya itu bangga setelah menjabat tangannya, "Kamu hebat Alvaro."
Alvaro tersenyum sangat tipis bahkan hampir tak terlihat. Alvaro sangat bermuka batu, dia jarang sekali tersenyum kalau menurutnya tak diperlukan. Tapi senyuman itu akan timbul kala melihat sang adik mendapatkan cela atau jatuh hingga tak dapat pulih lagi.
Jika di pikir-pikir mengenai Viandro, apakah Clara kemarin melakukan suatu perkembangan? Alvaro yang penasaran pun menelpon Clara saat dia berada dalam perjalanan pulang.
"Selamat pagi Tu-"
"Bagaimana perkembangan kalian?" Tanya Alvaro tanpa menunggu salam yang di ucapkan Clara.
Clara mendengus. Selalu saja Alvaro bertindak semaunya, tapi biarlah, yang penting hari ini dia sangat senang dan bahagia.
"Kemarin sangat menyenangkan. Viandro mengajakku jalan, semuanya berjalan lancar dan aku mengikuti saran dari Tuan. Dan Tuan tau, Viandro terlihat sangat senang, aku bahkan melihat dia terus tersenyum."
Clara menceritakan semuanya panjang lebar.
"Baguslah," sambung Alvaro. Dia bersyukur akan kemajuan ini, walaupun dia yakin Viandro pasti masih memiliki wanita lain di luar sana. Masih jadi kemungkinan besar Viandro hanya ingin menjadikan Clara sebagai pelampiasan.
But well, Clara harus lebih berjuang lagi agar kembarnya itu bisa menyadari kalau Claralah satu-satunya wanita yang bisa menjadi pendamping hidupnya, pendamping untuk masuk ke dalam jebakan miliknya.
Alvaro mengangguk, tampaknya dia harus lebih giat lagi untuk menggalakkan Clara menjadi seutuhnya wanita idaman Viandro.
"Aku banyak pekerjaan, jangan menelpon karena kau itu sangat menganggu." Kecam lelaki itu segera mematikan sambungan teleponnya.
Clara ingin marah tapi kemudian dia hembuskan, "Emang begitu mah sifatnya. Mau gimana lagi."
Clara pun kembali pada aktivitasnya. Dia masak untuk sarapannya, dia sama sekali tak makan sejak tadi pagi, dia langsung ke rumah Alvaro tadi tanpa makan karena sangking senangnya.
Clara memasak nasi goreng dengan ayam goreng sebagai lauk dan juga irisan mentimun sebagai sayurnya. Dia makan begitu lahap karena lapar, sambil main hp Clara melihat lihat apa yang sedang tranding sekarang. Kata Alvaro dia harus lebih pandai lagi dalam bersikap dan berpenampilan, oleh karena itu Clara jadi memperhatikan penampilan.
Tak lama bermain hp Clara mendapatkan kesan dari seseorang, yang tak lain dan tak bukan adalah Alvaro. Mata wanita itu terbelalak melihat pesan ini.
"Aku sudah transfer uang gajimu di tambah 100 juta untuk merapikan wujud burukmu itu. Jangan membuatku malu dan buatlah lelaki itu terkesan padamu!
Aku akan menghukummu kalau kau tak segera berubah!"
Clara meneguk salivanya berat. Ini suatu berkah apa malah bencana ya? Clara jadi bingung sendiri. Dan juga... Ini kan baru pertengahan bulan, kenapa sudah bergaji? Bukannya gajian di akhir atau di awal bulan ya?
Ini apaan coba.
Ah terserah lah, Clara juga tak mengerti apa yang merasuki lelaki ini, intinya dia sebenarnya senang juga mendapat hiji di tanggal tua. Wkwk.
Clara melihat gajinya yang sudah cukup banyak membuat Clara kembali berfikir, "Apa lebih baik aku menyimpan uang tambahan Alvaro saja ya untuk jadi tabungan. Dan bisa juga aku melakukan suatu sumbangan kepada orang yang tidak mampu, mereka pasti sangat membutuhkannya."
Clara mengangguk, "Benar juga. Melakukan sumbangan itu pasti akan jadi berkah."
Clara adalah yang baik. Dia memang hidup pas-pasan, tapi dia tetap ingat untuk saling berbagi.
Clara pun menyelesaikan makanannya dan segera melanjutkan kegiatannya dengan merapikan dirinya untuk segera ke bank untuk mencairkan uang dan segera belanja juga, dia harap kali ini tidak akan mengecewakan Alvaro.
***
Dengan membawa beberapa yang cash Clara pergi ke pusat perbelanjaan. Dia membeli beberapa baju yang trending, namun tetap sopan, dia sungguh tak suka baju yang terbuka karena itu membuatnya risih.
Setelah puas berbelanja Clara melihat ke arah jamnya, "Wih, sampai siang juga ternyata. Pantesan aja udah lapar."
Clara pun menuju rumah makan Padang favoritnya. Walaupun dia berusaha menjadi wanita modern lidahnya tak pernah bisa menolak makanan daerah itu, nasi Padang mah endol pisan ey.. mana bisa tergantikan.
"Bang satu porsi ya!" Pesan Clara saat sudah sampai di rumah makan.
Sang Abang mengangguk, "Siap kak!"
Sembari menunggu pesanan Clara mengambil kursinya dan memperhatikan barang barang bawaannya. "Banyak juga aku belinya." Sebenarnya Clara bukanlah orang yang boros, tapi ini tuntutan pekerjaan yang di pimpin oleh Alvaro makanya dia terpaksa melakukan ini.
Tak berapa lama kemudian pesanan datang dan tampaknya begitu menggiurkan!
"Makasih bang!" Kata Clara bersemangat.
Sang Abang mengangguk, "Sama sama kak. Apa sih yang gak buat kakak. Wkwk," lelaki itu terkekeh.
Clara pun ikut tertawa. Memang Abang yang satu ini selalu saja seperti ini. Humoris memang.
Sang pelayan itu pun kembali ke tempatnya dan Clara segera melahap makanannya dengan berseri.
Dalam sekali suap Clara sudah berasa melayang di awan, rempah rempahnya sangat terasa dengan rasa pedas yang mendominasi. Pokok e enak tenan!
Clara dengan rakus memakan nasi dengan lauk rendang itu.
Clara berharap segala usahanya tidak sia-sia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Farida
udh mampir nih kak
2023-04-18
0
Author SUPERSTAR
Next thor...
2022-05-25
1
Sang_Perindu
Next kak
2022-05-14
1