Ruangan ini mejadi kembali hening setelah Raja Xin berucap.
Yun Yi yang masih mencerna semua ucapan laki-laki yang ada di depannya ini. Sedangkan Raja Xin sedari tadi hanya menatap Yun Yi, mata tajamnya menjadi teduh ketika menatap ke arah Yun Yi.
"Anda tidak berbohong kan?" Tanya Yun Yi, setelah beberapa saat berpikir.
"Tidak, Raja ini tidak suka berbohong." Sahut Raja Xin tanpa mengalihkan pandangannya.
Yun Yi yang terus di tatap merasa agak gugup, "Jangan menatapku terus." Ujar Yun Yi, menghalangi pandangan Raja Xin menggunakan lengan Hanfu nya yang cukup panjang.
Raja Xin tersenyum, dia menurunkan tangan Yun Yi lalu berucap.
"Kau tidak perlu malu."
Mata Yun Yi melotot, "Siapa juga yang malu." Sangkalnya, berbeda dengan pipinya yang memiliki semburat merah.
Raja Xin lagi-lagi terpaku pada Yun Yi, dia mengusap pipi Yun Yi yang tengah blusing itu.
"Menggemaskan." Ucap Raja Xin mencubit pipi Yun Yi.
Yun Yi menepis tangan Raja Xin dari wajahnya.
"Apa yang kau lakukan." Ujar Yun Yi drngan kesal. Yun Yi mengusap pipi nya yang semakin memerah akibat cubitan yang di berikan Raja Xin.
"Aku hanya memegang pipi mu yang memerah, seperi buah Plum." Raja Xin menjeda ucapannya. Ia menunduk, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Yun Yi.
"Aku ingin memakannya." Lanjutnya dengan senyum nakal.
Pipi Yun Yi entah kenapa semakin memerah, dia mendorong wajah Raja Xin agar menjauh dari nya.
"Memangnya pipi ku ini buah?" Ujar Yun Yi kesal.
Setelah Raja Xin kembali berdiri tegak, Yun Yi menyadari sesuatu.
'Apakah Raja Xin mengubah kata Raja ini menjadi aku?' batinnya.
'Dan kenapa saya harus ikut-ikutan.' Yun Yi berteriak di dalam hatinya.
Raja Xin yang melihat Yun Yi yang tiba-tiba menjadi diam, ia pun berucap.
"Yun Yi ada apa dengan mu?" Tanyanya.
Yun Yi mendongak, menatap sepasang mata hitam pekat yang tengah melihat ke arahnya.
"Tidak ada apa-apa." Baru beberapa saat Yun Yi menatap mata itu, ia langsung terpesona.
Mata Raja Xin seolah menampilkan langit helap dengan satu bintang yang begitu terang.
"Kalau begitu, ayo duduk." Ajak Raja Xin.
Yun Yi pun duduk di sebrang Raja Xin, dia menatap kue mawar yang terlihat menggoda yang di simpan di meja.
'kuenya terlihat enak.' batin Yun Yi terus menatap kue mawar itu.
Raja Xin mengambil kue mawar tersebut menggunakan tangan nya sendiri, lalu menyodorkan nya ke arah Yun Yi.
"Jika ingin kamu ingin ini, makanlah."
Sebenarnya Yun Yi ingin menolaknya, tapi ia sangat ingin.
"Jangan khawatir, tangan ku bersih."
"Bukan itu masalahnya." Sangkal Yun Yi.
"Bukankah kamu seorang Raja." Lanjutnya.
"Lalu kenapa jika aku adalah Raja?" Tanya Raja Xin.
Melihat Raja Xin yang tidak paham akan arah pembicaraan nya, Yun Yi menghela nafas pela.
"Sudahlah." Ucap Yun Yi, lalu berniat mengambil kue yang adi di tangan Raja Xin.
Raja Xin menjauhkan tangannya saat Yun Yi akan mengambil kue mawar tersebut.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yun Yi heran sekaligus agak kesal.
"Kau tidak perlu mengotori tangan mu dengan ememegang kue ini. Biar aku saja yang memegangnya." Jelas Raja Xin tidak ingin di bantah.
"Lalu bagaimana aku bisa memakannya jika yang memegang kuenya adalah kau." Yun Yi yang sedari tadi sudah tidak sabar ingin mencoba kue mawar itu, ia kesal karena harus tertunda akibat Raja Xin.
"Tentu saja aku akan menyuapi mu." Ujar Raja Xin dengan menampilkan senyumannya seolah tidak tahu kalau Yun Yi sedang merasa kelas padanya.
Melihat Yun Yi yang hanya terdiam sambil menatap kue mawar yang ada di tangannya Raja Xin pun berbicara,
"Kenapa diam saja? Bukankah kamu ingin mencoba kue mawar ini?" Tanya Raja Xin.
Yun Yi mendongak, "Kenapa anda baik kepada saya?"
