Pasar

...▪■▪■▪...

Di perjalanan, Yun Yi memerhatikan sekitarnya dengan seksama, ini pertama kalinya ia keluar dari Huang Fu. Baru saja keluar dari gerbang Yun Yi langsung di suguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Di sepanjang mata memandang, Yun Yi selalu mendapati pohon bunga sakura yang tengah bermekaran.

"Ayah, dari mana Ayah mendapatkan pohon bunga ini?" Tanga Yun Yi dengan mata masih melihat ke arah pohon Sakura.

Kening Yun Yi agak berkerut, heran. 'Bukannya bunga sakura hanya ada di jepang.' Batin Yun Yi.

"Pohon ini Ayah dapatkan dari Ibu-mu. Dia berkata, bahwa pohon bunga ini berasal dari Negara asalnya. Dan namanya pohon bunga sakura." Mendengar penjelasan dari sang Ayah, Yun Yi hanya menganggukan kepalanya.

'itu berarti ibu berasal dari jepang?' batinnya bertanya-tanya.

"Lalu berapa lama untuk kita sampai di negara ibu?" Tanya Yun Yi, penasaran.

Lebih tepatnya penasaran dengan keadaan tempat yang ia tinggali di kehidupan ini, serta bagaimana saja.

"Entah, Ayah pun belum pernah pergi ke Negara ibumu itu." Ucap Jendral Huang, menatap langit cerah dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa?! Ayah belum pernah ke Negara ibu?"

"Lalu bagaimana Ayah bisa bertemu ibu?"

"Lalu bagaimana Ayah bisa menikahi ibu jika Ayah tidak pergi ke Negara ibu?"

Mendengar rentenan pertanyaan dari anaknya Jendral Huang hanya tersenyum kecil. 'Anak kita benar-benar mirip sepertimu Hana-chan' batin Jendral Huang.

"Ayah tidak bisa menjawabnya sekarang, nanti setelah pulang dari pasar Ayah akan menjawab semua pertanyaan-mu." Setelah itu Jendral Huang mempercepat laju kudanya sehingga kini Yun Yi berada di belakang Jendral Huang.

Sesampainya di pasar, Yun Yi segera turun dari kudanya lalu menyerahkannya pada pengawal. Setelah merapihkan pakaian nya Yun Yi segera menyusul sang Ayah yang sudah cukup jauh berjalan.

Yun Yi berlari sambil berucap agak keras "Ayah tunggu."

Jendral Huang yang mendengar suara Yun Yi langsung menghentikan langkahnya, ia menengok ke belakang manatap Yun Yi yang terlihat kesusahan berlari menggunakan hanfu.

"Menggemaskan." Gumam Jendral Huang dengan senyum yang semakin lebar.

"Ayah kenapa malah meninggalkan aku." Gerutu Yun Yi, dia membungkuk seraya memegang kedua lututnya. Yun Yi mencoba mengatur nafasnya suapaya lebih tenang.

Melihat anak perempuannya yang terlihat kelelahan, Jendral Huang pun mengeluarkan air dari balik lengan Hanfu-nya.

"Minumlah." Ucap Jendral Huang menyodorkan sekantung air itu.

"Apa ini?" Tanya Yun Yi setelah menerima benda itu, bentuknya aneh. Yun Yi sampai tidak bisa menebak benda apa itu.

"Itu kantung yang berisi air. Sepertinya kamu membutuhkannya." Jawab Jendral Huang. Ia heran, mengapa Yun Yi tidak mengetahui benda yang di pegangnya. Ah, benar juga, anaknya kan sedang dalam keadaan hilang ingatan.

"Kantung? Isi air?" Gumam Yu Yi, yang masih di dengar Jendral Huang.

Tanpa berpikir panjang Yun Yi langsung meneguk nya.

"Huah... Segarnya." Ujar Yun Yi. Rasa hausnya akibat berlari pun telah hilang.

"Kalau begitu ayo pergi berbelanja." Ajak Jendral Huang mengulurkan tangannya.

