Setelah membaca buku, Yun Yi pun langsung mempraktekkannya.
Di dalam kamar Yun Yi tengah duduk bersila di peraduan. Dia menarik nafas, memfokuskan diri untuk merasakan elemen-elemen yang berterbangan di sekitarnya.
Setelah beberapa saat, Yun Yi membuka matanya, dia menatap sekeliling dan melihat berbagai macam bola cahaya yang berwarna hijau, biru dan juga merah.
Yun Yi segera mengambil salah satu buku yang tadi ia baca.
"Hijau berarti tanaman, biru berarti air, dan merah adalah api." Gumam Yun Yi.
"Kalau begitu aku mempunyai tiga elemen?" Tanya Yun Yi pada dirinya sendiri.
"Yah, walaupun kurang memuaskan karena tidak dapat semua elemen tapi tidak apa." Lanjutnya.
"Baiklah mari kita tingkatkan Ranah Kultivasi nya." Setelah mengucapkan itu, Yun Yi segera duduk bersila kembali.
Yun Yi kembali memfokuskan diri, ia mengikuti langkah-langkah yang di tuliskan di buku. Yun Yi mulai menyerap energi qi¹ yang ada di sekitar nya.
Setelah bisa menyerapnya, Yun Yi merasakan aliran hangat yang mengalir lewat meridian² lalu masuk ke dalam dantian³ nya.
Lama kelamaan, energi yang di kumpulkan oleh Yun Yi mulai memenuhi dantian, tak lama dari itu Yun Yi merasakan sesuatu yang akan meledak di dalam dirinya.
Yun Yi semakin memfokuskan diri untuk menyerap qi spiritual, dan...
Boom
Ledakan qi spiritual yang ada di dalam tubuh Yun Yi, membuat Ranah Kultivasi Yun Yi naik menjadi Ranah awal Orde satu.
Yun Yi membuka matanya lalu tersenyum, "Akhirnya aku bisa berkultivasi." Seru Yun Yi dengan senyum yang semakin lebar.
Ia melihat ke jendela, matahari ternyata sudah mulai tenggelam. Menandakan akan masuknya waktu malam.
"Ternyata aku berkultivasi cukup lama." Gumam Yun Yi.
"Aduh, tubuhku sangat kaku. Lebih baik aku meminta Lan Mei menyiapkan air hangat untuk ku berendam." Yun Yi berucap sambil berjalan keluar dari kamarnya.
"Lan Mei." Panggilnya ketika sudah di luar kamar.
Dari arah depan terlihat Lan Mei yang berjalan tergesa-gesa. Dia menghampiri Yun Yi, lalu berkata.
"Xiăo Jiě ada yang bisa Lan Mei bantu?" Tanya Lan Mei.
"Tolong siapkan air hangat untuk ku. Aku ingin berendam." Ujar Yun Yi.
Setelah Lan Mei pergi ke dapur untuk mengambil air, Yun Yi meregangkan tubuhnya yang kaku, akibat dduk seharian di peraduannya.
Tidak berselang lama, akhirnya Lan Mei telah selesai menyiapkan air untuk Yun Yi.
Yun Yi pun mulai memasukkan beberapa herbal untuk mengeluarkan racunnya, ke dalam bak.
"Huft, berendam setelah berkultivasi adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan."
Setelah berendam Yun Yi pun langsun mengenakan hanfu tidurnya. Ia pergi ke peraduan.
"Baiklah, selamat malam dunia." Tak lama setelah itu Yun Yi mulai memasuki alam mimpinya.
Seorang wanita dengan paras yang amat cantik, berlari di padang rumput sambil tertawa lepas.
"Teman-teman ayo kejar aku." Wanita itu menoleh ke belakang ke arah hewan-hewan yang tengah mengejarnya.
Salah satu dari mereka yaitu harimau putih pun berbicara. "Dewi tunggu kami, jangan berlari terlalu kencang."
Wanita itu tersenyum, "Kalian saja yang telalu lambat." Ujarnya.
Mereka terus saja berlari dan berlari. Para hewan itu menghawatirkan sang junjungannya, mereka takut kalau sang Dewi jatuh dan tergores.
Baru saja terpikirkan, wanita yang di sebut Dewi itu pun terjatuh.
Bruk
"Dewi!" Semua hewan yang mengejar wanita itu serempak berseru.
Yun Yi terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu seolah-olah ia baru saja berlari.
"Mimpi apa itu." Gumam Yun Yi. Dia memijit keningnya pelan, ia merasa agak pusing setelah memimpikan wanita yang di sebut al Dewi itu.
