Yun Yi pun mulai mengajari Yu Lin dasar-dasar memanah. Dari cara memegang panah dana busurnya, posisi tubuh saat akan menembakkan panah, arah panah dan lainnya.
"Apakah begini?" Tanya Yu Lin mengikuti instruksi dari Yun Yi.
"Luruskan bahunya, lalu kakimu jangan telalu lebar." Jelas Yun Yi, memperbaiki kesalahan Yu Lin.
Dari kejauhan Min An yang melihat interaksi mereka berdua mengepalkan tangannya, entah kenapa dia merasa tidak terima Yun Yi memperlakukan Yu Lin seperti itu.
"Kenapa dengan hatiku?" Tanya Min An pada dirinya sendiri.
Jendral Chao yang melihat Min An terus memperhatikan Yun Yi pun tersenyum.
"Min An Xiăo Jiě, apakah anda ingin bergabung bersama Yun Yi Xiăo Jiě dan Yu Lin Xiăo Jiě?" Tanyanya.
Min An awalnya ingin mengangguk, tapi ia teringat dengan perkataan ibunya, yang melarangnya untuk tidak berdekatan dengan Yun Yi.
"Tidak, siapa juga yang ingin bergabung dengan mereka." Sangkal Min An. Namun, tanpa Min An sadari, sebenarnya ia menghatapkan itu.
"Sudahlah jangan bahas mereka, sekarang kau ajari aku teknik baru saja." Ucap Min An mengalihkan pembicaraan.
Jendral Chao tersenyum, ia mengangguk lalu kembali mengajari Min An.
...> > > ✧✧✧ < < <...
Setelah mengajari Yu Lin, sekarang Yun Yi tengah bersantai di gazebo paviliunnya. Namun tiba-tiba ada suara bising yang berasal dari kamarnya.
Brak
Yun Yi segera berlari ke arah kamarnya. Baru saja masuk, matanya langsung membola. Jendela kamarnya telah rusak, lalu ada jejak darah yang mengarah ke ruang tempat ia mandi.
Yun Yi berjalan mengikuti jejak darah tersebut, jajak itu berhenti di depan bak mandi dengan air berwarna merah.
"Mana oranganya?" Gumam Yun Yi.
Ketika akan berbalik, tiba-tiba tangan nya di tarik oleh tangan seseorang sehingga ia hampir saja terjungkal masuk ke dalam bak.
"Si*lan." Umpat Yun Yi refleks karena kaget.
Yun Yi berbalik dan mendapati laki-laki4 dengan rambut yang sudah basah dan wajah yang pucat.
"Siapa lo?" Teriak Yun Yi. Namun, beberapa saat kemudian dia menyadari bahwa ia salah mengucapkan kata.
"Maksudnya siapa anda?" Tanya Yun Yi lagi, mengoreksi kesalahan kata yang tadi.
Laki-laki di depan Yun Yi tidak menjawab, dia hanya meringis.
"Apakah anda terluka?" Tanya Yun Yi, hati-hati. Yang di balasanggulan dari laki-laki tersebut.
Yun Yi pun berinisiatif membantu laki-laki itu, untuk berdiri. Walaupun hatinya sedikit was-was, takut laki-laki di depannya adalah orang jahat.
Setelah mendudukkan laki-laki itu di kasurnya, Yun Yi berbalik dia pergi ke arah laci kecil dan mencari kotak obat.
"Ayo tunjukkan lukamu." Titah Yun Yi.
Laki-laki itu menuruti Yun Yi dengan diam. Ia membuka satu persatu Hanfunya, dan menampakkan luka yang cukup parah di perut bagian kirinya.
Melihat perut laki-laki di depannya mempunya drlapan buah kotak, Yun Yi agak salah tingkah.
'Bukankah kamu sudah biasa melihatnya Yun Yi.' Gumam Yun Yi di dalam hati.
"Tubuh mu bagus juga." Ucap Yun Yi sambil membersihkan darah du area luka dengan kain basah.
"Feng Jun." Yun Yi menoleh ketika laki-laki itu berucap.
"Ya?" Yun Yi memiringkan kepalanya tidak mengerti.
"Panggil aku Feng Jun." Ralat Feng Jun.
"Baiklah, Shào Yé Feng." Yun Yi mengangguk, mata nya masih fokus ke arah perut Feng Jun, setelah membalut luka tersebut Yun Yi bangkit.
Dia mulai membereskan kembali alat-alat medisnya.
"Nah, karena anda sudah saya tolong, jawab pertanyaan dari saya." Ucap Yun Yi.
"Apa?" Tanya Feng Jun singkat.