Yun Yi menerima uluran itu, lalu mereka mulai berjalan. Jendral Huang mengambil kembali kantung itu lalu memasukannya ke dalam lengan Hanfu.

"Ayah, kemana perginya kantung tadi?" Tanya Yun Yi yang merasa heran dari mana muncul dan menghilang nya benda tadi.

"Tentu saja ke dalam cincin ruang." Jawab Jendral Huang.

Mata Yun Yi berbinar, ternyata cincin ruang yang di tulis di novel benar-benar ada.

"Mau melihatnya?" Tanya Jendral Huang ketika melihat wajah antusias dari Yun Yi.

"Mmm mm." Gumam Yun Yi menganggukan kepalanya beberapa kali.

Jendral Huang sedikit menggulung lengan Hanfu nya, memperlihatkan sebuah cincin giok hijau bercorak Naga dan burung Phoenix.

"Wah... sangat indah." Kagum Yun Yi, cincin itu benar-benar sangat indah. Giok hijau murni yang bercahaya disertai gambar Naga berwarna biru dan Phoenix yang berwarna merah keorenan, sangat cocok dengan kulit Jendral Huang.

"Apakah Yi'er ingin memilikinya?" Tanya Jendral Huang.

"Apakah boleh?" Tanya-nya balik.

"Tentu. Nanti Ayah akan carikan cincin ruang yang cocok denganmu di pelelangan." Jendral Huang tersenyum ketika melihat raut bahagia dari Yun Yi.

Dia benar-benar senang hari ini, bisa menggandeng, mengobrol serta melihat semua tingkah Yun Yi yang baru ia lihat pertama kalinya.Ia menyesal, kenapa tidak sedari dulu ia melakukan ini, kenapa baru sekarang.

Ketika kepala Jendral Huang sedang di penuhi dengan penyesalan, tanpa sadar tangannya terulur mengusap puncuk kepalan Yun Yi dengan lembut.

"Maaf." Ucap Jendral Huang pelan.

Yun Yi yang mendengarnya berkerut heran, "Maaf kenapa Ayah?" Tanya-nya.

"Karena Ayah baru bisa meluangkan waktu Ayah sekarang. Maaf karena Ayah kurang memperhatikan mu dulu. Maaf..." Jendral Huang berucap dengan mata memerah, menahan air mata yang siap meluncur.

'Entah kenapa suasananya menjadi agak...' batin Yun Yi.

Yun Yi menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu meminta maaf, aku tau Ayah pasti banyak hal yang harus di kerjakan. Ayah juga tidak perlu meluangkan waktu untukku. Mulai sekarang biar aku yang meluangkan waktu untuk Ayah." Ucap Yun Yi terbawa suasana.

"Mungkin nanti aku akan memasak makan siang untuk Ayah." Lanjutnya.

"Mmm tapi masak apa ya?" Yun Yi memiringkan kepalanya, dengan jari telunjuk yang berada di dagunya.

Jendral Huang tertawa kecil ketika melihat tingkah laku anaknya. Tangan nya kembali terulur mengusap puncuk kepala Yun Yi.

"Yi'er, kamu benar-benar sangat menggemaskan." Ucap Jendral Huang dengan suara tawa yang semakin kencang.

"Ih... Kenapa Ayah malah tertawa. Bukannya bantu aku untuk memikirkan menu apa yang akan ku masak nanti." Ujar Yun Yi menggembungkan pipinya, kesal.

"Apa saja yang Yi'er masak pasti Ayah akan memakannya." Kata Jendral Huang.

"Baiklah, apa saja. Jangan salahkan  aku kalau masakannya tidak sesuai dengan selera Ayah." Putus Yun Yi.

"Baiklah."

Setelah berdebat kecil, sepasang Ayah dan anak itu kembali melanjutkan langkah nya. Setelah beberapa saat mereka berjalan, mata Yun Yi seketika langsung berbinar. Di depannya banyak sekali kios-kios yang menjual berbagai macam makanan.

"Ayah ayo beli tanghulu." Ajak Yun Yi menunjuk penjual tanghulu yang sedang berkeliling di sekitar jalanan pasar.

