Jendral Huang tengah membaca laporan dari hasil penyelidikan para penyidik. Wajahnya terus berubah-ubah seiring banyak kata yang ia baca.
"Kenapa laporannya tidak ada yang menjelaskan siapa yang membeli embun pagi itu?!" Jendral Huang mempant8ng laporan tersebut, ia marah.
"Lalu mana penawar dari embun pagi?!" Jendral Huang bertanya kepada bawahannya.
"Maafkan saya Jendral, di pasar gelap maupun di dunia siluman, tiba-tiba ahli dari embun pagi ini menghilang. Dan sampai saat ini kami belum menemukannya."
Jendral Huang menggebrak meja, kemarahannya semakin besar. Ia sangat takut kalau penawarnya tidak di temukan.
""Cari penawar nya kemana pun, jangan kembali kalau tidak menemukannya!" Titahnya pada semua orang.
Semua bawahan Jedral Huang yang di perintahkan untuk mencari penawar segera berlarian. Mereka semua berusaha menjauh dari kemarahan atasannya yang begitu menakutkan.
Nafas Jendral Huang memburu, marah dan sedih.
"Aku harus bagaimana Hana-chan." Gumam Jendral Huang seperti putus asa.
"Sepertinya harus aku yang turun tangan langsung." Mata Jendral Huang semakin menajam.
Ia menyambar pedangnya yang di letakan di meja. Lalu memakai jubah hitam. Jendral Huang melesat keluar Huang Fu, ia terus berlari.
Qiou Yue yang baru saja akan masuk ke ruang kerja Ayahnya, mengurungkan niatnya setelah melihat Ayahnya pergi.
"Sepertinya aku harus meminta bantuan Putra Mahkota untuk mencari penawarnya." Gumam Qiou Yue lalu pergi dari sana.
Ketika akan keluar dari Huang Fu, langkah Qiou Yue terhenti ketika mendengar pembicaraan para pelayan.
"Bukankah tingkah Selir Long dan Selir Ling sangat aneh akhir-akhir ini." Ucap Pelayan A.
"Mereka selalu terlihat melamun dan khawatir." Angguk Pelayan B.
"Tapi tadi aku melihat mereka seperti tenah ketakutan, seolah ada hantu yang mengejar mereka." Sahut Pelayan C.
"Kapan kamu kesana dan di mana?" Tanya Pelayan A dan B secara bersamaan.
"Tadi pagi setelah sarapankan Jendral Huang langsung pergi ke paviliun milik Er'Xiăo Jiě, wajah mereka tiba-tiba pucat, ketakutan." Jelas sang Pelayan C.
"Bukankah itu sangat aneh?" Lanjutnya, bertanya.
Pelayan A dan Pelayan B mengangguk-anggukan kepalanya, setuju.
"Lalu yang paling aneh adalah, mereka hari ini tidak mengundang nyonya bangsawan manapun untuk meminum teh." Ujar Pelayan A.
"Benar, biasanyakan mereka selalu sengaja mengundang para nyonya bangsawan lalu memamerkan barang mewah mereka." Pelayan B mengangguk menyetujui perkataan Pelayan C.
Qiou Yue mengerutkan keningnya, 'Benar juga, para selir menjadi aneh. Bahkan tadi pagi, mereka tiba-tiba menjadi baik kepada Yu Lin.'
Qiou Yue merasa ada yang janggal, namun ia berusaha menepisnya.
"Itu pikirkan nanti saja, untuk saat ini aku harus segera pergi ke istana dan meminta bantuan dari yang mulia Putra Mahkota." Gumam Qiou Yue lalu segera melangkah cepat ke gerbang.
Di gerbang, Han Yu, tangan kanan nya tengah menunggu dengan tangan yang memegang tali kekang kuda.
"Han Yu, mari bergegas." Qiou Yue menaikki kudanya lalu segera memacu kuda dengan sangat cepat.
Han Yu pun mengikuti sang junjungan, dengan segera ia menyusul Qiou Yue.
Sesampainya di gerbang istana kekaisaran Xi, Qiou Yue segera menyerahkan tokennya. Lalu penjaga gerbang membuka gerbangnya.
Qiou Yue turun dari kudanya lalu menyerahkan pada prajurit, sma halnya dengan Han Yu. Setelah itu Qiou Yue segera berjalan dengan langkah cepat ke istana Putra Mahkota.
Ketika di depan istana Putra Mahkota, "Katakan pad yang mulai Putra Mahkota bahwa Qiou Yue memiliki keperluan mendesak." Qiou Yue langsung mengeluarkan nada memerintah kepada prajutir itu.
