Setelah keluar dari aula, Yun Yi berjalan dengan tatapan kosong. Di otaknya tengah di penuhi rencana apa saja yang akan ia lakukan jika permintaannya di tolak atau di terima.
"Kalo dianya nerima gimana dong." Gumam Yun Yi, ia menggigi jarinya gelisah.
Semasa hidupnya, Yun Yi belum pernah berdekatan dengan laki-laki, dan sekarang ia malah di jodohkan dengan laki-laki yang tidak Yun Yi kenal, bahkan Yun Yi tidak tahu seperti apa wajahnya. Yun Yi masih ingin hidup bebas tanpa label 'wanita yang sudah punya pasangan'.
Ketika tengah melamun Yun Yi di kagetkan oleh seorang anak kecil, yang berumur sekitar tujuh tahun.
"Belenti." Titah Yu Lin dengan nada khas nya, cadel.
"Kaget gue." Ucap Yun Yi. Untuk kesekian kalinya Yun Yi kembali mengucapkan bahasa dari zamannya, dan tentu saja itu tidak di mengerti oleh Yu Lin.
"JiěJiě Yun Yi bicala apa sih. Yu Lin kan tidak mengelti." Yu Lin cemberut, dia menaruh kedua tangan nya di pinggang.
"JiěJiě Yun Yi bicara yang jelas dong, supaya Yu Lin mengelti JiěJiě bicara apa." Mendengar suara anak kecil di depannya Yun Yi mencoba menahan tawanya.
Dan Yu Lin tahu kalau JiěJiě keduanya ini tengah menahan tawa. Dia semakin cemberut, dengan kesal Yu Lin berucap.
"Kalau ingin meneltawai Yu Lin, silahkan saja, di sini tidak ada yang melalangnya." Setelah Yu Lin mengatakan itu tawa Yun Yi pecah.
"Bocah cadel, hahaha."
"Ih... JiěJiě, sudah Yu Lin katakan. Bicara yang benar, jangan berbucara dengan bahasa asing sepelti itu, Yu Lin kan tidak mengelti." Dengan perasaan dongkol, Yu Lin menghentakkan kaki nya ke tanah. Dia menatap Yun Yi sengit.
Melihat raut wajah Yu Lin yang menggemaskan, tangan Yun Yi mulai gatal. Ia ingin memegang dan mencubit pipi bulat itu.
"Omg, so cute." Pada akhirnya Yun Yi menghampiri Yu Lin dan mencubit pipi nya.
"Lucu banget sih, pipinya juga gede banget. Pengen gigit deh." Mendengar itu mata Yu Lin melotot, dia mendorong Yun Yi dengan sekuat tenaga.
"Tidak boleh, JiěJiě tidak boleh meng-gigit nya." Namun, seberapa kuat pun Yu Lin mendorong Yun Yi, itu tidak berefek apa-apa.
Tawa Yun Yi semakin mengeras, sampai banyak prajurit dan pelayan yang tengah bekerja, langsung berhenti karena tawa Yun Yi.
Ini pertama kalinya bagi mereka mendengar tawa ÈrXiăo Jiě Huang. Ada banyak yang terpesona dengan tawa indahnya.
Yu Lin yang merasa sepertinya JiěJiě nya yang satu ii sangat berbeda, jika JiěJiě nya yang lain sangat lah anggun dan beretiket. Beda halnya dengan Yun Yi, dia sangatlah bebas mengekspresikan diri.
"JiěJiě, sudah belhentilah teltawa." Bujuk Yu Lin yang sudah bosan dengan tawa Yun Yi.
"Huft, baiklah. Aku berhenti." Setelah lelah tertawa akhirnya Yun Yi pun diam, ia mencoba mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan akibat tertawa terlalu lama.
"Ahh, sudah lama sekali aku tidak tertawa lepas seperti tadi." Gumam Yun Yi, menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya.
"Nah, gadis kecil. Ada perlu apa dengan ku? sampai kau mencegat ku di tengah jalan seperti ini."
"Yun Yi JiěJiě, apakah aku bisa menggantikan JiěJiě Min An untuk belajal memanah belsama dengan mu?" Tanya Yu Lin, sekaligus memberitahukan maksud dari kenapa ia menghadang Yun Yi seperti tadi.
Yun Yi menaikkan satu alisnya, dia tersenyum, "Oo, apakah kamu tertarik dengan panah?" Tanya Yun Yi, sepertinya dia mulai menyukai Yu Lin.
Yu Lin mengangguk, lalu berkata, "Benal, aku sangat ingin belajal memanah. Dan aku ingin menjadi pemanah hebat."