Jendral Huang mengangguk lalu ia di tarik cukup keras oleh Yun Yi yang sedang tergesa-gesa menghampiri penjual tanghulu tadi.

Yun Yi langsun membeli tiga tanghulu sekaligus, dan Jendral Huang hanya bisa menurutinya saja. Setelah embeli tanghulu Yue Yin menghampiri penjual kue di sana ia membeli berbagai macam kue.

"Ayah, mau mencoba kue bunga mawar ini? Rasanya enak loh." Tawar Yun Yi.

"Tidak Yi'er saja yang makan." Tolak Jendral Huang secara halus.

"Baiklah." Ucap Yun Yi mengangguk-anggukan kepalanya smbil memakan kue mawarnya.

"Yi'er mari membeli beberapa gaun." Ajak Jendral Huang ketika melihat Yun Yi yang mulai bosan dengan keadaan pasar.

"Baiklah, tapi setelah itu mari pergi ke tempat pembuatan senjata." Ujar Yun Yi ketika teringat dengan tujuannya pergi ke pasar.

"Sesuai keinginanmu Yi'er."

Jendral Huang membawa Yun Yi ke sebuah toko Hanfu yang paling terkenal di Kekaisaran Xi. Memasuki tempat itu Yun Yi  langsung di suguhkan dengan berbagai macam model Hanfu dengan warna yang beragam.

"Yi'er, pergilah memilihin Hanfu yang kau suka." Ucap Jendral Huang.

Yun Yi mengangguk lalu mulai melihat-lihat Koleksi Hanfu yang ada di toko ini. Setelah beberapa saat matanya langsung tertuju pada hanfu berwarna hitam dengan corak burung Phoenix berwarna emas.

"Pelayan tolong bungkus yang ini." Titah Yun Yi pada pegawai toko yang sedari tadi mengikutinya berkeliling.

"Tunggu." Belum sempat sang pelayan berucap, ada sebuah  suara yang menghentikan pelayan itu.

"Hanfu itu akan nona ini beli." Ucap perempuan itu dengan nada sombong.

"Maaf Meng Xiăo Jiě, tapi Huang Xiăo Jiě yang memilihnya terlebih dulu." Ucap pelayan tersebut, mencoba membuat Perempuan yang di panggil Meng itu mengerti.

"Apa kau mencoba menentang ku?!" Tanya Meng Shu Li, marah.

"Bukan seperti itu..."

"Jika bukan, lalu kenapa kamu tidak melakukan perintahku!" Potongnya ganas.

Yun Yi yang mulai jengah, lalu segera maju ke hadapan Meng Shu Li.

"Meng Xiăo Jiě, Hanfu ini saya yang lebih dulu melihatnya dan saya juga yang lebih dulu memesannya. Jadi itu artinya Hanfu ini adalah milik saya." Jelas Yun Yi tenang.

"Siapa kau yang dengan berani memotong pembicaraan nona ini." Meng shu Li mendengus, memandang rendah ke arah Yun Yi.

"Maaf saya telat memperkenalkan diri." Ucap Yun Yi sedikit membungkukakn kepalanya.

"Saya Huang Yun Yi. Putri ke dua di Huang Fu." Lanjutnya memperkenalkan diri.

Setelah mendengar apa yang di ucapkan Yun Yi, orang-orang di sana mulai berbisik.

"Bukan kah banyak yang berkata bahwa ÈrXiăo Jiě dari Huang Fu adalah gadis dengan wajah buruk rupa. Lalu siapa gadis cantik yang mengaku Xiăo Jiě Yun Yi di depan kita ini?"

"Saya juga tidak tahu siapa gadis ini, tapi sepertinya dia benar-benar ÈrXiăo Jiě dari Huang Fu. Lihatlah liontin giok yang dia pakai." Tunjuknya paja liontin yang tergantung di sabuk pinggang Hanfu Yun Yi.

"Ternyata rumor itu bohong, nyatanya ÈrXiăo Jiě dari Huang Fu sangat cantik."

"Benar, ÈrXiăo Jiě dari Huang Fu sangatlah cantik."

