Clara tengah di pilihkan baju oleh beberapa karyawan yang bekerja di toko baju ini. Pakaian yang di pilihkan itu tampak serasi di mata Clara, dia menyukainya.
Kemudian Clara berjalan ke arah Alvaro untuk menunjukkan bajunya, "Bagaimana Tuan? Ini bagus bukan?" Tutur Clara sambil menunjukkan bajunya dengan antusias.
Alvaro menatap datar wanita yang ada di hadapannya itu dengan malas, "Inikah yang kau katakan bagus? Ini terlihat standar. Kau tau wajahmu yang standar di tambah pakaianmu takkan membuat siapapun mau melihat mu. Dasar bodoh! Ambil ini dan pakai!" Suruh Alvaro dengan gertakan.
Clara mengambil baju yang di campakkan padanya oleh Alvaro. Kali ini pakaian Clara tampak lebih elegan dengan dress silver dengan menampakkan lekuk tubuhnya namun tetap tertutup, Clara sedikit tak nyaman dengan ini terutama karena bagian dadanya yang tampak terbuka.
Ini terlihat seperti Dress untuk ke pesta. Tapi untuk apa dia menggunakan ini? Dia takkan kemana-mana juga.
"B-bagaimana Tuan?" Tanya Clara sedikit kaku.
Alvaro menoleh dan melihat ke arah Clara. Lelaki itu mengangguk. "Ambil itu."
Kemudian Alvaro kembali mencampakkan beberapa baju dress yang berbagai bentuk. Mulai dari selutut sampai yang semata kaki dengan belahan di bagian bawah yang terbelah sampai paha atas.
"Pakai semuanya dan tunjukkan padaku," kata Alvaro.
Dia merasa sangat aneh dengan pakaian pakaian ini. "Tuan, apakah saya harus menggunakan semuanya? Saya rasa-"
"Pakai saja! Jangan membantah!" Tegas Alvaro tak terbantahkan.
Clara ingin sekali mencekik Alvaro. Lelaki itu suka seenaknya kalau menyuruh. Memuat dadanya serasa sangat panas ingin berontak.
Clara masuk ke dalam ruangan ganti dan memakai pakaian yang di berikan Alvaro untuk di gunakan.
Clara menunjukkan pakaian itu pada Alvaro dan Alvaro kembali mengangguk, "Bagus. Itu juga ambil saja."
Pakaian terus di pakai Clara, dan semuanya terkesan sangat dewasa dan sensual menurut Clara. Padahal sebenarnya itu pakaian yang sudah biasa di gunakan oleh wanita jaman sekarang dan bagian terbukanya juga tak berlebihan, namun karena Clara jarang menggunakan pakaian modern rasanya ini terlalu berlebihan di matanya.
Alvaro juga menyuruh Clara untuk membeli beberapa baju kemeja modern dan juga rok span agar menunjukkan body Clara yang akan membuat Viandro semakin menyukainya nanti. Dia tau adiknya itu mata keranjang, dia pasti sangat menggila melihat Clara yang berubah drastis seperti ini.
Walaupun demikian, Alvaro sama sekali tak tertarik pada Clara. Dia sangat setia pada Gladis, pacarnya itu yang sampai sekarang belum sempat dia hubungi karena banyak pekerjaan yang belum di selesaikannya.
Tapi mungkin nanti malam Alvaro akan menelpon gadisnya itu.
Alvaro tersenyum kecil, dia sangat merindukan Gladis.
Ya, Alvaro dan Viandro memang kembar, namun mereka memiliki sifat yang saling bertolak belakang dalam hal kesetiaan. Alvaro sangat menjunjung tinggi yang di katakan sebagai cinta sehidup semati, sedangkan Viandro dia suka pada hal-hal yang menyenangkan saja. Itu di lakukan Viandro karena dia belum pernah merasakan apa yang di katakan sebagai cinta yang sesungguhnya. Cinta sejati hanyalah mitos bagi Viandro.
Setelah memesan banyak baju mereka pun beralih pada salon kecantikan. Perombakan pun mulai di lakukan terhadap Clara. Rambut panjang wanita itu di jadikan pendek agar lebih terkesan berani dan juga menarik. Di tambah dengan polesan make up yang di sesuaikan dengan wajah Clara agar terlihat menarik.
Clara berdiri di depan Alvaro. Alvaro memandang Clara, kini Clara sungguh terlihat cantik dan menawan. Alvaro bangga dengan maha karyanya, tak sia-sia dia menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengurus wanita ini.
Alvaro mendekati wajah Clara, "Bagus. Mulai besok bekerjalah dengan pakaian yang ku belikan, dan jangan lupa menggunakan make up untuk wajahmu agar lebih menarik. Paham?" Ucap lelaki itu.