"Kenapa kamu bisa berada di Huang Fu ini, dan masuk ke dalam kamar seorang gadis?" Yun Yi menjed ucapannya, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Dan kenapa anda bisa terluka?" Lanjutnya.
"Saya mempunyai kepentingan di Huang Fu ini, lalu saya terluka karena melawat pempunuh bayaran yang berada tak jauh dari kamar mu." Jelas Feng Jun.
"Apakah perkataan anda dapat di percaya?" Tanya Yun Yi, kurang percaya dengan penjelasan yang di berikan Feng Jun.
"Itu terserah, saya tidak masalah jika kamu tidak mempercayainya." Feng Jun menggoyangkan tangannya, tidak peduli dengan pendapat Yun Yi.
Melihat itu Yun Yi hanya bisa mendengus kesal.
"Karena anda sudah selesai saya obati, anda boleh keluar dari kamar saya." Usir Yun Yi secara halus.
Melihat Feng Jun yang tidak bergeming, tidak menggapi perkataannya. Yun Yi semakin di buat jengkel.
"Apakah perlu saya antarkan menuju pintu Feng Jun Shào Yé?" Tanya Yun Yi dengan senyum yang di paksakan.
Feng Jun terkekeh melihat raut wajah Yun Yi yang begitu lucu.
"Baiklah, kalau begitu saya pamit. Jangan merindukan saya." Setelah mengucapkan itu sosok Feng Jun langsung menghilang dari pandangan Yun Yi.
"Teleportasi?!" Yun Yi berucap kaget.
"Apakah laki-laki itu barusan ber-teleportasi?" Gumamnya.
Yun Yi segera berlari keluar, ia mencari-cari keberadaan Lan Mei untuk menanyai-nya tentang teleportasi.
"Lan Mei, Lan Mei." Yun Yi terus berkeliling paviliun.
Lan Mei yang tengah memasaka di dapur yang baru di buat di paviliun Yun Yi pun segera menghampiri asal suara Xiăo Jiě nya.
"Xiăo Jiě, Nubi di sini." Ucapnya ketika sudah melihat punggung Yun Yi.
"Lan Mei, Lan Mei. Aku ingin bertanya tentang teleportasi." Ucap Yun Yi langsung mengutarakan maksud dan tujuannya mencari Lan Mei.
Lan Mei yang baru saja mengatur nafasnya langsung di kagetkan dengan pertanyaan Yun Yi.
"Teleportasi? Xiăo Jiě, bagaimana Xiăo Jiě bisa memikirkan kemampuan itu?" Tanya Yun Yi terheran-heran.
"Tadi aku melihat laki-laki yang ber-teleportasi." Ujar Yun Yi dengan mata berbinar-binar.
"Xiăo Jiě, setau Nubi yang mempunyai kemampuan itu hanya orang yang tingkatan kultivasinya sudah di Ranah Dewa Orde tujuh." Jelas Lan Mei.
"Lalu ada berapa total semua Ranah Kultivasi?" Tanya Yun Yi.
"Biar Nubi jelaskan. Ranah terbagi menjadi yaitu Awal, Prajurit, Jendral, Raja, Kaisar, Dewa, Ilahi dan yang terakhir Ranah Suci. Tapi sangat jarang ada yang mencapai Ranah Suci Xiăo Jiě." Yun Yi mengnggukkan kepalanya.
"Lalu setiap Ranah di bagi menjadi tujuh Orde." Setelah menjelaskan itu, Lan Mei segera menghampiri air yang tersedia di meja depan kamar Yun Yi.
"Terimakasih atas penjelasannya Lan Mei." Yun Yi tersenyum, sepertinya ia mulai paham dengan semua tahap kultivasi yang ada di dunia ini.
"Sama-sama Xiăo Jiě. Nubi hanya menjelaskan apa yang Nubi tau. Jika Xiăo Jiě ingin tau lebih banyak mintalah pada Jendrla besar atau kepada guru Xiăo Jiě." Ucap Lan Mei.
"Hmm, benar juga. Ayah pasti tau lebih banyak tentang kultivasi." Gumam Yun Yi.
"Kalau begitu Lan Mei, kau lanjutkan saja pekerjaan mu. Aku akan pergi ke tempat kerja Ayah untuk bertanya."
Setelah mengucapkan itu, Yun Yi langsung berlari keluar dari paviliunnya. Lan Mei yang melihat itu tersenyum, ia sangat bahagia melihat Nonanya bisa bersikap ceria seperti dulu.
...🔸️To Be Continued🔸️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
ciru
cakep
2023-12-01
1