Mendengar pujian orang-orang yang bukan di tuju pada-nya, Meng Shu Li marah.

'Harusnya aku yang di beri pujian seperti itu.' batin Meng Shu Li, marah.

Dengan kemarahan di hatinya Meng Shu Li segera mengambil baju itu dari tangan sang pelayan, Karena tak siap akhirnya pelayan itu terjatuh akibat tarikan kuat Meng Shu Li.

Bruk

"Aduh." Ringis sang pelayan.

Yun Yi yang melihat itu segera membantu pelayan itu berdiri.

"Apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya Yun Yi.

"Saya tidak apa-apa Xiăo Jiě."

Setelah membantu pelayan tersebut Yue Yin berbalik ke arah Meng Shu Li yang sedang berjalan ke arah kasir. Merasa tidak terima karena baju yang ia suka di rebut, dengan cepat Yue Yin berjalan ke arah Meng Shu Li. Ia menarik lengan Hanfu Meng Shu Li dengan keras yang membuatnya hampir terjatuh ke belakang.

"Apa-apaan kamu. Berani menarik Hanfu nona ini." Kesal Meng Shu Li.

Dengan marah Meng Shu Li pangsung mendorong Yue Yin dengan kasar, Yue Yin yang di dorong secara tiba-tibapun akhirnya terjatuh.

Bruk

"Yi'er!."

...🔸️To Be Continued🔸️...

