Five

Alvaro menjegang megap, "Hua..." Alvaro membuka matanya menarik nafas kencang seakan paru-parunya sempat kosong tanpa oksigen. Seperti baru terbangun dari kematian rasanya.

Jantung Alvaro masih berdegup kencang dengan dada naik turun menghirup udara sebanyak banyaknya. Setelah di rasa cukup tenang Alvaro menghembuskan nafas panjang dan menatap langit-langit kamar yang di tempatinya. Ini terlihat seperti di rumah sakit.

Alvaro mengusap dadanya dan terlihatlah tangan Alvaro yang  terpasang infus sehingga kaku untuk di gerakkan.

Alvaro kembali meletakkan tangan itu di samping tubuhnya dan kembali memperhatikan sekeliling.

Alvaro sedikit menggerakkan tubuh ke kanan dan kiri. Badan terasa sangat pegal dan baju yang di kenakan sudah basah karena peluh keringat.

Alvaro menyerngitkan dahi. Sebelumnya dia sungguh merasakan kesakitan yang luar biasa hebat. Tapi bagaimana dia sekarang tak merasakan perih atau ngilu sedikitpun?

Aneh sekali,

Aroma khas ruangan rumah sakit kembali mengingatkan Alvaro tentang peristiwa yang menimpanya. Pasti wanita yang menolong Alvaro itu sudah berhasil mengantarkan dia ke rumah sakit tepat waktu sehingga dia masih dapat bertahan hidup hingga sekarang.

Alvaro mencoba mengingat, namun tenggorokannya terasa sangat kering.

Alvaro bangkit duduk perlahan, mengingat luka di punggung yang di berikan oleh kembarnya itu bukan luka kecil. Pasti sekarang lukanya masih basah.

Alvaro terdiam, dia bingung kenapa dia tak merasa kesakitan?

Alvaro sedikit menegakkan badannya perlahan, tapi tetap saja tak terasa rasa sakit.

"Apa mungkin aku tertidur terlalu lama? Aku sudah koma berapa bulan?" Batin lelaki itu menelisik.

Logika Alvaro bermain karena memang dirinya merasa baik baik saja.

Alvaro menghembuskan nafasnya. Mungkin memang dia sudah lama koma dan sekarang lebih baik dia minum air putih terlebih dahulu.

Alvaro meneguk air dengan cepat dan kembali meminumnya sampai 3 gelas.

Sembari meminum air Alvaro melihat kalender di atas nakas, terdapat kalender yang membuat Alvaro sedikit kesal, kalender itu bertuliskan 26 April 2021.

Alvaro merutuki siapapun yang bertugas untuk kebersihan ruangan. Apa mereka buta tak dapat melihat kalender mereka sudah expired?

Sangat teledor.

Alvaro menggeleng, dia tak perlu menyusahkan dirinya sendiri karena hal kecil itu, lebih baik dia istirahat.

Alvaro memutuskan untuk kembali membaringkan tubuhnya. Spontan tangan Alvaro memegang punggung belakangnya untuk menjaga dari rasa sakit yang mungkin akan muncul.

Deg!

Alvaro terhenyak beberapa detik untuk kemudian dia kembali meraba punggungnya. Tak ada terasa bekas jahitan.

Alvaro memasukkan sebelah tangannya dan kembali meraba kulitnya.

Deg!

Matanya kembali terbelalak, tak ada luka jahitan atau semacamnya, punggungnya mulus sebagaimana mestinya.

Dengan jantung berdebar Alvaro kembali menegakkan tubuhnya, lelaki itu membuka selimut dan pakaian atasnya. Tak ada bekas luka sama sekali.

"Apa yang terjadi padaku?" Alvaro membelalakkan matanya sambil meraba tubuhnya yang tak bercacat sedikitpun.

Alvaro kembali memakai bajunya dan mencoba berkonsentrasi. Ini sungguh gila!