Wajah Alvaro yang begitu dekat membuat Clara berdebar dan wajahnya bersemu, bagaimana tidak, Alvaro itu tampan bukan? Terutama wajah Alvaro yang kembar dengan Viandro yang merupakan sosok yang Clara sukai membuat Clara jadi salah tingkah.
Clara yang terlihat malu-malu itu segera mengundang Alvaro untuk menjitaknya,
"Aw!" Pekik Clara saat mendapatkan toyoran dari Alvaro.
"Kenapa kau? Jangan so cantik." Sinis lelaki itu membuat Clara merengut. Alvaro selalu saja merusak suasana.
Alvaro kembali menegakkan badannya, "Mulai besok ikuti ucapanku. Paham?"
Clara mengangguk,"Baik."
Alvaro pun mengantar Clara ke rumahnya.
"Sebelumnya saya sangat berterimakasih atas semuanya Tuan. Anda sangat baik," tutur Clara saat dia sudah di depan pintu rumahnya.
Alvaro menatap datar Clara, "Hm. Memang kau harus banyak berterimakasih padaku. Bagus kalau kau sadar diri."
Ungkapan Alvaro itu membuat perasaan Clara yang tadinya tulus mengucapkan terimakasih malah jadi menyesal setengah mati. Ini orang mamanya makan apa sih waktu ngidam? Kenapa ngeselinnya sampai ke tulang-tulang!
"Iya Tuan," sambung Clara dengan wajah malas.
"Ada apa dengan wajahmu? Tak terima?" Tukas Alvaro lagi mencari masalah.
Clara harus banyak mengusap dada dan bersabar. Jika di bawa ke hati bisa-bisa membuat dia sroke ringan. Mending iya-in aja biar cepat.
"Maaf Tuan."
Alvaro mendengus dan kemudian membalikkan badannya pergi meninggalkan Clara dan pulang ke rumahnya, dia juga ada acara malam ini bukan? Lebih baik dia segera pulang.
Clara masuk ke dalam rumahnya sambil membawa barang-barang miliknya yang baru saja di belikan Alvaro.
Clara bahkan sampai 3 kali mondar-mandir membawa barang karena memang sangat banyak. Seperti bawa barang pindahan saja.
Lelaki itu membeli semua peralatan untuk Clara. Mulai dari baju kerja, baju biasa, baju tidur, baju jalan-jalan, make up, lensa kontak, riasan rambut, parfum dan banyak lagi. Itu sengaja di belikan Alvaro agar kalaupun Viandro nanti datang ke rumah Clara tiba-tiba Viandro akan mendapatkan Clara terlihat tetap cantik. So, lelaki itu pasti akan semakin jatuh cinta.
Clara mengunci rumahnya dan kemudian merapikan segala barangnya ke dalam lemari. Baju baju lama Clara di pisahkannya dengan baju baru dan setelah itu memasukkan baju baru ke dalam lemari. Sedangkan baju lamanya tak langsung di buang tapi di masukkan dalam lemari lain agar tetap terjaga.
Clara juga enggan untuk membuang bajunya, karena bisa jadi setelah ini Alvaro meminta semua aset yang di berikannya dan menelantarkannya bukan? Semua bisa terjadi. Pemikiran Alvaro tak dapat di pikirkan Clara, jadi lebih baik berjaga-jaga.
Clara mulai mengambil piyama barunya yang berwarna putih dan terlihat cantik ini. Dia akan menggunakan piyama ini setelah mandi.
Clara pun menuju kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
Setelah selesai Clara melihat ke arah jam, "Pukul 8 malam." Saatnya makan malam. Tadi Alvaro dan dia juga susah makan malam di restoran elit. Tapi tau kan makanan di restoran itu begitu minimalis dan tidak mengenyangkan. Jadi lebih baik untuk menjaga perutnya agar tidak ribut Clara akan makan lagi.
Clara mulai menceplok telur karena tidak sempat masak tadi. Jadi makan apa yang ada saja.
Setelah itu Clara mulai menyediakan nasi dan meletakkan telur itu di atas nasinya. Clara mematikan kompor dan mulai berjalan ke meja makan untuk makan malamnya.
Beberapa suap makan terdengar bunyi ketukan dari luar.
Clara melihat orang yang datang itu.
"Viandro?"
Clara tanda dari gaya rambut Viandro yang lebih panjang di bandingkan Alvaro.
Clara membuka pintunya.
Seketika itu juga Viandro terdiam melihat Clara di hadapannya. Seperti bukan Clara, ini Clara atau bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
El_Tien
lanjut baca
2022-05-14
1