Chen Lu duduk di samping Shi Yi. Lalu berucap "Kau sedang membuat apa?" Tanyanya.
"Membuatkan sapu yangan untuk anda." Shut Shi Yi.
Chen Lu mengangguk, kini giliran Shi Yi yang melihat ke arah Chen Lu.
"Tadi kalian membicarakan apa?" Tanya Shi Yi.
"Dia meminta bantuan dari ku untuk mencari tahu tentang siapa yang membeli empun mimpi di pelelangan pasar gelap kemarin." Jelas Chen Lu.
"Memangnya kenapa dengan embun mimpi?" Tanya Shi Yi lagi.
"Aku tidak tahu. Aku juga tidak bertanya. Ungkap Chen Lu.
"Kenapa tidak bertanya?" Tanya Shi Yi balik.
Melihat Shi Yi dengan semua rasa penasarannya Chen Lu terkekeh, "Krena Qiou Yue terlihat sedang terburu-buru." Jawab Chen Lu. Tangan nya mencubit Pipi Shi Yi dengan gemas.
"Kau sangat menggemaskan ketika penasaran seperti ini." Ujar Chen Lu lalu mengecup pipi Shi Yi.
"Saya memang menggemaskan sedari lahir." Mendengar ungkapan percaya diri dari Shi Yi Chen Lu tertawa.
Shi Yi merasa tubuh nya melayang. Ternyata Chen Lu mengangkatnya.
"Ayo temani aku berolahraga."
...> > > ✧✧✧ < < <...
Jendral Huang baru saja sampai di pasar gelap. Ia segera mencari pelelangan yang di adakan malam tadi. Sesampainya di sana ia langsung masuk menerobos.
"Mohon maaf anda tidak di perbolehkan masuk."
Tanpa mendengarkan larangan tersebut, Jendral Huang terus masuk dan sampailah ia di kasir.
"Di mana ruangan pemilik pelelangan ini?" Tanyanya tidak sabar.
"Maaf saya tidak bisa memberi tahu anda." Ucap penajaga kasir itu menggeleng.
"Saya bilang di mana ruangan pemilik pelelangan ini?!" Kemarahannya semakin menumpuk ketika penjaga kasir itu terlihat acuh.
Aura mencekam yang di keluarkan Jendral Huang semakin mencekam dan pekat. Kemarahannya semakin memuncak ia mengeluarkan elemen anginnya lalu menghempaskan segala sesuatu yang ia lihat.
"Jika kalian tidak ingin memberitahukannya, biar saya sendiri yang mencarinya." Jendral Huang pergi ke lantai atas dengan Qinggong¹ nya.
Semua yang ada di sana melotot kaget. Setelah sadar, Guo Feng, sang kasir segera berlari mengejar Jendral Huang.
"Berhenti tuan anda tidak bolwh mengacau di sini!" Teriak kan Guo Feng menggema di pelelangan yang kosong ini.
Jendral Huang terus berlari dan mendobrak semua pintu. Hampir semua pintu ruanagn di lantai dua dan lantai tiga semua di rusak oleh Jendral Huang.
Ketika Jendral Huang menemukan ruangan dengan pintu berbeda, Jdral Huang segera mendobraknya.
"Siapa pemilik..." Teriakkan Jendral Huang terhenti.
Guo Feng yang mengejar Jendral Huang pun mendadak berdiri kaku di depan pintu atasannya.
Di dalam ruangan, terdapat Raja Xin yang tengah mengacungkan pedangnya ke arah lelaki paruh baya yang di duga pemilik dari pelelangan ini.
"Raja Xin?!" Teriakkan tertahan dari Guo Feng.
"Ah, kau datang juga Jendral." Ucap Raja Xi dengan santai.
"Lelaki tua ini bilang, tidak bisa memeneri tahukan tentang siapa yang membeli embun mimpi itu. Jadi, kurasa dia harus pergi ke neraka." Lanjutnya dengan wajah dingin.
"Hentikan Raja Xin. Jika kamu membunuh nya kita tidak akan tau di mana penawar itu. Dan Yun Yi..." Jendral Huang menunduk tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
"Baiklah."
Saat pedang itu jauh dari leher pria paruh baya itu, dia bernafas lega.
"Aku masih hidup." Gumam Chu qi.
Jendral Huang maju beberapa langkah, "Kenapa kau tidan ingin memberi tahu kami tentang pembeli embun mimpi itu?" Tanya nya.
"Maaf kan saya, tapi informasi ini beraifat rahasia. Dan saya benar-benar tidak bisa memeberi tahu anda." Ujar Chu qi.
Mendengar itu, Raja Xin yang baru saja memasukkan pedangnya ke dalam sarung. Segera mengeluarkannya kembali, namun dengan cepat pula mencengahnya.
"Apakah posisi orang itu lebih tinggi di bandingkan dengan Raja ini?" Tanya Raja Xin mencoba sabar.