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep

2023-12-01

1

Wanda Wanda i

Wanda Wanda i

nah Lo mampus kan

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Xiao Lin
2 TRANSMIGRASI
3 Mamulai Semuanya dari Awal
4 Pasar
5 Dao Xi Ling
6 Kebahagiaan
7 Perjodohan
8 Huang Yu Lin
9 Feng Jun dan Teleportasi
10 Dasar Kultivasi
11 Dasar Kultivasi II
12 Raja Xin
13 Xin Guang Xiao
14 Flashback
15 Flashback ll
16 Sakit
17 Embun Mimpi
18 Chen Lu
19 Si Pembeli
20 Ayah dan Ibu
21 Sadar
22 Satu tempat
23 Sidang
24 Sidang II
25 Mèimèi
26 Karma
27 Bunga Holly Kelabu
28 Perburuan
29 Cincin Ruang
30 Yu Lin bosan
31 Dunia Ruang
32 Memasak
33 Sangat Enak
34 Pengembara
35 Mendengar pikiran orang
36 Ular Spiritual
37 Kereta Kuda dari Sulur
38 Perkara 'Bellali'
39 Menjemput
40 Rindu
41 Jú huā
42 Menemui Calon Guru
43 Spirit Beast
44 Porselen pembuat Tungku
45 Jimat pengumpul Roh
46 Kita?!
47 Gu Mei Lu
48 Calon Kakak Ipar
49 Perburuan
50 Harimau Putih
51 Hewan Kontrak
52 Tingkat Dua
53 Elemen Api
54 Kristal yang terpecah
55 Shi Wen sang Dewi Bencana
56 Yun Yi terluka
57 Kulit Unik milik Yun Yi
58 Mimpi
59 Kucing Putih
60 Bai Mei
61 Perjamuan
62 Putra Mahkota
63 Wang Shu Ren
64 Kudeta
65 Lorong
66 Xiao Sui
67 Siapa dia?
68 Mimpi bukan Mimpi
69 Kabut
70 Cemas
71 Air Mata Roh
72 Cambuk Api
73 Ceroboh
74 Xian Yan
75 Sate
76 Jun Shu Ren bukan Wang Shu Ren
77 Kristal Hati
78 Kau salah memilih orang
79 Familiar
80 Cerita
81 Ruangan Serba putih
82 Jiwa Jelajah
83 Sama
84 Ter-ulang
85 Kau benar-benar An She
86 Pijatan
87 Rumor
88 Bantu bujuk
89 Aku memang menjaganya
90 Jian Yang
91 Keberangkatan
92 Tiga pria
93 Pohon Unik
94 Satu Kamar
95 Sui'er
96 Adik Seperguruan
97 Tantangan
98 Dark Aurora
99 Tengkorak dan Gua
100 Memori
101 Báishé
102 perdebatan
103 Memori II
104 Jianheeng
105 Iris Merah
106 Memori III
107 Balas budi
108 Bunga di dasar laut
109 Suku Duyung
110 Api Biru
111 Reputasi
112 Ladang penuh Herbal
113 Bai Shi
114 Apakah ini adalah aku?
115 Bangkitnya Hei Sui
116 Dewi-ku, selamat datang
117 Gua ular hitam
118 Tamu
119 Gulungan Pemanggil Hewan roh
120 Annchi
121 Tak sadarkan diri
122 Wei Zi
123 Tertidur
124 Tabib Suci, Wen Yun
125 Aura Suci
126 Siapa Pria itu
127 Kultivator bayangan
128 Inti
129 Rakus
130 Energi Naga Biru
131 Naga Kecil
132 Peramal Yin
133 Ramalan
134 Mungkin juga aku akan merindukannya
135 Peringatan
136 Bertemu lagi
137 Berjanji
138 Zhao
139 Tunggu sebentar lagi, A'Jian.
140 Yue Yi? Bukan Ye Lian?
141 Informasi
142 Jangan sampai Dewi-nya marah besar
143 Bangunan
144 Markas
145 Aku ingin mengujinya
146 Bayi di dalam perut
147 Sahabat
148 Merindu
149 Permata Suci
150 Apakah, kamu tidak salah berucap?
151 Fang Yu
152 Hari Ulang tahun pemimpin Klan Naga Biru
153 Esensi Keberadaan yang harus saya hormati
154 Pil Racun
155 Papan undian
156 Fang Yu & Hua Wei
157 Pertandingan dan Kemenangan
158 Membuat Racun
159 Pil darah Yiling
160 Menang
161 Meminta bantuan
162 Ritual
163 Ritual II
164 Kejanggalan
165 'Benda'
166 An She telah sadar
167 Pohon Kejujuran
168 Cairan biru
169 Penawar
170 Huang Fu
171 Mei Yan
172 Ramalan
173 Cara
174 Yang pertama
175 Bagaimana kamu tahu...
176 Kristal Spiritual
177 Zi Lanse
178 Xinxin
179 Hutan Lyong
180 Pria bertudung
181 Fang Hei
182 Kacau
183 Sudah di tentukan
184 Apa caranya?!
185 Kultivasi Jiwa
186 Hutan Elf
187 Yuan Gē, Chuan Gē
188 Roh-roh Pendendam
189 Xin Tian Yu
190 Shen Xi
191 Kesalahan
192 Jamu
193 Haruskah Aku merasa senang?
194 Penyelidikan
195 Kembali