Mendengar Yun Yi yang kembali memanggilnya 'anda' bukan 'kamu'. Untuk sesaat senyumnya hilang.
Tapi Raja Xin kembali tersenyum sambil berkata.
"Bukankah kita akan menjadi pasangan nantinya? Jadi tidak apa bukan kalau aku memperlakukan mu seperti ini."
"Memangnya anda tidak keeberatan dengan permintaan yang saya ajukan kemarin?" Tanya Yun Yi heran, dan juga penasaran akan jawaban Raja Xin atas permintaan nya itu.
Raja Xin menggeleng, "Untuk apa aku keberatan."
"Memang sejak awal aku hanya akan menikahi satu orang wanita." Raja Xin kembali berucap setelah menjeda nya beberapa saat.
Yun Yi memicingkan matanya, tidak percaya.
Raja Xin yang melihat itu terkekeh pelan, "Aku tidak berbohong, aku benar-benar hanya akan menikahi satu wanita saja.
"Kau kan Raja, mana mungkin kau hanya akan meipiki satu wanita di sisimu." Yun Yi memalingkan wajahnya ke arah kolam yang berisi ikan.
"Yun Yi." Panggil Raja Xin.
"Ada apa?" Tanya Yun Yi tanpa melihat ke arah Raja Xin.
"Apakah kamu tidak senang akan perjodohan ini?" Pertanyaan dari Raja Xin membuat kepala Yun Yi tertunduk.
Ia pun tidak tau harus bagaimana, jika ia menolak perjodohan ini, Yun Yi takut kalau Jendral Huang akan kecewa. Tapi jika ia menerima perjodohan ini, apakah kehidupannya akan terus di kekang?
"Raja Xin... Aku ingin bertanya." Ucap Yun Yi agak ragu.
"Silahkan."
"Jika aku sudah menjadi wanitamu, apakah aku boleh menjalani keseharian ku seperti yang aku inginkan, tanpa terkekang oleh peraturan-peraturan yang ada?" Raja Xin menatap Yun Yi yang juga tengah menatapnya.
"Kau tidak perlu khawatir tentang itu. Aku tidak akan mengekangmu dengan peraturan istana, kau dapat hidup bebas seperti yang kau inginkan." Jawab Raja Xin, serius.
"Kau harus memegang perkataan mu Raja Xin, jangan sampai kamu mengingkarinya." Ucap Yun Yi, menuntut.
Raja Xin tersenyum, "kamu tidak perlu khawatir." Ucap Raja Xin kembali memanggil Yun Yi dengan kata 'kamu'.
Yun Yi mengangguk, lalu mengambil kue mawar yang tadi di letakkan ke piring oleh Raja Xin, dalam beberapa gigitan kue itu langsung habis.
Raja Xin yang melihat itu membatin, 'Dia benar-benar menggemaskan.'
"Oh ya, aku lupa memberi tahukan nama ku." Raja Xin menjeda ucapannya.
"Nama ku Xin Guang Xiao." Lanjutnya.
Yun Yi menganggukan kepalanya,"Nama yang bagus." Ucapnya.
Raja Xin tersenyum senang, "Terimakasih."
"Sama-sama." Ucap Yun Yi tersenyum karena melihat wajah Raja Xin yang begitu cerah.
"Yun Yi bolehkah aku meminta satu hal?" Tanya Raja Xin.
"Apa itu?"
"Bisakah kamu memanggilku A'Guang¹." Permintaan yang di ajukan oleh Raja Xin membuat Yun Yi terdiam beberapa saat.
"Jika kamu tidak mau, tidak apa-apa." Ucap Raja Xin dengan sedih.
Melihat raut wajah Raja Xin yang nampak sedih, Yun Yi menggeleng panik.
"Tidak-tidak, bukan seperti itu."
"Lalu kenapa?" Tanya Raja Xin. Mata Raja Xin memerah, seakan ia akan menangis sekarang juga.
"Baiklah, baiklah. Aku akan memanggil Mu A'Guang. Jadi janganlah menangis, kau kan Raja." Bukannya membuat Raja Xin tenang, ucapan Yun Yi malah membuat Raja Xin semakin murung.
"Apakah seorang Raja tidak boleh menangis?"
Melihat itu Yun Yi semakin panik.
"Boleh kok, boleh."
Karena Raja Xin tak kunjung tenang, dengan refleks Yun Yi pun memeluk Raja Xin.
Raja Xin yang tiba-tiba di peluk seperti itu, membulatkan matanya kaget. Tapi setelah beberapa saat ia pun membalas pelukan itu dengan sangat erat.
...🔸️To Be Continued🔸️...
Note 📝 :
A'Guang\=A di sini seperti kata er yang di tambahkan di ahir nama seperi "Yi'er", seperti panggilan khusus untuk orang yang di sayangi jika biasanya er untuk perempuan a adalah untuk laki".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-12-01
0
siti fatimah
crazy up thor
2023-05-30
0