"Ini bukan masalah tinggi-rendahnya pangkat yang mulia. Tapi ini adalah kebijakan yang di berikan pelelangan ini." Jelas Chu qi.
Melihat Chu qi yang sepertinya benar-benar tidak ingin mengatakan apa pun, Raja Xin pun berjalan ke arah jendela.
"Shen." Raja Xin berucap dengan wajah dingin.
Tak lama datanglah sekelebat bayanan dan menjadi seorang laki-laki berpakaian serba hitam.
"Bawahan ini siap menerima perintah." Shen berjongkok, menunggu pwrintah dari Raja nya.
"Bakar gudangnya." Raja Xin berucap tanpa ekspresi.
"Baik." Setelah itu Shen langsung menghilang dalam sekejap.
Chu qi yang sedari tadi memperhatikan semuanya, melototkan matanya.
"Raja Xin jangan bilang anda..."
"Raja ini hanya ingin mencari kesenangan, kebetulan ada gudang yang sepertinya tidak akan di pakai. Jadi lebih baik di bakar saja." Raja Xin berucap santai.
Chu qi maju, "Yang mulia tolong perintahkan bawahan anda untuk tidak membakar gudang nya." Dengan cemas Chu qi memohon.
"Yang mulia, gudang itu adalah sumber pelelangan ini. Masih banyak barang yang belum kami jual." Ucap Chu qi dengan gemetar.
"Raja ini tidak peduli, ini bukan urusan Raja ini." Raja Xin dengan santai duduk di kursi yang tersedia di ruangan itu.
Tubuh Chu qi bergetar, jika gidang itu di bakar, bukan hanya kehilangan harta tapi bisa-bisa pelelangan ini akan bangkrut.
"Baik, yang mulia saya akan memberi tahu anda tentang orang yang membeli embun mimpi itu. Tapi saya mohon jangan membakar gudangnya." Chu qi pasrah, ia terpaksa harus memberi tahu.
Kalau tidak, dia takut dia benar-benar akan bangkrut. Walau ia sudah bangkrut nanti ia yakin Raja Xin tidak akan mengampuninya begitu saja.
"Jika kau bersikap seperti itu sedari tadi, Raja ini tidak perlu repot-repot menuangkan minyak di gudang." Raja Xin kembali berdiri.
"Xou, beri tahu Shen untuk berhenti." Titah Raja Xin pada bayangannya. (Bayangan di sini adalah penjanga bayangan milik Raja Xin)
Mendengar itu Chu qi bernafas lega.
"Cepat beri tahu!" Dengan tidak sabar Jendral Huang segera berucap dengan keras.
"Biar saya jelaskan. Yang membeli embun mimpi adalah dayang selir Da Hui Long." Ucap Chu qi dengan suara kecil.
"Apa?! Sayang Selir pertama?" Jendral Huang berteriak kaget.
"Kau tidak salah mengenalinya kan?" Tanya Raja Xin memastikan.
"Saya tidak mungkin salah mengenali yang mulia. Dia benar-benar Dayang pribadi Selir Da Hui Long." Ucapan Chu qi membuat amarah Jendral Huang meledak.
"Raja Xin. Soal penawarnya saya serahkan kepada anda. Saya harus segera kembali ke Huang Fu terlebih dulu." Ucap Jendral Huang yang di angguki Raja Xin.
"Anda tidak perlu khawatir Jendral."
Jendral Huang segera pergi dari sana dengan Qinggong nya.
Raja Xin kembali melihat ke arah Chu qi.
"Cepat keluarkan penawarnya, Raja ini akan membalinya dengan apapun dan berapa pun." Ucap Raja Xin tanpa mengubah ekspresi nya, tetap datar dan dingin.
Aura intimidasi yang selalu di keluarkan Raja membuat Chu qi sesak, tapi untungnya ia tidak sampai pingsan.
"Baik yang mulia." Chu qi mengangguk.
"Guo Feng cepat ambilkan." Titahnya pada Guo Feng yang berdiam di depan pintu sedari tadi.
"Baik tuan."
...🔸️To Be Continued🔸️...
Note 📝:
Qinggong\= ilmu peinga tubuh yang di gunakan pada kultivator, semakin tinggi ilmu Qionggong nya semakin cepat dan lincah gerakannya.
Karena kemarin aku gak up, jadi hari ini aku up double.
Semoga kalian suka yah(. ❛ ᴗ ❛.)
Yang nanya 'Embun Mimpi' itu apa, jadi embun mimpi ini kayak racun yang menyebabkan penderitanya akan mengalami mimpi yang seperti nyata, dan kalau terlena mereka gak akan pernah bangun alias mati.
Kayak ilusi gitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
ciru
cakep. Selir pertama jahat
2023-12-02
0
Kania Rahman
ternyata ulah c selir, sungguh terlalu
2023-06-05
0
Sribundanya Gifran
lanjut thor
2023-06-05
0