196 Istana
197 Menemui Petapa Suci
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Xiao Lin
2
TRANSMIGRASI
3
Mamulai Semuanya dari Awal
4
Pasar
5
Dao Xi Ling
6
Kebahagiaan
7
Perjodohan
8
Huang Yu Lin
9
Feng Jun dan Teleportasi
10
Dasar Kultivasi
11
Dasar Kultivasi II
12
Raja Xin
13
Xin Guang Xiao
14
Flashback
15
Flashback ll
16
Sakit
17
Embun Mimpi
18
Chen Lu
19
Si Pembeli
20
Ayah dan Ibu
21
Sadar
22
Satu tempat
23
Sidang
24
Sidang II
25
Mèimèi
26
Karma
27
Bunga Holly Kelabu
28
Perburuan
29
Cincin Ruang
30
Yu Lin bosan
31
Dunia Ruang
32
Memasak
33
Sangat Enak
34
Pengembara
35
Mendengar pikiran orang
36
Ular Spiritual
37
Kereta Kuda dari Sulur
38
Perkara 'Bellali'
39
Menjemput
40
Rindu
41
Jú huā
42
Menemui Calon Guru
43
Spirit Beast
44
Porselen pembuat Tungku
45
Jimat pengumpul Roh
46
Kita?!
47
Gu Mei Lu
48
Calon Kakak Ipar
49
Perburuan
50
Harimau Putih
51
Hewan Kontrak
52
Tingkat Dua
53
Elemen Api
54
Kristal yang terpecah
55
Shi Wen sang Dewi Bencana
56
Yun Yi terluka
57
Kulit Unik milik Yun Yi
58
Mimpi
59
Kucing Putih
60
Bai Mei
61
Perjamuan
62
Putra Mahkota
63
Wang Shu Ren
64
Kudeta
65
Lorong
66
Xiao Sui
67
Siapa dia?
68
Mimpi bukan Mimpi
69
Kabut
70
Cemas
71
Air Mata Roh
72
Cambuk Api
73
Ceroboh
74
Xian Yan
75
Sate
76
Jun Shu Ren bukan Wang Shu Ren
77
Kristal Hati
78
Kau salah memilih orang
79
Familiar
80
Cerita
81
Ruangan Serba putih
82
Jiwa Jelajah
83
Sama
84
Ter-ulang
85
Kau benar-benar An She
86
Pijatan
87
Rumor
88
Bantu bujuk
89
Aku memang menjaganya
90
Jian Yang
91
Keberangkatan
92
Tiga pria
93
Pohon Unik
94
Satu Kamar
95
Sui'er
96
Adik Seperguruan
97
Tantangan
98
Dark Aurora
99
Tengkorak dan Gua
100
Memori
101
Báishé
102
perdebatan
103
Memori II
104
Jianheeng
105
Iris Merah
106
Memori III
107
Balas budi
108
Bunga di dasar laut
109
Suku Duyung
110
Api Biru
111
Reputasi
112
Ladang penuh Herbal
113
Bai Shi
114
Apakah ini adalah aku?
115
Bangkitnya Hei Sui
116
Dewi-ku, selamat datang
117
Gua ular hitam
118
Tamu
119
Gulungan Pemanggil Hewan roh
120
Annchi
121
Tak sadarkan diri
122
Wei Zi
123
Tertidur
124
Tabib Suci, Wen Yun
125
Aura Suci
126
Siapa Pria itu
127
Kultivator bayangan
128
Inti
129
Rakus
130
Energi Naga Biru
131
Naga Kecil
132
Peramal Yin
133
Ramalan
134
Mungkin juga aku akan merindukannya
135
Peringatan
136
Bertemu lagi
137
Berjanji
138
Zhao
139
Tunggu sebentar lagi, A'Jian.
140
Yue Yi? Bukan Ye Lian?
141
Informasi
142
Jangan sampai Dewi-nya marah besar
143
Bangunan
144
Markas
145
Aku ingin mengujinya
146
Bayi di dalam perut
147
Sahabat
148
Merindu
149
Permata Suci
150
Apakah, kamu tidak salah berucap?
151
Fang Yu
152
Hari Ulang tahun pemimpin Klan Naga Biru
153
Esensi Keberadaan yang harus saya hormati
154
Pil Racun
155
Papan undian
156
Fang Yu & Hua Wei
157
Pertandingan dan Kemenangan
158
Membuat Racun
159
Pil darah Yiling
160
Menang
161
Meminta bantuan
162
Ritual
163
Ritual II
164
Kejanggalan
165
'Benda'
166
An She telah sadar
167
Pohon Kejujuran
168
Cairan biru
169
Penawar
170
Huang Fu
171
Mei Yan
172
Ramalan
173
Cara
174
Yang pertama
175
Bagaimana kamu tahu...
176
Kristal Spiritual
177
Zi Lanse
178
Xinxin
179
Hutan Lyong
180
Pria bertudung
181
Fang Hei
182
Kacau
183
Sudah di tentukan
184
Apa caranya?!
185
Kultivasi Jiwa
186
Hutan Elf
187
Yuan Gē, Chuan Gē
188
Roh-roh Pendendam
189
Xin Tian Yu
190
Shen Xi
191
Kesalahan
192
Jamu
193
Haruskah Aku merasa senang?
194
Penyelidikan
195
Kembali
196
Istana
197
Menemui Petapa Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!