Dengan sedikit takut, prajurit itu mengangguk lalu segera berlari masuk, menemui Putra Mahkota.
"Lapor yang mulia."
Karena tergesa-gesa, prajurit itu tidak melihat kalau ada Putri Mahkota di dalam ruang kerja Junjungan nya.
"Lancang! Kenapa kamu masuk begitu saja tanpa memeberi salam!" Putri Mahkota marah.
Prajurit itu bergetar, "Maafkan kesalahan yang rendah ini yang mulia, akan tetapi penasihat Huang Qiou Yue meminta untuk bertemu."
"Qiou Yue? Bukankah dia sedang libur?" Gumam Putra Mahkota.
"Ijinkan dia masuk, katakan temui aku di taman." Titahnya.
"Baik yang mulia, hamba pamit." Prajurit itu segera pergi dari sana.
"Yang Mulia... bukankah hari ini anda harus menemani saya." Rajuk Putri Mahkota.
"Shi Yi, Qiou Yue sangat jarang berkunjung ke istana ketika sedang libur, aku takut kalau ada keperluan mendesak." Xi Chen Lu mencoba menjelaskan.
"Tapi..." Chen Lu menutup mulut Shi Yi dengan kecupan singkat.
"Shi'er, cobalah mengerti." Ucap Chen Lu.
Dengan wajah tersipu Shi Yi mengangguk.
"Kalau begitu tunggulah aku di kamar." Steelah mengucapkan itu Chen Lu segera pergi keluar menemui Qiou Yue.
Di taman Qiou Yue menunggu Chen Lu dengan tidak sabar. Dia terus mondar-mandir tidak tenang.
"Kau terlihat sangat cemas Qiou Yue." Ycapan Chen Lu mengaluhakn atensi Qiou Yue.
Ia pun memeberi salam.
"Jadi ada masalah apa? Sampai-sampai kau menemui Benwang¹ di hari libur seperti ini." Chen Lu berucap.
"Maaf kan saya jika menggaanggu Huangtaizi². Namun, ada sesuatu yang mendesak yang ingin saya minta." Qiou Yue mengingkap kan alasan kedatangannya.
"Permintaan apa itu? Sepertinya sangat mendesak." Chen Lu mengerutkan keningnya. Ini pertama kalinya penasihatnya meminta seperti ini.
"Begini Huangtaizi, jika boleh di ijinkan, saya ingin meminta bantuan para penyelidik anda untuk mencari tahu siapa yang memebeli embun mimpi di pelelangan kemarin." Qiou Yue menunduk siap mendengar keputusan dari atasannya.
Chen Lu mengangguk, "Baiklah, aku akan meminta para penyelidik dan para informan Benwang untuk mencari tahu." Setuju Chen Lu.
"Terimakasih Haungtaizi." Qiou Yue tersenyum.
"Kau tidak perlu berterima kasih, kau adalah salah satu bawahan Benwang yang setia, dan juga ini pertama kalinya kau meminta bantuan pada Benwang. Jadi amna mungkin Benwang menolaknya." Papar Chen Lu.
"Saya tidak bisa membalas kebaikkan Huangtaizi selain dengan kesetian saya."
"Jangan terus menunduk Qiou Yue, bersirilah yang tegak." Ujar Chen Lu yang di angguki Qiou Yue.
Stelah Qiou Yue berdiri ia segera berpamitan.
"Yang mulia, saya mohon pamit. Terimakasih atas bantuannya dan maaf jika mengganggu keseharian anda."
Chen Lu mengangguk "Kau boleh kembali." Ujarnya.
"Baik Yang mulia."
Melihat Qiou Yue yang sudah tidak terlihat olehnya, Chen Lu punpergi ke ruang kerjanya lalu emmerintahkan bawahannya untuk mencari tahu tentang siapa yang emembeli embun mimpi itu.
Setlah itu ia segera pergi ke kamarnya, menemui sang istri. Ketika memasuki kamarnya, di sana Shi Yi tengah merajut.
"Apakah aku lama?" Mendengar suara yang sangat di kenalnya Shi Yi menghentikan kegiatan nya lalu menoleh ke asal suara.
"Yang mulia anda sangat lama, saya sampai bosan menunggu." Kesal Shi Yi, ia memajukan mulutnya beberapa senti.
Chen Lu yang melihat itu terkekeh, "Kau ini sedang kesal atau sedang merayuku." Ucapnya.
...🔸️To Be Continued🔸️...
Benwang \= aku untuk seorang pangeran.
Huangtaizi \= yang mulia putra mahkota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-12-02
0