Saat masih mencoba menelaah apa yang terjadi Alvaro mendapati Hpnya bergetar, lelaki itu mengambil hpnya dari nakas.

"Dave?" Bingung Alvaro.

Dave adalah karyawan yang sudah dia pecat dulu karena di rasa sangat tak becus. Karena di anggab tak berguna maka lelaki itu segera di pecatnya. Dan sekarang untuk apa dia menelpon Alvaro sekarang?

Alvaro mengangkat telpon itu.

"Selamat pagi pak. Apakah keadaan bapak sudah lebih baik?" Tanya Dave padanya.

"Katakan apa urusanmu," Alvaro berkata to the point.

"Perusahaan E'Vagensy terus bertanya-tanya mengenai kerjasamanya dengan perusahaan kita pak. Mereka mau menambahkan modalnya lebih besar dari awal."

Mata Alvaro membulat, perusahaan penipu itu? Mereka masih berani menghubungi Alvaro setelah sudah Alvaro jatuhkan sampai ketulang-tulang. Apa mereka tak tau malu?

Dulu perusahaan itu membuat surat persetujuan dengan perusahaan Alvaro namun kemudian mengalihkan lagi ke perusahaan lain. Mereka sengaja melakukan monopoli dan berusaha menjatuhkan perusahaan Alvaro dengan berfikir bahwa Alvaro dapat terkecoh dan jatuh di tangan mereka. Tapi mereka salah, Alvaro bukan sebodoh itu. Nyatanya Alvaro bahkan sudah tau lebih dulu kebusukan mereka dan juga sengaja tetap melakukan hubungan kerja sama untuk membuat mereka menjadi besar kepala. Dan pada akhirnya Alvaro pun menjatuhkan mereka dalam sekali hantaman hingga mereka tak dapat bangkit lagi.

Dan sekarang? Mereka masih mau bermain-main dengan Alvaro? Cih. Sungguh lagu lama.

Alvaro memutar bola matanya, "Apa mereka tak sadar diri? Aku tak mau bekerja sama dengan perusahaan bodoh itu lagi,"

Lagi? Apakah bapak Alvaro melupakan sesuatu. "Maaf pak sebelumnya, ini adalah kali pertama kita bekerja sama dengan mereka pak. Sebelumnya kita tak pernah melakukannya," Dave mencoba menjelaskan pada Alvaro.

Dave bingung dengan kalimat Alvaro yang tiba-tiba jadi ambigu seperti sekarang. Bukankah baru saja Alvaro menyetujui kerja sama minggu lalu. Dan bagaimana bisa langsung di putuskan begitu saja padahal bari sekali mengadakan pertemuan?

Alvaro terdiam mendengar penjelasan dari Dave. "Pertama katamu?" Ulang Alvaro.

"Iya pak. Ini pertama kalinya melakukan kerja sama."

Deg!

Alvaro kembali melihat kalender yang ada di meja.

26 April 2021

"Tanggal berapa ini?" Tanya Alvaro dingin.

Dave kembali dibingungkan oleh ucapan Alvaro. Dave sangat yakin Alvaro adalah orang yang sangat teliti dengan ingatan yang sangat kencang.  Bagaimana Alvaro melupakan hal kecil seperti tanggal?

"Jawab!" Bentak Alvaro saat tak kunjung mendapatkan jawaban.

"26 April 2021 pak!" Ucap Dave cepat.

Alvaro terdiam dan matikan hpnya sambil tetap melihat tanggal di kalender yang ada di sebelahnya, "2021?"

Alvaro memijati pelipis kepalanya sebelum dia mendapatkan sebuah kesimpulan, "Reinkarnasi ke masa lalu?"

Dia berada pada panel waktu berulang tepat di tanggal yang sama dan dalam tahun yang berbeda. Di tanggal ini sama-sama Alvaro jatuh kesehatan tubuhnya. Tahun 2021 dia sakit karena kurangnya istirahat dan di tahun 2022 dia jatuh karena siksaan, keduanya sama-sama berakhir di rumah sakit.