"Aneh banget, kenapa aku bisa bermimpi seperti itu." Yun Yi menoleh ke luar, yang menampakkan bulan purnama yang bersinar terang.
"Ternyata masih malam." Ujar Yun Yi.
"Lebih baik aku kembali tidur."
Di sisi lain, wanita dengan pakaian serba pink itu membuka matanya, dia bergumam.
"Dewi semoga kau segera ingat dengan identitas mu yang sebenarnya."
Setelah mengucapkan itu, wanita dengan Hanfu serba pink itu kembali menutup matanya.
> > > ✧✧✧ < < <
Matahari mulai menampakkan dirinya, banyak burung yang mulai beterbangan keluar dari sarang mereka.
Di sisi lain, Yun Yi yang masih setia memeluk selimut tebalnya. Lan Mei yang sedari tadi berdiri di samping peraduan Yun Yi menghela nafas.
"Xiăo Jiě jika Xiăo Jiě tidak bangun sekarang, nanti bisa-bisa saya di marahi oleh Jendral Huang." Ucapnya.
Lan Mei mengguncang tubuh Yun Yi pelan, "Xiăo Jiě... Ayo bangun."
Yun Yi menyingkirkan tangan Lan Mei yang berada di tubuhnya, "Lan Mei pergilah, aku masih mengantuk." Ucap Yun Yi masih menutup matanya.
Lan Mei yang sudah lelah membangun kan Yun Yi pun berniat kembali mengerjakan pekerjaan nya yang lain. Namun, belum sempat keluar dari kamar Yun Yi, Lan Mei membulatkkan matanya lalu tersenyum licik.
"Xiăo Jiě, tadinya kalau Xiăo Jiě bangun pagi, nubi akan memberikan satu kantung benih herbal Yin yang⁴ yang baru saya dapatkan kemarin."
Mendrngar kata 'Herbal Yin Yang' mata Yun Yi langsung terbuka. Dia bangkit dari tidurnya.
"Benarkah? Kau mendapatka bibit Herbal Yin Yang?" Tanya Yun Yi antusias.
""Benar, tapi karena Xiăo Jiě tidak ingin bangun, terpaksa bibit ini akan saya jual kembali kepada orang yang membutuhkannya.
"Tidak-tidak, aku akan bangun. Tapi kamu harus memberikan bibit itu pada ku." Cegah Yun Yi.
Yun Yi segera berlari ke kamar mandi, takut kalau Lan Mei akan menjual bibit itu.
Setelah siap, Yun Yi dan Lan Mei pun pergi ke ruang makan. Di sana sudah hampir semua nya ada, kecuali Jendral Huang.
Yun Yi duduk di kursinya dan Lan Mei berdiri di samping Yun Yi. Baru saja duduk, Min An langsung mengeluarkan suara.
"JiěJiě, kenapa JiěJiě tidak memberi salam kepada Huang Fūrén?"
Ah benar juga, di sini tidak seperti di dunianya. Dia lupa akan satu hal itu. Yun Yi segera bangkit dari duduknya.
"Maaf kan saya Huang Fūrén, karena telat memberi anda salam." Yun Yi sedikit membungkukkan badan nya menghadap Xi Lan Fen.
"Hmm tak apa." Xi Lan Fen melambaikkan tangan nya tak peduli.
Yun Yi menghela nafasnya lega, karena masalah ini tak di perpanjang oleh wanita di depannya ini. Tapi masalahnya, ia tidak yakin kalau Min An akan berhenti begitu saja.
"JiěJiě lain kali jangan seperti itu." Ujar Min An seolah peduli terhadapnya.
"Mèimèi tidak perlu hawatir." Ucap Yun Yi, ia menampilkan senyum formal ke arah Min An.
'Dasar rubah.' batin Yun Yi kesal.
Tak lama setelah itu, Jendral Huang akhirnya datang. Dan mereka pun mulai makan.
...🔸️To Be Continued🔸️...
Note 📝 :
Energi qi / qi spiritual \= energi yang di hasilkan alam yang tidak berbentuk seperti angin, berkaitan dengan kultivasi dan seni bela diri.
Meridian \= jaringan jalannya energi qi yang tersebar di dalam tubuh.
Dantian \= semacam 'kantung' yang menyimpan energi qi yang terletak dekat lambung.
Yin, Yang \= energi spiritual yang berbalikkan seperti air dengan api, hitam dengan putih.
(Maaf jika penjelasan nya salah)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
ciru
cakeeep
2023-12-01
1
ciru
cakeeep
2023-12-01
0
siti fatimah
crazy up...semoga ingatan nya cepat pulih
2023-05-29
2