"Baiklah, aku akan mengajari mu memanah." Mendengar itu, Yu Lin mengangkat kedua tangan lalu berseru.
"Yey, telimakasih Yun Yi JiěJiě." Yu Lin melompat ke arah Yun Yi. Dia memeluk Yun Yi dengan erat.
Mendapat pelukan tiba-tiba seperti itu, Yun Yi agak kaget. Tapi walau begitu, Yun Yi pun membalas pelukan Yu Lin.
"Tapi ada syaratnya." Ucap Yun Yi melepaskan pelukan Yu Lin.
"Apa itu?"
"Kamu harus mengijinkan ku memanggil mu Lin'er. Bagaimana?" Entah dorongan dari mana Yun Yi bisa menanyakan hal tersebut. Padahal di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah akrab dengan anak kecil.
Karena Xiao Lin yang dulu sangat di takuti oleh anak-anak, jika kalian bertanya apa alasannya? Jawabannya adalah karena Xiao Lin selalu berwajah datar dan dia selalu bersikap tegas pada siapa pun.
Mungkin di kehidupan barunya ini Xiao Lin ingin merasakan bagaimana rasanya mempunyai adik.
Mendengar itu Yu Lin memiringkan kepalanya, "Kenapa halus beltanya, tentu saja boleh. Itu adalah pelmintaan kecil."
"Baiklah. kalau begitu, mulai hari ini aku akan mengajarimu memanah." Ucap Yun Yi, tangannya terulur, ia mengusap puncuk kepala Yu Lin dengan lembut.
"Yun Yi JiěJiě. Apakah boleh, jika kau mau mulai mengajaliku hali ini?" Tanya Yu Lin. Ia menatap Yun Yi penuh harap.
"Hari ini?" Tanya Yun Yi yang di bals anggukkan oleh Yu Lin.
"Hmm, boleh. Kalau begitu, mari kita pergi ke tempat latihan." Ajak Yun Yi, dia pun memegang tangan Yu Lin.
"Mm, ayo." Yu Lin mengangguk dengan semangat.
Mereka berjalan sambil bersenandu ceria, terkadang Yu Lin akan melompat sambil berkata, "Hore!"
sesampainya di tempat latihan, di san sudah ada prajurit yang sedang berlatih, lalu ada juga Jendral Chao yang sedang melatih Min An berpedang.
"JiěJiě ayo kita memilih panah nya tellebih dahulu." Ajak Yu Lin, dia menarik tangan Yun Yi dengan penuh rasa tidak sabar.
Yun Yi mengikuti langkah Yu Lin yang kecil dengan sabar. Setelah Yu Lin mendapatkan panah dan busur yang ia sukai, Yun Yi pun mengambil panah dan busur yang paling dekat dengan dirinya.
"JiěJiě apakah tidak ingin memilih tellebih dahulu? Kenapa langsung mengambil yang dekat saja?" Tanya Yu Lin.
"Tidak apa-apa, hanya sedikit malas saja."
Yu Lin hanya bisa mengangguk kan kepalanya saja.
"Terserah JiěJiě."
"Baiklah, ayo mulai berlatih. Jangan membuang-buang waktu." Ucap Yun Yi, ia mengubah raut wajahnya menjadi tegas.
Yu Lin yang melihat perubahan raut wjah Yun Yi, ia pun mengikuti apa yang di lakukan JiěJiě nya itu. Namun, bukannya terlihat garang ataupun keren, Yu Lin malah terlihat menggemaskan dengan wajahnya yang seperti itu.
Yun Yi yang melihat itu langsung mencubit pipi Yu Lin dengan gemas.
"Lucu banget sih adek aku."
"Aduh, Yun Yi JiěJiě, pipi Yu Lin sakit. JiěJiě menyubitnya terlalu keras." Yu Lin mengaduh merasakan kedua pipi nya berdenyut.
Melihat wajah Yu Lin yang cemberut, Yun Yi kembali ingin mencubit pipi bulatnya. Tapi belum sempat ia memegang pipi Yu Lin. Tangannya terlebih dulu di tepis oleh Yu Lin.
"JiěJiě sudah, jangan menyubitnya lagi. Sakit tahu."
Yun Yi terkekeh, "Baiklah, baiklah. Maafkan aku. Kalau begitu ayo."
...🔸️To Be Continued🔸️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
thor aneh 7 th masih cadel..tp lupanya bisa teriak 'hore' bukan hole/Tongue//Tongue/
2024-03-16
0
queen zy az- zahra
masa umur tujuh tahun masih cadel ngomong nya
2024-03-16
0
ciru
cakeep. jadi ikutan merasa GEMEZZZZZ
2023-12-01
1