Beberapa detik kemudian Alvaro tersenyum. Ini mungkin suatu keuntungan baginya.

Ctak

Pintu kamar Alvaro terbuka. Dia melihat seseorang masuk dan membawa bunga bertuliskan 'God Bless You.'

Lelaki yang membawa karangan bunga itu dengan wajah senyuman palsu masuk ke dalam kamar Alvaro.

Alvaro menatapnya dengan datar, 'Viandro' batin Alvaro dengan penuh dendam.

Kejadian di masa depan itu kembali terngiang dan membuat Alvaro sangat geram. Namun lelaki itu tetap memasang wajah datarnya dan berusaha untuk dapat mengontrol dirinya.

Viandro masuk meletakkan bunga yang dia di bawanya ke atas paha Alvaro. "Cepat sembuh," kata Viandro.

Tatapan Alvaro membuat Viandro merasa ada yang tersembunyi dalam pikiran kembarnya itu. Memang biasanya Alvaro selalu menatap ke arahnya dengan datar dan sombong, namun kali ini seperti ada yang tersirat di sana. Ntah apa maksud dari tatapan itu.

Viandro mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah selimut Alvaro yang terjatuh.

Viandro mengambil selimut Alvaro yang terjatuh itu dan kemudian menyelimuti Alvaro dengan selimutnya, "Kau terlalu ambisi dalam bekerja, tunggulah beberapa waktu lagi untuk keadaan mu pilih total. Kemudian kau bisa kembali bekerja." Saran Viandro dengan nada menyindir. Bahkan sebenarnya Viandro sangat senang ketika mendapat kabar bahwa Alvaro jatuh sakit, dan lebih-lebih berharap agar Alvaro cepat meninggal.

Alvaro tersenyum miring dan menatap dingin Viandro. "Terimakasih atas perhatianmu."

Terimakasih? Viandro tentu sangat terkesiap dengan ucapan kembarnya itu. Sejak kapan lelaki itu berterimakasih?

Tak tau apa alasannya, tapi Viandro yakin pasti ada hal buruk yang akan menimpanya. Seperti istilah tak mungkin ada asap kalau tidak ada api, begitulah Alvaro tak mungkin mengucapkan kata manis jika tidak punya niat bengis.

Sebenarnya Viandro dalam beberapa bulan ini tengah merencanakan suatu kecelakaan Alvaro, namun dia menunggu waktu yang tepat untuk pelaksanaannya. Tak mungkinkan Alvaro mengetahuinya bukan? Batin Viandro

Namun apapun itu Viandro harus lebih berwanti-wanti akan Alvaro. Alvaro tak boleh mengetahui rencana liciknya itu.

Viandro membalas ucapan terimakasih Alvaro dengan senyuman topengnya, "Sama sama."

Senyuman Viandro kembali mengingatkan Alvaro akan kejadian keji yang di lakukan Viandro terhadapnya. Dasar breng*sek!

Alvaro tersenyum kecil membalas senyuman licik Viandro. 'Kan ku usir jiwamu dari dunia secara terhina Alvaro, seperti kau yang selalu menghina martabatku,' Batin Viandro sambil tersenyum miring.

'Ku pastikan makammu akan menjadi alas kakiku Viandro, kau takkan menang lagi,' Batin Alvaro tak kalah bengis sambil tersenyum licik.

Viandro menepuk pundak Alvaro, "Aku tak dapat berlama-lama. Aku banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan."

"Baiklah, silahkan kau lanjutkan tugas mu," sambung Alvaro.

Viandro mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Alvaro.

Terpopuler

Comments

El Geisya Tin

El Geisya Tin

done like

2022-11-03

1

Mamaperri

Mamaperri

seru Thor, next kilat 😻

2022-06-16

1

🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸

🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸

keren kak cerita nya semangat yaa

2022-05-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!